PERTEMUAN

71 2 0
                                    

Cinta sejati yang sesungguhnya adalah cinta sepasang manusia yang telah terikrar dalam janji suci pernikahan

          Di lorong kampus yang panjang, diantara dua taman yang mengelilinya, wanita itu bertemu dengan seseorang yang menjadi aktor dalam drama kehidupannya. Pertemuan tak sengaja yang mungkin telah di setting oleh takdir. Entah alur seperti apa yang dibuat untuk cerita kehidupan wanita itu, namun pertemuannya dengan seseorang itu menjadi awal dari kisah hidupnya yang baru.

          Siang itu, wanita itu berjalan lebih cepat dari biasanya, ia membawa setumpuk buku dalam genggamannya. Ia Nampak sedikit berlari menyusuri lorong panjang yang menjadi pemisah antara gedung seni dan gedung sastra. Sesekali wanita itu melihat jam yang ada di lengan kirinya itu. Terlambat! Aku terlambat! Kesal, ia berkata kepada dirinya sendiri untuk bergegas menuju kelas. Saking terburu-burunya, ia tidak melihat seorang pria berjalan dari belokan depan ke arahnya.

Bruak!

           Wanita itu menabrak pria yang ada dihadapannya, saat ia hampir terjatuh, pria itu berhasil menahannya. Semua buku wanita itu jatuh berserakan. Sesaat mereka saling memandang. Namun, wanita itu segera melepaskan diri dan meminta maaf. Lalu ia membereskan semua bukunya yang berserakan tepat dibawahnya.

" Terima kasih atas bantuannya ", kata seorang wanita yang menerima buku dari seorang pria.

" Tidak perlu sungkan, ", jawab pria itu.

" Astagfirullah, hampir lupa. Perkenalkan, saya Azrina Pramesti Wijaya. Panggil saja Ana ", kata wanita itu sambil menelungkupkan kedua tangannya.

" Okay, Ana. Aku Rayhan Tiozou. Blasteran gak jelas yang nyasar di Indonesia ", kata pria itu nyengir sambil garuk-garuk kepala.

" Ah! Terima kasih, Rey ", kata Ana seraya pamit meninggalkan Rayhan.

" Rey? Boleh juga ", sahut pria itu santai dengan mengusap-ngusap dagunya.

          Rayhan menatap Ana begitu lekat, kemudian ia menunduk dan menutup mata. Rayhan berjalan kearah yang berlawanan dengan Ana. Ada perasaan yang berbeda di hatinya dan tak pernah terbayang sebelumnya bahwa perasaan ini akan hadir. Ia merasa pencarian dan penantiannya telah menemukan akhirnya. Ia tak bisa melupakan senyuman wanita itu.

          Disisi lain Ana memikirkan Rayhan, ia tak bisa menghilangkan bayangan Rayhan dari hadapannya. Setiap orang yang lewat begitu mirip dengan Rayhan, itulah pendapat Ana. Ia mengingat betul ketika pria itu mengambil buku yang tak sengaja ia jatuhkan tadi.

" Mahasiswa sastra? ", Tanya Rey tiba-tiba saat menghampiri Ana yang sedang berteduh di bawah pohon.

" Kamu ini, datang tiba-tiba, langsung nanya gitu? Teman aja bukan ", kata Ana cuek.

" Duh, sewot banget. Cantiknya hilang lo kalau ngomong seperti itu ", balas Rey menggoda Ana.

         Ana hanya diam. Ia membuka smartphone yang digenggamnya, sesekali mengetuk layarnya. Ia menyibukkan diri agar tidak diganggu siapapun, termasuk dia.

" Kamu belum jawab pertanyaanku ", lanjut Rey yang duduk di sebelahnya dengan beberapa jarak, sekitar 2-3 meter.

" Kalau aku mahasiswa seni disini ", lanjutnya.

" Mahasiswa manajemen ", jawab Ana yang sibuk dengan smartphone nya.

" Kamu ga salah alamat kan? Ini fakultas seni dan sastra lo. Bukankah fakultasmu ada di barat dari gedung ini? ", Rey nampak terkejut.

" Memangnya kenapa? Gak boleh? ", jawab Ana acuh tak acuh.

" Galak banget! ", celoteh Rey.

              Kejadian itu adalah kenangan terindah bagi mereka berdua. Mungkin awalnya mereka berdua pun tidak menyangka, berawal dari ketidaksengajaan, kemudian berubah menjadi saling kesal, hingga akhirnya... . Tak pernah terkira pertemuan mereka ini adalah awal dari perjalanan cinta yang menjadi alur utama dalam kehidupan mereka selanjutnya. Rayhan adalah mahasiswa jurusan seni semester 7, di Universitas Ranpu. Sedangkan Ana adalah mahasiswa jurusan manajemen semester 5 di Universitas yang sama dengan Rayhan.

Adimarga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang