#7 - Joshua Kenapa?

696 114 72
                                    

Joshua tidak ambil pusing dengan pesawat kertas yang telah ia dapat, sebelum berangkat kuliah tadi. Dilupakan begitu saja, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, secara iseng ia menceritakan hal tersebut pada dua orang penghuni rumah lainnya, Dikey dan Dino.

"Bisa aku melihatnya, hyung?" pinta Dikey.

Berbeda dengan tanggapan Joshua dan Dino, Dikey malah seperti begitu penasaran. Raut wajahnya tiba-tiba saja berubah menjadi serius. Berbanding terbalik dengan Dino yang bahkan sempat tertawa cukup nyaring. Mengatakan bahwa Hayun pasti kesepian dan ingin bermain.

Karena memang blok tempat tinggal mereka begitu sepi. Hanya ada beberapa rumah yang terisi. Itu pun hanya di bagian depan. Tidak seperti rumah mereka yang malah berada di ujung.

"Ahh, maafkan aku. Sudah dibuang saat aku berangkat kuliah tadi." ujar Joshua.

Dikey nampak meringis dibuatnya. Membuat Joshua sedikit khawatir. Kenapa sebuah pesawat kertas dengan tulisan iseng begitu saja bisa membuat Dikey secemas ini?

Joshua pun beberapa kali berusaha menanyakannya. Hal apa yang sudah membuat Dikey bersikap gelisah seperti sekarang. Namun,

"Tidak apa, hyung. Aku memang sedikit berlebihan orangnya." Lalu meneguk segelas air putih miliknya.

Dino mengangguk kuat. "Bahkan saat aku terjatuh dan sedikit luka dibagian lutut, Dikey hyung yang menangis. Karena dia yang membuat aku terjatuh. Padahal aku hanya tertawa."

"Itu karena aku takut pada ayah, bodoh! Aku tidak akan mau mengeluarkan air mataku yang berharga hanya untukmu."

Joshua tahu, Dikey sebenarnya sangat amat menyayangi adiknya. Dia hanya tidak tahu cara mengekspresikannya. Selain itu, Dikey juga begitu lemah jika melihat orang-orang tersayangnya dalam keadaan sulit. Dia memang akan datang dengan sejuta omelan. Namun, selalu berakhir dengan segudang bantuan.

Sering mengerjai Dino? Itu hanyalah tingkah agar sang adik bermain dengannya. Keterlaluan memang, tapi itulah satu-satunya cara agar Dikey bisa mengurangi rasa gengsi yang teramat tinggi.

Diam-diam, Dikey menaruh rasa ketakutannya pada anak yang bernama Hayun. Tetangganya tersebut. Begitu banyak hal yang menjanggal pada anak itu. Semakin lama, kecurigaan Dikey semakin menggunung.

⚱️hayun.️⚱️

Ketiganya kembali masuk ke dalam kamar masing-masing, begitu selesai menyantap makan malam. Joshua sedikit terlambat dari kedua adiknya, untuk membereskan dapur. Dia memang sengaja menyuruh pasangan kakak-beradik itu untuk beranjak pergi terlebih dulu, karena sama-sama memiliki tugas yang akan dikumpulkan besok pagi.

Usai berkutat di dapur, Joshua segera masuk ke dalam kamarnya. Mencuci wajah dan menyikat gigi sebelum tidur, Joshua mematikan lampu dan terduduk di bibir ranjang untuk sejenak. Mengecek ponselnya, melihat notifikasi yang terus masuk.

Sebagian besar adalah notifikasi dari grup chat kampus. Beberapa kelas yang tengah ia ikuti. Serta beberapa orang gadis yang terus menghubunginya, agar bisa saling mengenal.

Mendesah pelan, Joshua mulai merasa matanya begitu berat. Perlahan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Joshua meringkuk. Entah kenapa kamarnya malam ini terasa begitu dingin, padahal di luar tidak ada sepoaian angin sama sekali.

Tanpa sengaja, Joshua seperti baru saja melihat sedikit bayangan hitam melintas di hadapannya. Membuat Joshua penasaran dan takut secara bersamaan. Perlahan namun pasti, ia mulai turun dari ranjang. Mengintip apa yang sudah terjadi di bawah saja.

Hayun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang