Setibanya di apartemen, ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran Adi. Tetapi memo yang ditempelnya tadi telah hilang. Ia berpikir mungkin Adi yang mengambilnya, ia ingin mengetuk pintu kamar Adi namun ia urungkan. Ia memutuskan akan mengunjunginya besok pagi saja.
Keesokan harinya, saat Ana akan keluar menemui Adi, ia terkejut melihat Adi berdiri di depan pintu kamarnya,
" Adi? ", kata Ana yang melihat Adi di depan pintu.
" Assalamualaikum, Ana. Bagaimana Final test mu kemarin? ", tanya Adi.
" Wa... Walaikumsalam. Alhamdulillah berjalan lancar. Kamu dari mana saja? Kemarin aku tidak bisa menemuimu sama sekali. Kau bahkan tidak menjawab semua pesanku ", tanya Ana.
" Aku kemarin sedikit melakukan perjalanan. Aku ingin berjalan-jalan sendiri, menikmati setiap sudut kota ini ", kata Adi tersenyum.
" Apakah kamu masih sakit? Apa perlu aku buatkan sup? ", tanya Ana khawatir.
" Aku sudah baikan, Alhamdulillah. Tetapi kalau kau ingin membuatkanku sup, aku akan sangat senang. Aku bahkan tidak percaya kalau kamu bisa memasak ", kata Adi sedikit menggoda Ana.
" Kamu ini ya, gini-gini aku jago memasak. Aku dan mama selalu membuat kue di akhir pekan. Aku akan buktikan kepadamu ", kata Ana yang langsung masuk kekamarnya. Adi hanya bisa tersenyum melihat tingkah Ana.
Setelah menutup pintu, Ana terus saja tersenyum. Ia kesal tapi merasa senang. Ia akan membuat sup terenak sepanjang masa agar Adi percaya kalau dia juga bisa memasak. Saat mempersiapkan bahan-bahan, ia berpikir mengapa ia bisa bersikap demikian. Bukankah ia selalu memikirkan Rey ? Mengapa ia bahkan sampai melupakan Rey ? Namun pikiran-pikiran itu dihiraukan oleh Ana.
Di kamarnya, Adi duduk di kasur kemudian merebahkan tubuhnya. Ia merasa lega karena Ana tidak mencurigainya. Hampir saja ketahuan. Kata Adi dalam hati. Kemudian Adi tertidur.
Ting.. Tong.. Ting.. Tong..
" Assalamualaikum! Adi! "
Ting.. Tong.. Ting.. Tong..
" Waalaikumsalam! ", kata Adi seraya membuka pintu. Ekspresi mengantuk ala Adi menyambut kedatangan Ana.
" Habis tidur? ", tanya Ana sedikit kesal.
" Hoam... Maaf Ana, aku ketiduran. Kamu memasaknya terlalu lama, sih ", kata Adi menggodanya.
Kemudian Ana masuk dan meletakkan semangkuk sup ayam hangat di meja dan menyiapkan nasi untuk Adi. Ana menggerutu karena Adi tidak memujinya atau mendukungnya malah enak-enakan tidur. Adi tersenyum melihat tingkah Ana seperti ini. Ia tidak menyangka bisa melihat sikap Ana yang jujur dengan perasaannya seperti ini. Kemudian Adi duduk di depan meja. Ana meletakkan sepiring nasi di depan Adi dengan enggan dan memintanya untuk segera makan. Adi mencicipi sup ayam ala Ana dan menaruhnya di atas sepiring nasi. Ia makan dengan lahap. Ternyata benar, masakan Ana sangat lezat. Ia begitu menikmati sup ayam ini. Namun ia tidak mengatakan apapun. Ana yang kesal kemudian kembali ke kamarnya. Adi hanya melihatnya dan tidak mengejarnya. Ia begitu ingin menikmati sup ayam yang nikmat ini, ia merasa begitu nostalgia karena cita rasa khas Indonesia inilah yang dirindukannya selama beberapa hari ini.
Ana kembali ke kamarnya dengan kesal, Adi bahkan tidak memujinya sama sekali. Ia bersandar di pintu apartemenya itu.
" Apanya yang baik, yang ada ngeselin banget! Padahal sini sudah sangat khawatir sama situ sampai dibela-belain masak. Kasih lah komentar yang bagus, atau sekadar ucapan thanks. Bikin kesel! ", gerutu Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adimarga Cinta
RomancePertemuan tak terduga antara seorang wanita dengan kakak kelasnya yang mungkin telah di setting oleh takdir. Entah alur seperti apa yang dibuat untuk cerita kehidupan wanita itu, namun pertemuannya dengan kakak kelasnya itu menjadi awal dari kisah h...