Daripada mendapat tetangga baru, Joshua lebih mengharapkan pindah sekolah. Sekolah adalah neraka baginya. Terlalu banyak kejadian buruk yang ia alami di sana.
Mendapat tetangga baru, malah membuat semuanya semakin memburuk. Memiliki tetangga seperti seorang Lee Dikey, membuat Joshua menderita dua kali lipat. Sedikit keberuntungan, juga ada Dino di sana. Meski masih muda, dua tahun di bawah Joshua, dia sangat baik. Ini pertamakalinya Joshua mendapat teman.
Jika tidak ada Dikey, Joshua dipanggil Dino untuk berkunjung ke rumahnya. Anak itu memang tidak terlalu pandai dalam pelajaran. Sangat jarang masuk peringkat sepuluh besar. Mengetahui kecerdasan Joshua, dia tidak tinggal diam. Dia harus banyak belajar dengan orang yang kini ia anggap sebagai kakak sendiri. Membuang posisi Dikey sejauh-jauhnya.
Mendengar bel berbunyi nyaring, Dino segera meluncur menuruni anak tangga. Membukakan pintu untuk Joshua yang telah ia hubungi lima menit lalu, untuk membantunya mengerjakan tugas sekolah. Dino benci pelajaran sejarah.
"Tugas apa kali ini?" Joshua bertanya. Mengikuti langkah kaki Dino di depan, memimpin perjalanan menuju kamar.
"Sejarah, hyung. Aku benci itu."
Joshua tertawa. Tidak nyaring, namun dapat didengar oleh Dino dengan cukup jelas. "Hyung boleh menertawakanku sekarang. Tapi, bantu aku untuk menyelesaikannya, ya?"
Ia memang tahu bahwa Joshua tidak mungkin menolak permintaan untuk bantuan mengerjakan tugas, seperti sekarang ini. Mungkin, sudah puluhan kali mereka melakukan hal yang sama sejak pertamakali berkenalan dan tahu bahwa Joshua adalah anak emas dari kelas duabelas. Tanpa diwanti-wanti pun, Joshua pasti akan membantunya.
"Ada berapa banyak soal kali ini?"
Dino tidak ingin bercerita bagaimana penderitaannya. Memberikan buku paket miliknya, Dino membuka halaman di mana tugas dari guru super killer, Kim Jungwoo, berada. Joshua harus melihatnya sendiri, tidak perlu mendengar jawaban dari Dino.
"Tigapuluh lima soal?"
"Aku tahu ini gila, hyung. Kau juga tahu bagaimana pak Kim itu sebenarnya."
Yang Dino maksudkan adalah bagaimana sifat pembunuh pak Kim itu jika berada di dalam kelas. Namun, Joshua menafsirkannya lain.
"Tidak," ucapnya lembut. "Justru dengan adanya tugas seperti ini akan membuat para pelajar memiliki alasan untuk belajar."
Sebenarnya, Dino kesal juga. Kenapa Joshua, hyung kesayangannya, malah membela guru mengerikan itu?
⚱️hayun.⚱️
Dikey masih dengan sikap nakal dan jahilnya. Dino masih dengan kelemahannya akan segala hal. Joshua? Semakin pandai namun masih dengan sikap tertutupnya. Joshua hanya terbuka pada Dino.
Semakin dekat dengan Dino, Joshua sudah memiliki ikatan tersendiri dengan keluarga Lee. Pemuda tanggung satu ini sering menjadi sasaran empuk bagi kedua orangtua Dikey dan Dino untuk menjadi pengasuh dadakan anak mereka. Tentu Joshua takkan pernah bisa menolak. Sejahil apa pun Dikey yang ia kenal, laki-laki manis itu tetap saja akan bersikap lembut. Karena memang, Dikey dan Dino sudah ia anggap sebagai adik sendiri.
Kebiasaan Joshua untuk mengajari Dino berhasil menarik perhatian kedua orangtua Lee. Merasa beruntung memiliki tetangga baru seperti keluarga Hong, tentunya.
Semakin lama, semakin dekat. Hingga, mereka memiliki sikap saling tergantung. Terutama hubungan antara Joshua, Dikey dan Dino.
Perlahan, Dikey mulai berhenti mengerjai Joshua berkat kedekatan mereka yang tidak instan. Perlu proses yang cukup lama.
Dikey menyerah untuk membuat Joshua marah. Segala trik ia lakukan untuk mengeluarkan amarah anak tunggal keluarga Hong itu seperti pertamakali mereka bertemu. Saat Joshua memberikan bingkisan sebagai buah tangan dari keluarganya.
Akhirnya Dikey menyerah juga. Kewalahan. Kehabisan cara dan memutuskan untuk pensiun mengerjai Joshua. Memang hanya pada Joshua. Karena, ia masih saja jahil pada adik kecilnya Lee Dino.
Mulai memasuki bangku kuliah, Joshua dan Dikey menimba ilmu di universitas yang sama. Hanya saja, beda jurusan. Joshua mendedikasikan hidupnya untuk program Akuntansi, sedangkan Dikey berada dalam bidang seni.
Sekarang, Dino sudah berada di tingkat akhir bangku Sekolah Menengah Atas, Joshua membantunya tanpa ragu. Dengan satu tujuan; agar Dino diterima dalam universitas yang sama dengan dirinya dan Dikey.
Dikey baru saja pulang dan memasuki rumahnya dengan cucuran keringat yang menetes ke lantai. Bajunya basah. Baru saja selesai latihan basket, persiapan tanding antar fakultas pekan depan.
Aroma kurang sedap yang keluar dari kulitnya sedikit mengganggu penciuman Dino. Namun, Joshua seakan tak terganggu sama sekali.
"Hyung cepat mandi sana, bau!"
Bukannya pergi mandi, Dikey semakin mendekat. Memperhatikan buku yang Dino pelajari.
"Untuk apa kau belajar? Otakmu itu kosong, tidak ada tempat untuk bisa diisi."
"Hyung!" Dino geram.
Termuda itu mengayunkan tangannya, hendak memukul. Namun, ditahan oleh Joshua.
"Jangan seperti itu, Dikey. Kalau Dino diterima, kan, kita bisa berangkat bersama."
Dino mengangguk semangat. "Bagaimana kalau kita mencari kontrakan baru? Kita tinggal di sana bertiga. Pasti menyenangkan!"
⚱️hayun.⚱️
Sebuah komplek perumahan, dihebohkan dengan penemuan mayat pasangan suami istri di dalam rumahnya. Anehnya, anak mereka yang bernama Oh Sungjeong telah menghilang. Tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Terdapat banyak luka sayatan di sekujur tubuh pasangan tersebut. Bahkan pergelangan tangan Tuan Oh terputus. Terpisah dari tubuhnya sejauh lima meter.
Sang istri tak kalah mengenaskan. Belakang kepalanya remuk, seperti telah dihantam dengan benda tumpul. Entah itu sebatang besi atau batubata. Karena benda tajam yang terdapat di sana hanyalah sebuah gunting rumput. Itu pun bersih tanpa noda darah. Otak wanita paruh baya itu terlihat hendak keluar dari sarang.
Dalam sekejab berita mengerikan ini menyebar luas. Rumah di sekitar tempat kejadian, satu persatu mulai kosong. Ditinggalkan oleh penghuninya. Meski dijual murah, tidak ada satu keluarga pun yang nekat, ingin menempati.
Beredar kabar yang semakin mengerikan setelah ada beberapa orang yang memilih nekat dan menempati rumah kosong tepat berhadapan dengan rumah tempat kejadian itu. Tidak dihantui, namun jauh lebih mengerikan lagi. Mereka seolah diteror oleh seorang anak kecil yang diyakini sebagai anak dari pasangan suami-istri yang telah meninggal tersebut.
Rumah tempat kejadian itu cukup besar. Dari luar, nampak bersih dan rapi. Meski tidak ada yang pernah membersihkannya dan telah kosong sejak lebih dari setahun lalu. Namun, bagian dalamnya, aroma anyir darah seakan menjadi pengharum ruangan.
Dalam beberapa kasus, seringkali mereka yang tidak tahu dengan cerita mengerikan di balik rumah itu, akan masuk ke sana karena diundang oleh seorang anak laki-laki yang begitu manis dan menggemaskan. Mereka memasuki rumah itu dengan terkagum-kagum dibuatnya. Begitu bersih. Namun sepi.
Anak laki-laki itu berkata bahwa orangtuanya bekerja dan akan pulang jika sudah larut malam. Jika siang hari, ia akan dititipkan pada tetangga. Sekedar untuk mengawasi apa saja yang dikerjakannya selama tidak ada orangtua.
Namun setelah orang yang berkunjung tersebut keluar dari rumah itu dan menutup pagarnya, jika ia kembali mengintip suasana di balik pagar yang telah ditutup, akan dikejutkan dengan keadaan rumah yang berubah menjadi bak rumah berhantu dalam sekejab. Rumah yang sama sekali tidak terurus dan dipenuhi oleh rerumputan liar. Serta lumut hijau di tembok putihnya. Atapnya tak lagi sempurna, dengan plafon berjatuhan ke lantai.
Lagi dan lagi, anak kecil yang mereka temui tadi diyakini sebagai anak pasangan suami-istri yang telah mati secara misterius tersebut.
TBC
19.08.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayun (✓)
Fanfic[Joshua, DK and Dino Seventeen horror Fanfiction] Joshua, Dikey dan Dino, adalah tiga mahasiswa yang memutuskan untuk mencari kontrakan terdekat dengan kampus mereka. Menemukan satu rumah yang akhirnya menjadi hunian mereka untuk sementara waktu, te...