"Wuaaah indah sekali pemandangannya!!!!" Jerit seorang namja, itu pasti hoseok pastinya. Ia dan keluarganya sedang berjalan jalan ke pegunungan. Saking senangnya, ia berloncat loncat kegirangan. "Eomma... hoseok lapar.. bagaimana kalau kita makan dulu??" Tanya hoseok pada eommanya dengan manja. Eommanya hanya mengangguk. "Ayo kita makan bersama! Hoseok sudah lapar!" Seru eomma pada dua orang namja, itu adalah saudara angkat hoseok. Ayah hoseok meninggal setelah beberapa tahun menikah dengan eomma.
"Aiiissh! Kenapa sekarang?! Bisakah nanti saja???" Tanya salah satu manja di antara dua orang. Namanya adalah jimin. "Sudahlah. Aku juga lapar jimin." Kata satunya lagi bernama jungkook sambil duduk di samping hoseok. "Terserah deh!" Dengus jimin sambil duduk di sebelah eommanya.
"Eomma membawa sayur kimchi, rasanya sudah pasti enak." Kata eomma sambil meratakan porsi makanan mereka. Hoseok menyuap satu sendok kimchi ke mulutnya. "Eommaaa masakan eomma selalu no. Satu!!" Seru hoseok sambil makan dengan lahap. Eomma hanya tersenyum. "Aku sudah berkali kali mengatakan itu hoseok." Kata eomma sambil mengambil minuman segar di tas perbekalan. Hoseok hanya tersenyum.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan mendaki gunung. Perjalanannya penuh keseruan di antara mereka. Itu karena Hoseok, sosok yang riang di antara mereka. "Jimin hyung, apa hyung suka bunga ruby yang langka itu?" Tanya hoseok di sela sela perjalanan. "Aku tidak pernah tertarik. Itu akan membuatmu dalam berbahaya jika memetik itu." Kata jimin sambil terus berjalan. 'Bahaya? Seperti apa Ya? Ah sudahlah Hoseok, jangan pedulikan.' Batin hoseok sambil terus berjalan dengan riang.
Tanpa mereka sadari, ada sosok menyeramkan sedang mengawasi mereka. 'Yang itu milikku. Kau tak bisa kemana mana.' Batin sosok tersebut dan menghilang entah kemana.
"Jungkook hyung, apa hyung merasa ada yang mengikuti kita?" Tanya hoseok sambil memegang lengannya. "Tidak apa Hoseok,ah ini masih sore pukul 4, tak kan ada yang mengikuti kita." Kata jungkook sambil memegang bahu hoseok, dan mengecup sekilas bibir dan pipi hoseok. Hoseok tersenyum mengangguk riang.
Sesampainya di puncak gunung, mereka berfoto foto sebentar, dan segera turun ke bawah. "Jimin jungkook hyung, kenapa foto fotonya cuman bentar? Apakah tak sebaiknya kita mendirikan tenda di sini saja?" Tanya hoseok sambil memasang wajah menggemaskannya. Jimin dan jungkook saling tatap dan kemudian mereka mencium pipi hoseok. Jimin bagian kanan dan sementara jungkook bagian kiri. Eomma yang melihatnya hanya tersenyum bahagia. "Jika kita menginap disini, berbahaya hoseok." Bisik jungkook di telinga hoseok. "Berbahaya bagaimana? Gak ada apa apa di sini." Kata hoseok sambil memasang wajah cemberut. "Di sini terlalu dingin hoseok." Bisik jimin. Hoseok mengangguk mengerti. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan mereka turun ku gunung.
Setibanya di lereng gunung, mereka mendirikan tenda dan beristirahat. "Eomma hoseok mau cari udara dulu ya." Ijin hoseok di dalam tenda. Eommanya hanya mengangguk tersenyum.
Di depan tenda, hoseok menyalakan api unggun, karena udara gunung sangat dingin. "Wah disini sangat dingin. Kayunya habis. Aku akan mengambil kayu di sebelah tenda." Humam hoseok sambil berjalan ke sebelah tenda untuk mengambil kayu.
Saat akan mengangkat beberapa kayu di sebelah tandanya, hoseok melihat bunga mawar merah menyala bersinar. 'Bunga cantik sekali.' Batin hoseok sambil berjalan mengambil bunga tersebut. Ia melatakkab bunga mawar tersebut di tas tenteng di sebelahnya. Ia berjalan mengambil kembali beberapa kayu yang ia tinggalkan beberapa saat. "Oke, ayo cepat hoseok. Sebelum aku dan yang lain mulai kedinginan." Batin hoseok sambil berbalik kembali ke depan tenda.
Gedubrak! Hoseok menabrak seseorang di depannya tanpa sadar. "Maaf ahjussi. Aku tidak memperhatikan jalan." Kata hoseok sambil membungkuk di hadapannya.
"Berikan aku bunga yang tadi kau ambil." Katanya dengan dingin sambil merulurkan tangan kanannya. Hoseok hanya menuruti permintaan ahjussi tersebut. Tetapi saat akan memberikannya dengan tangan kanan, entah kenapa, leher hoseok terasa panas. "Ahhh." desah hoseok kesakitan. "Apakah panas chagiya?" Tanya ahjussi tersebut sambil menyentuh pelan lehernya. Saat ia menyentuh lehernya, entah kenapa, ada sesuatu yang mengaitkan di lehernya. Hoseok meraba raba lehernya, ada sebuah kalung di lehernya. Hoseok melihat simbolnya. Bunga yang sama ditemukannya tadi.
Hoseok tertegun melihatnya. "Hei, kau sudah mendapatkannya? Bagi dong! Punya mu sangat manis kelihatannya." Kata seseorang di belakang orang yang telah menyentuh lehernya. Ia mendekat ke arah hoseok. Dan memegang dagunya. "Namaku suho, dan dia sehun. Kau sangat manis sekali yaaa." Kata suho sambil mencengkeram lengan hoseok. Hoseok meringis ketakutan saat tangan itu mencengkeram lengannya. "Ini bayaranmu sehun. Semua itu." Kata suho sambil memberikan amplop berisi uang yang sangat banyak. Sehun tersenyum dan dalam sekejapan mata ia menghilang entah kemana. "Kau manis sekali, saat aku melihatmu, semyumanmu mirip dengan matahari yang menyinari hatiku." Kata suho sambil mengelus pipi hoseok dengan sensual. Hoseok hanya merinding melihatnya mengelus pipinya dengan sensual.
"Suho! Jangan kau dekati dia! Dia akan menjadi calon pemimpin kami!" Kata seseorang di belakang suho. Tak hanya Satu, ada dua, itu jimin dan jungkook. "Jangan kau sentuh dia!" Seru jimin sambil mengubah wujudnya menjadi seekor serigala yang kelihatan ganas dan siap menerkam dengan siapa saja. Jungkook menarik lengan hoseok ke depan tenda, tepat di dekat api unggun.
"Hoseok, apa kau baik baik saja? Apakah dia menyakitimu?" Tanya jungkook sambil menyentuh pipi Hoseok dengan perlahan. Hoseok tersenyum. Ia menggeleng pelan sambil memegangi punggung tangan jungkook.
"Hyung, maksudmu apa tadi? Aku adalah calon pemimpin siapa maksudmu? Apakah hyung mengenal orang itu tadi?" Tanya hoseok sambil memegang kedua tangan jungkook untuk menyalurkan kehangatan pada dirinya.
"Kau akan tahu semuanya setelah jimin kembali, kau adalah calon pemimpin alpha, alpha adalah seseorang yang memiliki pribadi ceria sepertinya, tapi di belakang ceriamu, kau adalah sosok yang selalu membunuh vampire yang mengganggu manusia." Jelas jungkook sambil memegang pundak hoseok. Hoseok diam terpaku. "T tapi... bagaimana bisa hyung? Aku adalah orang biasa." Kata hoseok sambil menyenden di bahu jungkook.
Saat jungkook hendak melontarkan penjelasan pada Hoseok, tiba tiba ia kaget dengan sosok yang menatapnya dengan tajam. Jungkook segera bangkit dari duduknya. Ia menghadap suho dengan sengit. "Dimana jimin?! Apakah kau membunuh seorang alpha?! Kau melanggar perjanjian selama ini?!" Seru jungkook dengan eomosi. "Aku tidak akan membunuhnya jika kau menyerahkan padaku namja manis itu." Kata sugi sambil menunjuk hoseok. Hoseok menatap kakaknya dengan penuh kasihan. Penuh luka lebam ditambah lagi, ia tidak sadarkan diri di gendongan suho.
"Kau pikir Kau siapa?! Seenaknya saja memerintah seorang alpha. Kau sangat kurang ajar!!" Seru jungkook sambil bersiap menyerang sugi. "Kalau Kau Tak menyerahkannya padaku, aku akan membunuh dia." Ancam Sugi, hoseok semakin panik mendengar perkataan suho. "Dasar kau kurang ajar!!!!" Seru jungkook sambil memberikan pukulan di pipi suho dengan secepat kilat.
"Jangan lakukan itu! Kau menyiksa dirimu jungkook hyung." Kata hoseok sambil berdiri di tempatnya dengan berlinang air mata. "Jangan sakiti jungkook dan jimin hyung! Kau boleh membawaku pergi." Kata hoseok sambil berjalan beberapa selangkah dan mengangkat kedua tangannya. "Kau tak boleh melakukan itu sebagai seorang pemimpin alpha Hoseok!" Seru jungkook sambil menahan serangannya pada suho. "Aku harus melakukannya, karena aku seorang pemimpin, seorang pemimpin pasti rela melakukan apapun untuk kepentingan lain." Kata hoseok sambil berjalan ke arah suho. Jungkook terpaku mendengar perkataan hoseok. Mengisyaratkan untuk menurunkan jimin dari pundaknya. "Baiklah sesuai kesepakatan, aku tak akan mengganggu mereka, tetapi kau ikut denganku." Kata suho sambil menatap hoseok dengan lamat. Hoseok menghela nafas, ia mengangguk tanda setuju. Suho tersenyum melihat hoseok. Ia mendekatinya, ia memeluk hoseok dan berteleportasi.
Sementara jungkook diam terpaku. Ia membawa jimin ke tenda, dan mengobati lukanya. 'Hoseok mirip ayah saat dulu.' Batin jungkook sambil meneteskan air matanya.
Bersambung....