the same atmosphere

10 2 0
                                    

guitar, Jeno, and rain. exactly, perfect combination

r e m o r se

berdesak-desakan. benar-benar memancing emosi jika sudah begini. volume busnya semakin banyak setiap bus singgah di halte dan untung saja di perjalanan halte dekat sekolah dan rumahku cuma melewati satu halte.

kata bunda ku, hari ini dia tidak bisa menjemputku seperti kemarin. semua karena rapat, rapat, dan rapat. ayah ku? alasannya sama seperti bunda ku. dan berujunglah aku berdesakan di sini.

"pak, pelan-pelan dong," kataku protes kepada pria yang menurutku seumur dengan ayah ku. "udah tau banyak orang malah banyak gerak, dikata bus punya dia apa."

biasanya jarak sekolah dan rumahku tidak sejauh ini. kenapa sore ini jadi jauh? jalannya tambah panjang atau bagaimana?

aku memalingkan pandangan keluar jendela. di luar masih saja hujan, tidak beda dari suasana kemarin. orang-orang yang tadinya berteduh mulai berlarian menuju ke tujuan masing-masing.

suasana hujan begini, mengingatkanku pada suasana halte kemarin, pertama kalinya aku mendapat teman sejak pindah ke sini.

ngomong-ngomong hari ini aku belum ketemu bahkan melihatnya. apa dia tidak masuk?

lagian, bagaimana caranya aku punya teman tapi hanya saling tau nama satu sama lain. tidak saling memiliki nomor dan tau kelas masing-masing. how funny we are.

-

sudah 5 menit sejak aku sampai di rumah, dan aku baru ingat kalau aku melupakan sesuatu. tidak heran lagi, kebiasaan burukku ketika pikiranku sudah dipenuhi hal yang literally tidak penting.

aku lupa membeli kertas HVS, padahal aku harus mencetak hasil laporan kelompok yang sudah ku kerjakan kemarin.

Aletta bodoh.

Aletta pelupa. pft.

kalau aku keluar untuk membelinya sekarang, di luar gerimis. dan sepertinya akan begini sampai larut malam. bahkan mungkin akan turun hujan yang deras.

baiklah. aku keluar saja sekarang. gerimis lebih baik dibanding tidak ikut pelajaran hingga seminggu, kan?

aku mengambil handphoneku sebelum keluar dan menghubungi bunda, takutnya bunda khawatir aku hilang dari rumah.

"halo bunda?" ucapku membuka percakapan dengan bunda di seberang sana.

"ini bunda, Aletta mau keluar dulu, beli kertas buat tugas,"

"ga usah bunda, nyusahin bunda aja kalau singgah buat beli itu doang."

"pake payung kok, tenang aja, bunda. see you."

-

untung saja masih gerimis sampai sekarang. kalau hujan, bisa basah semua kertas yang ada di tanganku sekarang ini.

"hey." aku terperanjat kaget karena kelakuan seseorang yang baru saja menyapa dan menepuk pundak ku ini.

"loh, Jeno?" tanyaku keheranan melihat dia berkeliaran di sini tanpa payung dan keadaan yang agak basah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remorse (/ Jeno featuring Jaemin ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang