Biarkanlah... Biarkanlah cinta datang karena terbiasa.
Sekembalinya dari Belanda, pikiran Ana kembali dipenuhi oleh Rayhan, Rayhan, dan Rayhan. Baru saja ia berpikir telah berhasil melupakannya. Mengapa dia harus hadir lagi dihadapanku? Ana terus-menerus sedih. Ia mengurung diri di kamar, ia sedang tak berminat untuk melakukan apapun.
Tet... tet... tet...
Bel di apartemennya berbunyi, dengan langkah gontai ia membuka pintu itu. Dan ia sangat terkejut. Ana tak menyangka dengan kehadiran seseorang yang tak terduga ini,
" Adi? ",
" Assalamualaikum. Apakah aku mengejutkanmu? ", tanya Adi.
" Ta... Tapi, bagaimana mungkin? Apakah kamu kesini untuk menyusulku? ", tanya Ana.
" Hahahaha... Maaf ya, Ana. Padahal aku bilang kepadamu kalau aku memercayaimu, tetapi aku salah. Karena aku selalu mengkhwatirkanmu. Makanya aku memutuskan untuk kesini dan bertemu denganmu. Apakah kau tidak senang aku mengunjungimu? ", kata Adi. Ana tak tahu apakah ia harus senang atau marah. Karena tidak ada perasaan apapun dihatinya, ia hanya terkejut.
" T.. Ten.. Tentu saja aku senang. Aku hanya terkejut saja, karena kau tak berkata padaku bahwa kau akan kesini ", kata Ana.
" Aku hanya ingin memberimu kejutan ", kata Adi senang. Kemudian Ana bertanya dimanakah ia tinggal, dan ia akan tinggal di kamar sebelah, 203. Kemudian Ana membantunya beres-beres dan meminta Adi beristirahat. Suatu kebetulan dia bisa memesan kamar 203 yang baru saja kosong beberapa hari yang lalu.
Ana tidak menyangka sama sekali bahwa Adi akan menyusulnya ke London. Perasaannya kalut, apalagi ia baru saja bertemu Rey di Belanda. Ia tidak bisa membohongi perasaannya yang masih memikirkan dan mengkhawatirkan Rey setiap hari. Sejujurnya ia merasa bersalah kepada Adi. Tetapi hatinya menolak untuk melupakan Rey.
" Ana, maukah kau makan malam denganku besok malam? ", ajak Adi kepadaku.
" Tentu saja. Aku akan mengajakmu berkeliling, pemandangan London di malam hari sangat menakjubkan ", kata Ana tersenyum.
Malam yang dijanjikan pun tiba, Adi menjemput Ana di kamarnya. Mereka akan makan di restaurant dekat bigben. Adi sudah memesan tempat untuk mereka berdua. Selama diperjalanan mereka tidak berbicara. Hanya suara angin dan derap langkah kaki yang memecah keheningan mereka. Adi bingung harus memulai pembicaraan yang seperti apa, sedangkan Ana masih sibuk memikirkan Rey. Ia bahkan tidak bisa melupakannya walau sedetik.
" Kau masih memikirkannya? ", tanya Adi.
Ana terkejut mendengar pertanyaan Adi, bagaimana ia bisa tahu? Padahal aku berusaha menutupi itu darinya. Ana hanya terdiam dan mengacuhkan pertanyaan Adi.
" Tidak bisa dijawab, tetapi tergambar jelas di wajahmu. Mungkin ini akan sangat sulit untukku ", kata Adi tersenyum.
" Maaf ", desah Ana sedih.
" Ah! Aku yang salah juga, kita kan mau bersenang-senang. Maaf ya, aku tidak akan bertanya hal-hal seperti itu lagi kepadamu ", kata Adi. kemudian ia melemparkan senyuman terbaiknya kepada Ana. Ana pun berusaha membalasnya dengan senyuman yang dipaksa. Ana hanya tidak ingin melukainya lebih dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adimarga Cinta
RomancePertemuan tak terduga antara seorang wanita dengan kakak kelasnya yang mungkin telah di setting oleh takdir. Entah alur seperti apa yang dibuat untuk cerita kehidupan wanita itu, namun pertemuannya dengan kakak kelasnya itu menjadi awal dari kisah h...