Ku tinggalkan kisah cintaku yang misteri di kota yang terkenal dengan tuan misteri
Ia melihat selembar kertas bertuliskan sebuah alamat di daerah baker street
Crawford Street, Taman Hyde, London.
Lalu ia berhenti di sebuah gedung tinggi yang begitu indah, ia membaca
" LONDON DREAM HOUSE ". Inilah tempat yang dimaksud ayah, ia kemudian masuk dan bertanya kepada resepsionis. Kemudian Ana menunjukkan bukti penyewaan dan identitas dirinya. seorang pelayan datang dan mengantarkannya. Ia melihat sekeliling. Apartement ini terlalu bagus dan besar untuk ia tinggali sendiri. Ia selalu tahu bahwa papanya selalu menginginkan yang terbaik untuknya. Tetapi ini nampak agak berlebihan walau ukuran kamarnya tidak sebesar kamar Ana. Kemudian pelayan itu mengantarnya ke ruang 202, ia membukakan pintu untuk Ana dan masuk.
Ruangan dengan nuansa putih dengan beberapa aksen hitam yang sangat tajam dan tampak elegan. Kasur tipe double dengan sebuah sofa yang terletak di belakang jendela. Ada juga satu set meja belajar dan rak buku. Kemudian ia melihat kamar mandi yang terletak di sebelah timur, ia membuka pintunya, ia melihat sebuat bath-ub yang cozzy banget dengan closet dan wastafel yang berdesain senada dengan kamarnya.
" If you want some services you can use phone. There is phone book for services here ", kata pelayan itu menjelaskan.
" Thanks you, Mrs? ", kata Ana yang bingung memanggilnya siapa.
" Mrs. Cornel ", katanya dengan senyum.
" Mrs Cornel, thank you ", kata Ana terseenyum.
Kemudian Mrs.Cornel pamit dan meninggalkannya sendirian. Ana langsung melempar badannya di atas kasur yang tampak nyaman sekali. Ia kemudian menyalakan pendingin ruangan. Ia begitu lelah dengan perjalanan ini. Tanpa disadarinya ia tertidur.
Keesokan harinya, ia segera menuju University of the Arts London untuk melakukan pendaftaran ulang. Ia diberi tahu oleh petugas bahwa kelas akan dimulai dua hari lagi, ia memutuskan untuk memanfaatkan waktu dengan berkeliling London. Mengunjungi tempat-tempat terkenal mulai dari museum Sherlock Holmes di 221B Baker Street, Big Ben London, hingga Buckingham Palace. Ia takkan melewatkan kesempatan yang mungkin takkan bisa didapatkannya lagi setelah kembali ke Indonesia.
...
Tak Terasa 3 bulan telah berlalu dengan cepat, ia begitu menikmati kelas melukisnya disana. Ia bertemu banyak teman baru. Ia juga sudah tidak terlalu memikirkan masalahnya. Suatu hari, Joanna, Abel, Amy, dan Natalie mengajak Ana melancong. Mereka ingin mengajak Ana ke Belanda dan menjelajahi kota-kota disana mumpung mereka ada waktu libur seminggu. Tentu saja Ana tidak akan melewatkan kesempatan ini. Selama itu pula ia sudah tidak pernah menghubungi Rayhan. Namun ia tidak melupakan janjinya kepada Aditama, untuk terus menghubunginya. Selama tiga bulan ini, Ana berusaha sedikit memahami Aditama, minimal sebagai teman.
Setibanya di Belanda, mereka langsung menuju Amsterdam. Mereka sudah tidak sabar untuk menyusuri jalan di Amsterdam yang begitu indah dan menaiki perahu kecil di kanal. Kebetulan sekali sedang ada perayaan atas kemenangan Belanda dalam sepakbola Liga Eropa, jalanan dipenuhi suporter berkostum oranye dan tak luput juga dengan mereka. Mereka semua membeli pernak-pernik selayaknya pendukung tim sepak bola dari Belanda itu. Mereka semua menikmati momen ini. Saat makan di salah satu restoran yang menyajikan makanan halal di salah satu sudut kota di Belanda, Ana tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mirip Rayhan berjalan dari luar restaurant, ia begitu asyik berbincang-bincang dengan temannya.
Trrrtt... trrrtt...
" Assalamualaikum, Ana. Bagaimana kabarmu? ", tanya Adi ketika Ana menjawab telepon dari Adi.
" Waalaikumsalam. Semua berjalan lancar. Saat ini aku sedang berlibur di Amsterdam bersama teman-teman ", jawabnya. Kemudian ia mengaktifkan kamera depannya sehingga ia dan teman-temanya terlihat oleh Adi.
" See? I am trying to enjoy my life, Now ", lanjutnya yang kemudian mengarahkan smartphone nya lagi ke hadapannya.
" Alhamdulillah, aku ikut senang. Baiklah kalau begitu, selamat bersenang-senang. Jangan lupa istirahat dan sholat, ya ", balas Adi. Ia begitu lega mengetahui Ana baik-baik saja. Kemudian Adi mematikan telpon.
" Who is he? ", tanya Abel.
" Is that your boyfriend? ", tanya Joanna.
" No, he is my fiance ", kata Ana jujur dengan wajah datar.
" Wow! I don't believe it that you were enggaged. Congratulations! I hope you are happy with him ", kata Amy.
" By the way, how is he look like? ", tanya Natalie penasaran.
" hmmm... ", kata Ana bingung.
" hmmm.... ", kata mereka menggoda Ana.
" Well, I don't know him so much. I just got to know him and we got engaged ", katanya dengan senyum yang tampak dipaksakan.
" Oh! I think it will be dramatic and so romantic. You and him is met by destiny, isn't it? ", kata Abel yang sedikit alay. Kemudian mereka saling bercerita tentang pengalaman-pengalaman mereka bersama beberapa pria. Ana mendengarnya dengan perasaaan yang bercampur aduk. Ia baru saja menyadari bahwa ia tak mengenali Aditama, seperti apakah dia? Apakah hal yang dibenci atau disuka? Ia bahkan tak mau tahu tentang itu padahal Aditama begitu memperhatikannya. Ia merasa telah menjahati Adi selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adimarga Cinta
RomancePertemuan tak terduga antara seorang wanita dengan kakak kelasnya yang mungkin telah di setting oleh takdir. Entah alur seperti apa yang dibuat untuk cerita kehidupan wanita itu, namun pertemuannya dengan kakak kelasnya itu menjadi awal dari kisah h...