9. Kejutan untuk Fauzan

598 8 1
                                    

Hari ini, sesuai perkataan Michi kemari, aku mengecek urineku pertamaku dengan dua tes peck.

Tentu saja tanpa sepengetahuan Fauzan, tentunya.

" umi,,, sudah belum wudhunya??."

Fauzan memanggilku dari luar.

Aku harus bagaimana?

Michi semalam mengirimiku message kalau penggunaan tes peck menunggu hasilnya selama lima menit, sementara ini belum lima menit.

" apa umi sedang muta'adzir?." kali ini Fauzan mengetuk pintu kamar mandi.

" sebentar lagi abi, umi baru mau wudhu, sabar yah."

Akhirnya axu pasrah saja, meninggalkan dua tes peck dalam urine sementara aku dan Fauzan shalat, semoga Fauzan tidak melihat ini. Karena aku ingin memberinya kejutan.

" maaf abi, umi lama. Yuk kita shalat."

Aku dan Fauzan pada akhirnya shalat subuh hampir setengah enam karena kelalaianku.

Seusai shalat, aku segera kembali ke kamar mandi. Aku tau, jika Fauzan pasti heran melihat tingkahku yang kebelet ingin ke kamar mandi lagi, sementara Fauzan melanjutkan tadarusnya kembali.

Dan hal yang sangat mengejutkanku terjadi, kedua tes peck yang aku gunakan menunjukkan tanda positif. Ya Allah, apa ini artinya Engkau memberi kami izin untuk merasakan menjadi orang tua??

Jika iya, aku berharap berkah ini, janin ini akan selalu sehat, Amien.

Aku menangis terharu karena akhirnya dapat memberikan keturunan untuk keluarga Hanif.

" sayang, kau ada masalah??."

Sepertinya Fauzan sudah solesai tadarus.

" hmmm.. ahmm.. Tidak ada kok. Hanya ingin mandi saja, tapi... Aku lupa jika handuk aku lupa di ambil, bisa tolong ambilkan untukku?."

"umi ini ada-ada saja. Aku ambil handuknya dulu yah."

" iya abi, maaf merepotkan."

Tak lama, Fauzan pun mengetuk pintu kamar mandi.

" ini handuknya. Hmmm... Apa umi sudah lepas pakaian???."

" FAUZAAAAAAN.......!!!!! "

" hahaha... Tidak ada salahnya kan menggoda istri sendiri???."

" tapi aku malu abi."

" hahaha... Aku tunggu di ruang tengah ya umi."

Ada apa dengannya tiba-tiba jadi mesum seperti itu?

apa bawaan bayinya yah? i don't know...

Aku pun segera mandi dan memanggil Fauzan untuk mandi.

Sementara Fauzan mandi, i'll make sandwich dan kopi susu untuknya. Bukannya sok kebarat-baratan dengan breakfast dengan sandwich dan susu, hanya saja aku suka berganti-ganti menu untuk makannya Fauzan. Seperti kali ini, aku membuatkan sushi untuk bekal pria kelahiran 5 Mei itu.

" kali ini sarapan dengan apa?." suara Fauzan tiba-tiba terdengar.

Aku yang baru selesai menyiapkan bekal untuknya.

" sandwich?."

" like you see."

" sepertinya umi baca fikiran abi deh, entah kenapa sejak pulang kerja kemarin ingin sekali makan sandwich, hehehe..."

" sebaiknya kita makan. Abi tidak ingin telat ngajar kan??."

" Baiklah umi."

Breakfast yang tenang tanpa percakapan, aku suka itu, tapi lain halnya jika aku dan Michi berkumpul, kita akan makan sambil bicara tanpa henti, entah apa saja yang di bicarakan.

M. Rizan HanifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang