Hari ini semestinya aku menyiapkan sahur untuk suamiku, tetapi kondisi kesehatanku tidak memungkinkanku untuk bangun saat saat ini. badanku terasa berat dan udara disekitarku terasa dingin.
Aku hanya membangunkan Fauzan dan meminta maaf karena tidak bisa ikut sahur dengannya.
" sebaiknya kamu tidak usah puasa hari ini. Dan jangan merasa bersalah karena kamu tidak melayaniku sahur kali ini."
" abi, maaf yah... Insha Allah besok aku sudah baikan kok."
" iya. Aku sahur dulu yah. Kamu istirahat aja." Fauzan bangkit dan meninggalkanku tuk kembali tidur.
maaf Zan. Ya Allah, ini memang bukan kali pertamaku untuk tidak melayani suamiku karena sakit. Tapi tetap saja, aku sebagai istri merasa bersalah padanya. Ampuni hamba Ya Allah...
Do'aku dalam hati.
####
Pagi pun datang, demamku bukannya reda malah tambah demam.
"sayang, kita ke rumah sakit yuk. aku takut kalau terjadi apa-apa sama kamu." Fauzan datang dari luar.
" aku hanya demam biasa abi. Tiga hari kemudian juga bakalan sembuh. Ntar sore deh... Kalau misalnya aku tidak bisa bangun, baru aku mau ke rumah sakit."
Fauzan menghela nafas berat "aku tidak mau kamu menolak umi."
Aku tidak bisa menolak apa kata Fauzan, akhirnya aku mengangguk lemah dan meminta Fauzan untuk keluar karena aku mau ganti baju.
Dengan susah payah aku turun dari tempat tidur dan mengambil gamis asal, karena fikirku hanya sebentar.
#####
Jalan ke rumah sakit pagi ini menurutku cukup lengang, mungkin para pekerja berangkatnya sesudah subuh, jadinya lengang.
" maaf yah bi.... Jadi ngerepotin."
Fauzan hanya tersenyum sesaat. Ya Allah, izinkan hamba menatap wajah teduh di sampingku ini, hamba merasa belum siap Kau panggil saat ini.
" aku ganteng yah?."
" narsis banget."
" udah sampai. Yuk turun."
Saat aku membuka pintu mobil, aku malah jatuh dan tiba-tiba jadi gelap.
####
waktu sudah siang, dan aku terbangun karena suara seseorang mengetuk pintu.
Nernyata Michi, dan dia datang sendiri.
" assalamualaikum Ri."
" waalaikumsalam Chi."
Michi sebelum duduk dia mengecek keadaanku dulu.
Mulai hari tetesan infuse, caraku bernafas, hingga denyut nadiku.
" udah mendingan?."
Aku hanya mungangguk.
" aduh bu suster perhatian banget."
" biasa aja. Pojang mana Ri?"
" entahlah, waktu bangun dia gak ada. Lagi lunch kali."
" sekarang giliran kamu yang makan, dari tadi kayaknya tuh lunch kamu dah dateng."
" iya deh bu suster."
" untung kamu pemakan apa aja, dan gak ngeluhin masalah rasa makanan orang sakit."
Suapan pertama aku makan memang tidak ada rasanya, tapi mau bagaimana lagi?
Aku harus cepet sembuh biar bisa melayani suamiku lagi.
" kalau feeling aku, kayaknya kamu kena tifus deh Ri."
Saat suapan kedua, pintu terbuka oleh seseorang. Ternyata Fauzan.
" assalamualaikum." sapa Fauzan.
" waalaikumsalam." jawabku dan Michi bareng.
" maaf yah ninggalin umi, tadi aku lagi jalan-jalan ke taman. Di fikirku bakalan lama umi bangun, jadinya aku tinggal lunch dulu."
" iya, gak apa bi... Ada Michi kok yang suapin. Hmm... Aku sakit apa bi?"
" ah, kata dokter, kamu cuman tifus aja. Dan butuh istirahat total selama seminggu."
" tapi aku akan bosan seminggu disini bi."
" tenang aja Ri, aku bakalan dateng terus kok. Kalau perlu, aku yang nemunin kamu disini."
" ah... Chi, tidak usah sampai segitunya, kalau kamu nginep disini Zifah siapa yang urus?."
" ya sih,.."
" umi, bagaimana kalau abi ambilkan buku-buku umi?."
" boleh, dari pada aku mati bosan disini."
" Maaf yah bi, aku belum bisa nemenin di rumah."
" well, kita lanjutin makan kamu yang ketunda Ri."
####
Hari sudah sore, dan Michi sudah pulang, serta Fauzan juga pulang untuk mengambilkanku pakaian ganti.
Dan here i am, alone. Walau ada suster yang kadang kala datang mengecek.
Siaran tv yang juga hanya itu-itu saja. So boring.
Karena Fauzan bilang akan datang sehabis magrib, aku putuskan untuk tidur sejenak.
Sepertinya getar ponselku tidak mengizinkanku untuk tidur sore. siapa yang menggangguku.
Hmm... ternyata pesan WA dari Michi. Sebuah picture entah kepada siapa Michi meminta foto, Michi bersama bang arab, little Luthfy, Bambang, Aulia dan Ayumi, Dimas, nurkhasanah dan Fajri, serta Yudi dengan Lania dan si kembar berfoto bersama saat berkumpul di taman rumahku, sepertinya Fauzan yang mengambil gambar mereka.
Dengan tangan kiri, aku membalas message Michi.
Thanks ya semuanya, amien... Semoga aja aku cepat sembuh..
Tak lama setelah membalas message Michi, aku benar-benar tidur.
Saat aku terbangun karena suara adzan, aku terkejut karena di kamar rumah sakit ini sangat ramai dengan para sahabat kuliahku. Bahkan mereka membawa anak-anak mereka, aku jadi senang dan merasa tidak sakit lagi.
" kalian..."
" eh kamu dah bangun kamunya. Maaf yah bikin kamu terbangun." Fauzan mengambilkan aku air minum di samping tempat tidur.
" kamu tau aja aku haus." aku sedikit bangun dari tidur dan minum.
" gimana keadaannya beb." kata Bambang.
" hehehehe... Bambang, Alhamdulillah udah baikan dengan adanya kalian disini, terima kasih yah semuanya."
"this is nothing Dim, justru aku merasa pengen pulang sekarang."
" belum boleh umi, kalau pulang sekarang yang ada kamunya malah stress di rumah." ujar Fauzan sambil mengupaskan apel untukku.
####
see you next part....
KAMU SEDANG MEMBACA
M. Rizan Hanif
Teen Fictionada yang pernah baca Lemot It's me?? jika ada, pasti enggak asing dengan nama Fauzan dan Nuriyati. nah, kali ini Ochie' bikin cerita tentang mereka. jika kalian suka komentarin dan vote yah...