prolog

84 9 3
                                    

"Tunggu!!" Teriak seorang gadis yg kini tengah berlari mengejar seseorang yg telah berlari jauh darinya.

Nafas gadis itu terengah engah, ia berhenti berlari sejenak. Ia sangat lelah sekarang namun ia jga sangat penasaran dengan lelaki yg menjauh itu. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke depan untuk melihat lelaki itu, tpi nihil. Ia menghela nafasnya melihat lelaki itu telah hilang dari pandangannya. Lelaki itu telah pergi lgi, untuk yg kesekian kalinya.

Arin sangat penasaran dengan lelaki yg selalu menaruh bekal makan siang dan note di dalam lokernya. Ya nama gadis itu adalah Rigel Katharine Dangelo, atau yg biasa dipanggil Arin. Sudah berkali kali Arin memergoki lelaki itu sedang menaruh bekal makan siang dan note di lokernya, namun berkali kali pula lelaki itu berhasil kabur dari kejarannya.

Tak heran jika lelaki itu selalu bisa kabur, tubuh pendek Arin mana mungkin bisa mengejar lelaki yg memiliki tinggi badan yg kontras dengan tinggi badan Arin. Bahkan mungkin tinggi Arin hanya sebatas leher lelaki itu. Arin kembali ke lokernya dan melihat note yg ada di atas kotak bekal makan siang itu.


Jgn lupa makan bekalnya. Gue udah buatin itu khusus buat lo, jdi jgn di buang. Smg lo suka sama masakan gue.
Oh iya, jgn cari tau siapa gue dan gk usah ngejar gue, karna itu percuma.. lo tuh pendek jdi gk usah berharap bisa lari buat ngejar gue.. lagian lo jga bkl tau siapa gue kalo gue udah siap nemuin lo
-A-


Lgi lgi hanya ada inisial nama lelaki itu di note, tak ada hal yg bisa membuat Arin tau siapa lelaki itu. Dengan langkah berat Arin meninggalkan lokernya dan pergi ke kelas. Sampai di kelas ia melihat kelasnya masih kosong. Arin melirik sebentar ke arah jam tangan warna biru dongker di tangannya. Sekarang masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Memangnya siapa jga yg mau datang ke sekolah jam setengah 6 pagi.

Kalau bukan karena penasaran dengan lelaki itu pasti Arin tak akan mau datang sepagi ini ke sekolah. Namun datang pagi pun keberuntungan masih jga belum memihaknya, buktinya walau ia melihat lelaki itu tpi ia tak bisa menangkapnya.

Yg Arin tau hanya lelaki itu selalu memakai hoodie warna hitam saat menaruh bekal makan siang dan note di lokernya. Sebenarnya ia jga penasaran kenapa lelaki itu bisa membuka lokernya, padahal yg punya kuncinya hanya dirinya saja dan pihak sekolah. Pasti dia nyuri kunci loker gue dari ruang sekretariat, pikir Arin.

ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang