"Melihat tawa bahkan sekedar senyummu, adalah hobby baruku"
Lara's POV
"Dadah bang, maaf ya abang jadi telat juga nanti"
"Gapapa, siapin mental buat dapet hukuman ya" ucap Azka menggoda adiknya.
"Abang!" Teriaknya spontan.
"Belajar yang rajin, abang duluan"
"Hmm.. ati ati"
"Aduhh kok gerbangnya udah di tutup sih, fix dapet hukuman nih gue" gumamnya merutuki diri sendiri.
Bremm breemm bremm..
Suara motor membuat Lara menoleh, Lara sedikit bernafas lega karena ada juga yang terlambat, setidaknya ia memiliki teman.
"Lara?"
"Oh kak Devan" ucapnya ketika Devan berhasil melepas helm nya.
"Lo telat juga ternyata? Gue kira anak rajin" sergah Devan.
"Ini pertama kali gue telat" belanya.
"Haha oke oke.. mending sekarang kita kerjasama mikir gimana masuk tanpa dihukum" Tawar Devan.
"Nggak, ngapain capek capek mikir kalo akhirnya gabakal lolos dari hukuman"
"Jangan buat kesimpulan sebelum nyoba"
"Buang buang waktu, gue duluan"
"Yakin mau ngadepin pak kumis?"
"Yakinlah" ucapnya mantap walau ia sedikit ragu terhadap ucapannya.
"Yaudah gue temenin aja deh"
"Katanya mau mikir dulu?"
"Gak jadi"
"Yaudah" Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju gerbang diikuti Devan di belakangnya.
"Motor lo ditinggal?" Baru beberapa langkah Lara membuka suara karena hanya derap langkah yang mengikutinya.
"Iya, gue ambil nan-"
"KALIAN BERDUA TERLAMBAT!" tiba tiba suara bariton mengejutkan mereka berdua tak lain tak bukan ialah Pak Kumis.
"Iya pak maaf" cicit Lara.
"Kenapa kalian terlambat?" Tanya Pak Kumis garang.
"Saya bangun kesiangan pak"
"Kalok saya nemenin dia pak" jawab Devan polos membuat Lara melotot padanya.
"Devan!"
"Ya pak?"
"Kalian ini.." geram Pak Kumis "Devan lari lapangan belakang lima belas kali dan kamu sepuluh kali" sambungnya.
"Sepuluh? Pak lapangan belakang itu luas banget" protes Lara
"Mau saya tambah atau laksanakan sekarang?"
"Udah gausah protes makin gawat ntar" bisik Devan.
"Siapa yang suruh bisik bisik?!" Bentak Pak Kumis.
"Maaf pak, kami permisi" pamit Devan dengan menarik lengan Lara, menuju lapangan belakang
"Marah marah mulu tiap hari, darah tinggi baru tau rasa" omel Lara.
"Dosa loh ngomongin guru"
"Gue gak ngomongin, gila apa lari sepuluh kali di lapangan segede itu, coba aja dia yang disuruh lari" ucap Lara bersungut sungut.
Devan hanya tersenyum melihat gadis di sampingnya ngomel, menurutnya Lara menjadi lebih imut ketika kesal ataupun ngomel tak jelas.
***
"Akhirnyaa.. huaa capek banget" keluhnya pada diri sendiri "dimana juga itu kakak kelas nyebellin main kabur kabur aja, gosip dia dingin kek es batu mah gaada benernya sama sekali, gila kayak gitu orangnya" omelnya sambil mengibas-ngibaskan telapak tangannya, berharap sedikit angin menerpa wajahnya yang bercucuran keringat.
"Siapa yang gila?" Tiba tiba suara berat yang telah dikenalinya membuat Lara menoleh ke sumber suara.
"Eh-enggak kok" gagap Lara.
"Haha gak usah gugup, nih minum.." titah Devan sambil memberi sebotol air mineral.
"Hmm.. makasih" cicit Lara sembari meraih botol yang diberi Devan kemudian meneguknya hingga sisa seperempat.
Lara yang merasa kegiatannya di awasi oleh Devan akhirnya pun buka suara
"Kenapa liat-liat? Jangan kaya orang gila deh senyum sendiri"
"Kan senyum sama lo"
"Oh"
"Irit ngomong banget sih"
"Iya biar gak boros duit" jawab Lara asal.
"Calon idaman nih, bisa hemat uang belanja hahaha.." tawa Devan pecah.
"Gak lucu sama sekali! Kata orang orang kakak itu irit bicara, dingin, tapi kok nyatanya enggak sama sekali ya?" Tanya Lara penasaran.
"Oh ya?" Jawab Devan dengan senyum tipis, namun sangat menawan, tak ingkar, Lara pun terpana dengan senyuman itu, namun ia berusaha menyembunyikan hal itu.
"Iya" balasnya dengan senyum yang tak kalah menawan.
"Seiring berjalannya waktu, lo akan tau sendiri"
"Maksudnya?"
"Jangan lola deh Ra. Udah sana masuk kelas"
"Oh iya, aku duluan ya" pamitnya kemudian bangkit.
"Aku anter ya?"
"Apaan sih nggak mau, cuma disitu dan kalo ketauan fans kakak aku bisa dicincang"
"Tenang koridor udah sepi dan gaada penolakan, oke?"
"Terserahlah"
----------------------------------
Author balik guyssss😅😅mohon maaf sebesar sebesarnya ya update nya sungguh sangat lama sekali dikarenakan ada kendala tertentu hehe.. dimaafin yaa.. kan kalian baik?😉
Happy Reading! Tinggalkan jejak kalian 😉 salam sayang dari author ter-nyebelin😚❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionMasalalu yang masih menghantui, yang membuatnya trauma untuk tersakiti lagi, dengan alasan yang sama. Tunggu saja apakah waktu mengizinkannya membuka hati kembali atau tidak.