Tok-tok-tok.
Tiga kali Suzy mengetuk pintu ruang guru yang masih tertutup. Mungkin ini terlalu pagi sehingga pintu itu belum di buka. Sedangkan ia tidak berani membukannya tanpa izin.
Beberapa kali ia terlihat membenarkan posisi tangannya, mengangkat ke atas, atau agak ke bawah. Demi Tuhan, Suzy benar-benar kewalahan membawa tumpukan buku-buku tebal itu. Lebih tepatnya tugas yang di berikan Choi Saem minggu lalu.
Terkadang dia berfikir jika dirinya sangatlah naif. Bila merasa itu berat, bukankah dia bisa menolak. Namun dirinya tidak melakukan itu. Bodohnya ia malah mengiyakan apa yang diminta kepadanya.
Ini sudah cukup lama Suzy menunggu di depan pintu. Wajahnya yang awalnya cerah berubah suram. Ia benar-benar merutuki kebodohannya yang terlalu teladan. Bahkan tidak memberitahu Choi Seam bahwa ia akan memberikan tugas nya hari ini.
"Tahan... Lima menit lagi... Pasti Saem sudah datang." kata Suzy pelan.
Ia mencoba mengontrol dirinya untuk bersabar.
Di waktu yang sama. Dari kejauhan dua orang namja berjalan beriringan ke arah Suzy. Mereka terlihat sesekali mengobrol serius. Hingga di depan ruang guru.
"Annyeonghaseyo... Lee Seam."
Suzy menyapa gurunya dengan membungkukan badan 90° tanpa mengingat ia sedang membawa tumpukan buku-buku tebal di tangannya.
Brak...
Semua buku jatuh kelantai. Beberapa mengenai kaki Lee saem dan namja di sampingnya. Membuat Suzy melotot kaget karena kecerobohonnya. Kebodohan kesekian kali yang ia lakukan.
"Ya Tuhan, Bae Suzy, apa kau masih mengantuk?" tanya Lee saem khawatir.
Sedangkan namja di samping Lee saem tersenyum tipis. Diam-diam bibirnya kembali mengulang nama yang baru saja Lee saem sebutkan. Bae Suzy.
Tanpa babibu Suzy langsung berjongkok dan memunguti buku-buku itu. Namja juga ikut membantunya.
"Gamsahamnida." ucap Suzy kepada namja itu.
"Tidak usah terlalu formal. Kita akan menjadi teman sekelas." balas namja itu.
"Ne?"
Suzy menatapnya bingung. Namun beberapa detik ia pun sadar dengan maksudnya, terlebih melihat seragam yang dikenakannya. Dia murid baru. Pantas saja, tapi, dari mana dia tahu jika kita teman sekelas.
Aneh.
"Yongsohae jusibsio Saem." Ucap Suzy kepada Lee saem, setelah menyadari akan tatapan gurunya.
"Lain kali bersikaplah lebih baik. Jangan ceroboh. Jangan sampai kecerobohan merusak vitra kamu sebagai murid teladan." balas Lee saem.
Suzy pun tersenyum sangat manis kala mendengar ucapan dari gurunya. Dia tahu Lee Seam memperhatikannya meskipun ucapan itu terdengar cukup tajam diucapkan oleh guru ke muridnya. Membuat mata murid baru tersebut terkunci sesaat dengan senyum itu.
"Apa yang kamu bawa itu? Dan mengapa kamu berada di depan ruang Choi Seam?"
"Ah, itu, saya ingin memberikan tugas yang diberikan Choi Seam. Namun beliau sepertinya tidak ada di ruangannya."
Mendengar penjelasan dari murid teladannya membuat Lee Seam menghela napas pelan. Memandang sendu kepada Suzy. Rekannya itu sudah sangat keterlaluan.
"Sekarang saya mengerti mengapa dia mendapat teguran keras."
"Ne?"
"Choi Seam, dia di nonaktifkan selama 4 bulan karena suatu hal. Namun dia pantas mendapatkannya. Dia sudah melakukan hal buruk kepadamu, Suzy. Beruntung pihak yayasan masih memberikan nya kesempatan mengingat dia mengajar dengan baik di kelas. Semoga saja setelah dia kembali, dia bisa menjadi pribadi yang lebih baik." Jelas Lee Seam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario Of Love
Fanfiction(SUDAH DIPERBARUI) Kata orang, jangan menilai seseorang dari cover nya saja, kita tidak tahu ada apa dibalik hatinya, bahkan masa lalunya. Kata orang cinta dan benci itu beda tipis, bahkan tidak bisa dibedakan, jadi hatihati dalam membenci. Bae Suzy...