#11

300 71 1
                                    

Dengan susah payah Sehun menggendong Suzy layaknya karung beras sampai ke dalam UKS. Gadis itu tetap kelapa batu, memberontak sepanjang jalan. Tapi untungnya Suzy tidak berteriak yang dapat mengundang orang keluar dari kelas untuk menonton mereka.

Bruk.

Suzy melotot ke arah Sehun yang tengah menyeka keringatnya. Apa itu, ia dijatuhkan dengan tidak elitnya untung saja ranjang itu tidak mengenai lukan nya.

"Yak! Kau benar-benar!" Sentak Suzy.

"Huusstt...!" Sehun meletakkan telunjuknya ke bibir Suzy dengan mata yang menatap tajam. Bagaikan terhipnotis, gadis itu menurut dengan sendiri nya.

"Jangan  bicara. Jangan menatapku seperti itu. Dan belajarlah mengucapkan terimakasih."

Suzy tersadar. Tidak suka kalimat dari Sehun. Lantas menepis jari telunjuk itu. "Tidak akan."

"Kau tahu pabbo? Kau sangat berat. Aku sampai kewalahan membawamu. Cobalah untuk mengurangi lemak di tubuh gemukmu itu."

Apa? Aku berat? Gemuk?

Suzy melotot tidak terima. "Heh vampir, siapa yang menyuruhmu menggendongku eoh? Kau juga tidak sopan mengatakan itu kepada wanita."

Apa dia tidak tahu jika hal itu adalah suatu yang sensitif bagi perempuan. Benar-benar kurang ajar.

"Memang kau itu wanita?" sehun memasang wajah ragunya.

Namun terkekeh dalam hati. Dia sengaja. Entah sejak kapan menggoda Suzy menjadi hobby nya. Jika ditelisik, wajahnya yang memerah karena marah benar-benar cantik.

"Kau..., ah sudahlah, aku lelah." sebalnya.

"Diamlah di situ Paboya. Aku akan mengambil kotak P3K."

Kali ini gadis itu tidak protes. Ia membiarkan Sehun  pergi menuju ruang dokter.

Beruntung kali ini Kim Ji Won sonsengnim, dokter sekolah sedang tidak ada di tempat. Jika ada, mungkin mereka akan kena tegur dan Sehun akan diusir dari ruangan itu karena sempat membuat keributan dan memasuki ruangannya tanpa izin.

Tidak lama Sehun datang dengan kotak putih di tangannya. Disambut dengan tatapan tajam dari Suzy yang masih duduk di pinggir ranjang.

Sehun tersenyum tipis. Ia pun menggeser bangku ke dekat Suzy. Lalu duduk.

"Lepas. Aku bisa sendiri." ujar Suzy sinis.

Suzy mencoba menarik kakinya, namun tangan Sehun lebih kuat menahannya. Sehun meletakkan kaki itu di atas pahanya.

"Aku bisa melakukannya sendiri."

Suzy masih mencoba menolak. Ia mencoba merebut obat merah dari tangan Sehun. Namun, lagi-lagi gagal.

"Diam, atau aku akan menidurimu di sini!" ancam Sehun disertai tatapan tajamnya.

"Dasar gila! Mesum! sangat tidak sopan! Bisa-bisanya dengan enteng bicara sevulgar itu ... Lepaskan kakiku! Aku tidak mau disentuh olehmu!"

Sehun mulai geram. Ia tidak mengerti kenapa sulit sekali membuat yeoja di depannya itu patuh. Sangat keras kepala.

Aku jadi menyesal berbaik hati kepadanya. Sabar Oh Sehun, orang sabar itu ganteng. Batin Sehun miris.

"Oh... Jadi kamu ingin melanjutkan yang tadi pagi. Kita bisa melakukannya di ranjang UKS. Lagi pula di sini sepi. Hanya kita berdua." Ucapa Sehun sedikit menunjukan smirk nya. Bermain-main sedikit tidak masalah bukan. Hitung-hitung memberi pelajaran gadis keras kepala agar tidak semakin keras kepala di masa depan nanti.

Scenario Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang