Destroy

873 115 0
                                    

Enjoy and Happy reading

Semua anak-anak yang belum mencapai finish harus meraskan dihukum oleh Hanna dan Sebastian dengan sadis. Ciel hanya menatap hal itu agak bergidik ngeri dan iba karena mereka tidak bersalah dalam inteks berbeda.
"Karena kalian tidak berhasil kalian akan kami hukum terutama yang memanggilku om aku masih muda asalkan kalian tau itu, kalian ini yang lebih tua dari Ciel-kun kalian sudah 100 tahun lebih dia masih 12 atau 13 tahun. Cih, dasar para akuma muda yang payah bayi saja bisa apalagi kalian" kata Sebastian masih kesal.

"Benar, Ciel selamat selama sebulan kedepan kamu akan dilatih oleh Sebastian dan mendapatkan latihan khusus untuk akuma muda. Kalian yang kalah lari lapangan sebanyak 300 putaran dan melompat sebanyak 6 kali mengelilingi lapangan !"perintah Hanna membuat membuat para akuma muda menelan ludah susah payah, dengan enggan para akumu muda berlari kecuali Ciel yang hanya mengelus dadanya pelan.
'Untung aku bisa mendapat kesempatan kalau tidak aku akan mati aku tidak mau' batin Ciel melihat penderitaan para murid yang lain.

"Phantomhive aku harap kamu tidak terlambat hari minggu atau kamu akan mendapatkan akibatnya nanti Ciel"bisik Sebastian mendekati telinga Ciel, Ciel hanya mengangguk pelan
'Aku benci dia dari awal' batin Ciel langsung mendapatkan sentilan didahinya oleh Sebastian.
"Hei ! Sakit tau dasar bodoh"seru Ciel lalu memengang dahinya yang memerah.

"Kamu bilang apa Ciel ?"tanya Hanna membuat Ciel dengan cepat menggeleng kepalanya cepat.
"Tidak ada Hanna-sensei, aku hanya sedikit kesal dengan nyamuk yang mengigitku"kata Ciel pelan, Hanna hanya mengangguk lalu memperhatikan para akuma muda yang masih berlari dengan Sebatian dibelakang mereka dengan seringai diwajahnya.

"Hanna-sensei apa menurutmu kalau shinigami dan akuma dapat bersatu ?"tanya Ciel tiba-tiba membuat Hanna sebelah menaikkan alisnya bingung dengan pertanyaan Ciel yang menurutnya tidak masuk akal.
"Tidak mungkin, itu sama saja kamu menyuruh malaikat dan iblis untuk menikah dan memiliki anak. Ciel energi mereka sangat bertolak belaka kalau itu memang ada pasti para tetua akan membawa anak itu untuk dijadikan senjata, dan dipisahkan dari kedua orang tuanya ditambah ia akan dilatih menjadi senjata tanpa emosi dengan pelatihan pertama dia akan disuruh membunuh salah satu orang tuanya, orang tua yang harus sangat ia sayangi" kata Hanna membuat Ciel terdiam kaku.

"Aku mengerti, aku belum pernah belajar senjata kecuali panah dan senapan bisa Hanna-sensei ajari aku ilmu berpedang ?"tanya Ciel ragu dijawab anggukan singkat oleh Hanna.
"Aku mengerti. Jangan lupa pulang sekolah kamu harus kemari lagi untuk tambahan 3 jam pelajaran dan bonus pelajaran tambahan oleh Michaelis" kata Hanna membaut Ciel hanya menganggukkan kepalanya lesu.
"Baik Hanna-sensei" jawab Ciel dengan lemas.

Skip time

Tidak terasa sudah saatnya pulang sekolah dan kembali ke asrama masing-masing. Ciel yang masih ada tambahan harus kembali ke tempat pelatihan khusus akuma.
"Aku harus bersemangat belajar !"gumam Ciel dengan mengepalkan tanganya dan mengangkatnya tinggi.
"Semangat yang bagus Ciel" kata orang dibelakang Ciel, Ciel terkejut lalu menoleh terlihat Sebastian tersenyum pada Ciel.
"Selamat yah sekarang aku akan melatihmu selama 4 jam karena Hanna-sensei ada urusan mendadak"kata Sebastian membuat Ciel mengangguk kaku.

"Jangan mengecewakan aku Ciel Phantomhive"

Cup

Kata Sebastian lalu mengecup bibir Ciel singkat wajah Ciel tidak lama kemudian memerah.
"A-apa yang kamu la-laku-kan !"seru Ciel salah tingkah lalu menendang kaki Sebastian dengan sekeras-kerasnya.
"Tidak sakit lebih baik kita cepat atau kau tidak akan kembali ke kamar asrama kita"kata Sebastian dengan wajah horor mebuat Ciel langsung kaku.
"I-iya" kata Ciel.

Selama pelajaran tambahan khusus Sebastian mengajari Ciel cara berpedang dan mengasah kemampuan memanah dan menembak Ciel sesekali Sebastian mencuri kecupan dari bibir Ciel.
"Kau salah dan mengayunkan pedang itu"

Ctak

Kata Sebastian lalu menyambit paha Ciel dengan rotan yang entah didapatkan dari mana.
"Ittai" ringis Ciel lalu mencoba mengayunkannya kembali.

Ctak

" terlalu membosankan bisakah kau dengan serius Ciel Phantomhive ?"ejek Sebastian kesal dan menyabit lagi Ciel dengan keras hingga muncul tanda-tanda merah pancang ditangan, kaki, dan sedikit didaerah leher.
"Serius atau nanti bukan rotan melainkan pisau-pisau kesayanganku ini" ancam Sebastian mengeluarkan pisau kecil dari saku jas seragamnya.
Ciel mencoba berkali-kali tapi gagal kembali hingga Ciel menerawang sesuatu dan tersentak.

"Maaf boleh saja memilih pedang untuk latihannya karena menurutku pedang ini terlalu berat dan besar untuk ku" kata Ciel pelanSebastian hanya terdiam lalu mengangguk beberapa saat kemudian Ciel melihat semua pedang khusus latihan dan sesekali mengayunkan dan menaruhnya kembali karena tidak cocok hingga dipedang terakhir Ciel mengambilnya dan menganyun kannya pelan.
"Aku akan memakai pedang ini"kata Ciel sambil mengankat pedang yang panjangnya sekitar 30 cm, dan lebarnya 5 cm terdapat ukiran sedikit.
"Kamu yakin ?"tanya Sebastian dijawab anggukan mantap Ciel.

Ciel mencoba gerakan awal pedang yang diajari oleh Sebastian walaupun tidak sempurna itu sudah cukup memuaskan dan lumayan untuk pemula.

Tbc

Sudah lihat jadwal update ? Makasoh yang masih setia baca

My SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang