01.2

867 33 5
                                    

Hari sudah semakin larut, dan Adonis menutup buku tulisnya. Ia baru saja menyelesaikan pr nya, dan tubuhnya terasa sangat letih karena jadwal hari ini sangat padat. Ia merebahkan dirinya ke kasur sambil menatap keluar cendela, hari sudah gelap dan bintang-bintang bersinar dengan terangnya. Kilauan yang sangat indah, itu mengingatkannya pada senyuman Mitsuru yang begitu terang. Pikirannya kembali melayang, dan ia teringat kejadian tadi sore.

Sore tadi, setelah puas menangis, Mitsuru akhirnya tertidur dipelukan Adonis. Karena tahu kalau kouhainya itu sedang kelelahan, akhirnya Adonis memutuskan untuk menggendongnya pulang. Adonis mengangkat tubuhnya dengan perlahan, dan menata tubuh kouhainya itu dipunggungnya. Ia mengantarnya sampai kerumahnya, dan menyerahkannya pada ibu Mitsuru yang terlihat sedang menunggu anaknya di teras rumahnya. Setelah mengantarkan Mitsuru, ia memutuskan untuk langsung pulang.

'Ping...!' ponsel Adonis berbunyi, lalu bergetar dengan kencang.

Karena berlarut-larut melamun, Adonis tak sadar kalau ponselnya bergetar. Adonis segera menyambar ponselnya yang tergeletak di samping bantalnya, ia melihat ke layar dan mendapati Arashi sedang menelponnya.

"Halo....... Adonis chan?" ucap Arashi.

"Iya, ada apa Narukami?"

"Maaf menggangu waktumu istirahat. Aku ingin menanyakan bagiman hasil tes Mitsuru-chan tadi sore. Aku sudah beberapa kali menelponnya, namun ia tak kunjung mengangkatnya. Dan karena suatu hal, aku jadi teringat padamu. Kau ikut dengannya saat ia tes tadi kan? Jadi bagaimana hasilnya?" tanya Arashi langsung pada intinya.

"Kenapa kau ingin tahu hasil tesnya?" tanya Adonis balik.

"Ah.... ayolah Adonis-chan. Bukannya aku penasaran. Kau tahu sendiri kan aku harus melengkapi formulir ini, dan ternyata dead linenya itu besok pagi karena turnamennya dimulai lusa besok. Aku sedikit kaget, jadi aku menelpon Mama dan memarahinya habis-habisan. Seharusnya ia memberitahuku detail waktunya. Uh.... sungguh merepotkan" keluhnya kesal.

"Oh.... itu cukup merepotkan juga ya!" ucap Adonis lirih.

"Aku membutuhkan hasil tes Mitsuru-chan untuk melengkapi formulir ini, jadi kau bisa membantuku kan?" pinta Arashi sekali lagi.

"Baiklah........ tapi maukah kau membantuku juga, Narukami!"

"Tentu saja, memangnya ada apa Adonis-chan? Suaramu menjadi lirih, sepertinya ini menyangkut hal yang agak berat!"

"Tidak juga!" jawab Adonis sambil mengeleng-gelengkan kepalanya, "Tadi Sore, Mitsuru menangis. Ia sedih lantaran hasil tesnya tidak sesuai dengan harapannya. Ia berharap untuk menjadi seorang Alpha karena jantan atau apalah itu....... namun karena tes menunjukkan kalau ia seorang Omega, ia tak terima dan menangis tak henti-henti di pelukanku."

"Ah....... begitukah........" jawab Arashi lirih, ia sedikit prihatin. "Memang cukup berat untuk menerima kalau kita adalah seorang Omega, karena penindasan yang diberikan masyarakat sungguh luar biasa. Apalagi seorang anak polos seperti Mitsuru-chan, ia tak akan bisa menerimanya semudah itu!"

"Jadi, aku ingin meminta bantuanmu. Kau juga seorang Omega juga kan, Narukami? Bisakah kau menghiburnya. Aku yakin komukasi antara Omega dan Omega akan sedikit merubah suasana. Tolong beri tahu kalau mejadi Omega bukanlah sesuatu yang buruk! Kau sudah menjalaninya selama bertahun-tahun bukan? Jadi aku berharap kau tahu cara mengubah pikirannya!"

"Tentu saja, akan aku usahakan! Aku tak ingin Mitsuru-chan berlarut-larut dalam kesedihannya. Ini jadi mengingatkan pada diriku yang dulu. Dulu aku menangis dan mengurung diri di kamar selama beberapa hari, saat aku tahu kalau aku seorang Omega. Aku takut lantaran aku akan jadi bual-bualan semua orang. Namun ibuku yang juga seorang Omega datang, ia menenagkanku dan memberitahuku kalau menjadi seorang Omega tidaklah seburuk itu."

Omegaverse Ensemble StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang