"Hoseok ayo, sesuai janjiku padamu." Kata zico pada hoseok. "Iya zico, sebentar ya." Kata hoseok sambil merapikan peralatan tulis miliknya. Setelah itu, ia segera keluar kelas karena sudah ditunggu oleh zico di halaman parkir sekolah.
Selama dia berjalan menuju ke halaman parkir, ia diperhatikan oleh para siswi, kemudian mereka saling berbisik bisik. Sudah pasti hoseok sudah terkenal karena wajahnya itu yang sangat menarik perhatian oleh para siswi di sekolah ini.
Setelah sampai di halaman parkiran, ia dapat melihat zico sedang membawa 2 bungkus roti. Dengan segera hoseok menghampirinya.
"Zico! Ayo sekarang jalan!" Ajak hoseok sambil menggandeng tangan zico. "Eh! Sebentar hoseok ah! Aku sudah membelinya. Bagaimana kalau kita makan saja di taman depan sekolah?" Ajak zico. Hoseok hanya mengangguk lucu sambil menggandeng tangan zico menuju ke taman depan sekolah mereka.
'Wajahnya sangat menggemaskan. Aku ingin sekali mengecup pipinya.' Batin zico.
Sesampainya di taman, mereka langsung duduk di salah satu kursi taman. "Ini punya mu hoseok." Kata zico sambil memberikannya pada hoseok. Hoseok tersenyum dan langsung melahap kue yang dijanjikan oleh zico. Yaitu kue roti bakar dan apple cake."RasanyaBenar benar mirip buatan bibi." Kata hoseok sambil melanjutkan makannya. Zico hanya tersenyum sambil melanjutkan makannya dan menatap wajah hoseok yang cerah.
Tak lama kemudian, jatah kue hoseok sudah habis. "Uwaah bener bener rasanya seperti buatan bibiku. Terimakasih zico atas traktirannya." Ucap hoseok sambil mengecup pipi zico. Kemudian hoseok beranjak pergi untuk menuju ke mini market untuk membeli minuman.
'Hoseok terimakasih sudah memberikan ku sebuah kecupan manis. Besok aku akan membalasnya.' Batin zico sambil menyengir senang dan tersenyum miring.
Tak lama kemudian hoseok datang dengan membawa 2 minuman yoghurt dingin. "Zico ini untukmu." Kata hoseok sambil memberikan satu yoghurt rasa vanilla pada zico. "Terimakasih hoseok ah." Kata zico sambil menerima yoghurt dari hoseok. Hoseok hanya mengangguk dan duduk di samping zico.
Tampak hoseok begitu menikmati yoghurtnya. Terbesit ia ingin besok membawa bekal spaghetti saus daging di spesial buatan ibunya. 'Aku akan memintanya nanti. Pasti enak.' Batin hoseok.
"Hoseok ah, bagaimana kalau kita berjalan jalan sebentar. Kemudian kita pulang bersama?" Ajak zico. Hoseok menggeleng pelan. "Tidak perlu, aku membawa mobil sendiri." Kata hoseok sambil berjalan meninggalkan taman tanpa ucapan selamat tinggal.
Di parkiran sekolah, hoseok melihat sekeliling. Sekolah tampak sepi saat ini karena sudah mau sore. " Aku harus cepat cepat pulang sebelum eomma menungguku." Gumam hoseok. Ia membuka pintu mobilnya dan melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Zico menatap mobil hoseok yang melaju dengan kencang. 'Besok kau benar benar akan jadi milikku hoseok ah.' Batin zico. Terlihat ia tersenyum miring dan menyeringai.
Besoknya, hoseok sangat sibuk karena ia mengikuti ekstra dance. Ia menari dengan begitu sangat indah. Tanpa sadar ada seseorang yang memerhatikannya. Ya dia zico. "Zico apakah kau sudah menunggu lama?" Tanya hoseok pada zico. "Tidak terlalu lama. Aku baru sampai disini." Jawab zico. "Baiklah kita pulang bersama oke?" Kata hoseok. Zico hanya mengangguk santai.
Setelah selesai latihan, hoseok merapikan barang barang miliknya. Zico berjalan menuju hoseok. Ia mengunci pintu latihan. "Zico ayo pulang." Ajak hoseok sambil berdiri dan berjalan menuju ke pintu. Tiba tiba tangannya ditarik oleh zico. Kemudian tubuh hoseok di pojokkannya di tembok.
"Mau kemana? Kita bersenang senang dulu yaa." Kata zico sambil mengelus pipi hoseok dengan sensual. "Baumu sangat wangi. Kau membuatku ketagihan." Kata zico. Seketika hoseok merasa merinding mendengar perkataan zico.
Zico memegang dagu hoseok dan menempelkan bibirnya pada bibir hoseok. Ia melumat bibir hoseok dengan pelan. 'Bibirnya sangat manis.' Batin zico. Sementara hoseok hanya merinding tak melawan. Ia menangis sejadi jadinya.
Semakin lama semakin dalam ciuman mereka. Lama lama hoseok merasa tidak bisa bernafas. Ia merasa pasokan udara berkurang. Ia memukul mukul pundak zico sebagai tanda. Zico menurutinya ia melepaskan ciuman mereka. "Saatnya ronde selanjutnya, baby." Kata zico sambil mencium leher hoseok dan memberikan tanda. Tangan kanannya membuka kancing baju hoseok. Hoseok semakin menangis.
Tiba tiba, gerobak! Suara pintu didobrak oleh seseorang. Orang yang mendobrak itu adalah namjoon. "Hoseok itu miliki! Jangan kau sentuh Dia!" Seru namjoon sambil menarik kerah zico. Hoseok mengusap air matanya. Kemudian melihat peralihan mereka. Hoseok duduk di pojok ruangan dan melamun. Ia seperti di dalam drama saja. Cinta segitiga.
"Hoseok apa kau tak apa Apa?" Tanya namjoon sambil mengusap lembut surai hoseok. Hoseok hanya mengangguk. "Hoseok ah, apa kau mau menjadi pacarku?" Tanya namjoon sambil mengecup dahinya.
Hoseok memejamkan matanya. Berpikir sejenak. Kemudian ia mengangguk sambil tersenyum. Namjoon senang melihat jawaban hoseok. "Ayo pulang sebelum sekolah tutup." Kata namjoon sambil menarik tangan hoseok.
Mereka berjalan bersama keluar sekolah. Sementara zico udah jalan duluan dengan babak belur. Hoseok berjalan menuju mobilnya. "Namjoon ah, sebenarnya aku menyukaimu." Bisik jhope. Namjoon hanya tersenyum ia meraup bibir hoseok untuk dilumat. Tapi itu tidak lama, karena mereka harus pulang.
Di hati namjoon dia senang melihat hoseok tertawa bahagia untuknya. Dia senang menjadi penyelamat hoseok dan berakhir mereka pacaran. Ia dan hoseok selalu menghabiskan waktu bersama. Ia merasa sangat bahagia bersama jhope, terlebih lagi saat dia tersenyum.
Tamat