Hujan di hari senin ☔

36 2 0
                                    

Sejak kenal dengan Dia (Adam) aku jadi makin suka pada hujan. Terlebih saat aku pernah terjebak hujan dengannya.
Awalnya aku tidak pernah tertarik dengan hujan bahkan biasa saja. Namun saat kejadian dihari senin Itu aku jadi senang terhadap hujan. Hujan bagiku jadi lebih berarti. Aku sangat menikmati setiap tetesan air hujan, sesekali hujan sangat jail kadang turun besar kadang kecil tidak hanya Itu hujan datang secara bersaman dia tidak pernah sendirian. Aku suka menikmati hujan terlebih ketika dengan dia(Adam). Rasa sejuknya air hujan kadang sangat menusuk pada tulang namun rasanya tetap asli.
Memang benar kata orang menikmati hujan dengan seseorang yang kita kasihi lebih berarti.

Perjalanan kami kadang terhalang oleh hujan namun bukan berarti kami tidak bisa melanjutkan perjalanan. Terkadang jika hujannya tidak begitu besar kami sering menerobos sejuknya air hujan.

Dimulai saat kami pulang dari kampus bersama.
Saat ituu...

Setelah selesai kelas biasanya kami langsung Kuliner. Tapi hari Itu karena kami masuk sekitar jam 15.00  WIB jadi aku memutuskan untuk pulang saja. Karena sudah terlalu sore Dan cuaca pun tidak mendukung untuk tidak pulang.

Teman-temanku yang lain sudah pada pulang karena mereka membawa kendaraan sendiri. Aku, Safira, Nadia, Zahra yang masih Ada di kampus. Kami kebingungan untuk pulang karena saat Itu langit sedang mengeluarkan air yang dinamai hujan Dan angkotan umum yang lewat ke depan kampus tidak sejalur dengan arah kami pulang,  terpaksa jadinya kami memilih untuk berdiam di kampus.

Semakin sore hujan semakin turun, sudah hampir satu jam aku duduk di kampus.

"Gimana ya hujannya makin gede😓" kata Zahra.
"Iyaa, mana tambah sore lagi" kata Safira.
"Sabar aja, nanti juga reda" sambung Nadia.
Aku hanya terdiam sambil memainkan ponselku.

Tiba-tiba Ada yang menghampiri kami.

"Gening can aruwih?" Tanya seseorang Itu.
"Gimana kita mau pulang, hujan gede gitu" jawab Zahra.
"Tos lami di darieu?" Seseorang Itu kembali bertanya.
"Sejak dari bubaran kelas" Jawab Nadia.
"Kamu sendiri gening belum pulang?" Tanya Safira pada seseorang Itu.
"Ngahaja" jawab seseorang Itu.
"Aneh, kamu mah" kata Safira sambil mengelengkan kepala.

Hanya aku yang tidak berkoar saat Itu. Aku tetap saja fokus pada ponselku.
Padahal seseorang itu adalah Adam.
Aku juga penasaran ingin menanyakan kenapa dia sengaja belum pulang. Padahal tadi setelah bubaran kelas hujan masih gerimis. Hanya saja aku tidak berani bertanya. Jadi aku simpulkan saja dia masih betah di kampus.

Adam pun bergabung dengan kami Dan duduk di bangku yang kosong.

Sudah hampir satu jam setengah kami menunggu di kampus. Tak lama kemudian hujan tidak terlalu besar hanya gerimis.
Kami bersiap untuk meninggalkan kampus.

"Yu, udah lumayan reda nih" Ajakku pada ke empat temanku, Itu sudah termasuk Adam.
"Iyaa hayu, takut gede lagi" kata Safira.
Zahra dan Nadia pun beranjak dari tempat duduk. Kami pun berjalan keluar kampus.
Sedangkan Adam dia sedang rapih-rapih memakai jaket Dan helm untuk di kenakanan.
"Tunggu-tunggu", tiba-tiba Zahra memberhentikan perjalan.
"Ada Apa Za" tanyaku.
"Aku mau di jemput" jawab Zahra, agak girang.
"Owhh" kataku.
"Baru mau atau udah di tungguin" tanya Safira.
"Dia bilang, dia udah nunggu aku deket kedai eskrim belokan"  jawab Zahra.
"Ya udah atuh sok kalau udah Ada yang jemput mah" kata Nadia (kode agar Zahra duluan saja).
"Kalian gak Apa-apa kan bertiga" Tanya Zahra (khawatir).
"Ngak ko, tenang aja Za, sok kamu duluan aja, kasian dia udah nungguin". Kataku (meyakinkan Zahra).
"Okey deh aku duluan ya" kata Zahra sambil melabaikan tangannya.
"Hati-hati Za" kata (Aku,Safira,Nadia).

Zahra pun pamit pada kami, Karena dia sudah Ada yang jemput (pacarnya). Tinggal sisa bertiga. Kami pun melanjutkan perjalanan. Sesampai di tempat parkir kulihat Adam masih Ada dia duduk santai di kuda roda duanya.

"Hey, masih disini aja. Betah banget kamu" sapa Safira.
"Nuju manaskeun motor" jawab Adam.
"Kirain betah" humor Safira.
Adam hanya tersenyum.
"Oh iya pulang sama siapa kamu?" Tanya Safira.
"Nyalira" jawab Adam.
"Gimana kalau bareng Naya (Aku) aja kasian dia sendiri" kata Safira.

Dengan tiba-tiba saja Safira bicara seperti Itu pada Adam Dan bawa nama aku. Otomatis aku jadi malu, disangkanya aku yang nyuruh. Euhh Safira( kataku dalam hati).
"Hayu" kata Adam.
"Gak papa kan Nay kamu barengan sama Adam, kan kalian searah" Kata safira.
"Ta.. Pi kan aku bisa barengan sama kalian aja" kataku.
"Kita kan searahnya cuma sampai ASS, trus kamu harus naik angkot lagi Dan Itu sendiri kan?. Kata Safira.
"Iyaa tapi aku berani Ko sendiri" kataku (berusaha meyakinkan Safira).
"Udah barengan aja sama Adam. Ya kan dam gak papa kan? " kata Safira (sambil melihat ke arah Adam).
"Hayu teu nanaon" kata Adam.
"Tuh gak papa, barengan aja katanya, udah sore lagian, Aku melang kamu sendirian" kata Safira (terus berusaha)
"Terus kalian berdua gimana?" Tanyaku.
"Kita mah gampang, kan berdua jadi Ada temen" jawab Safira (meyakinkanku).
"Kumaha? Janten sareng teu?" Tanya Adam.
"Jadialah. Ya kan nay?. Kata Safira.
"Iya jadi" kataku.

Adam langsung memarkirkan motornya.
"Yu" ajak Adam.
"Teu nanaon kan aku nebeng?" Kataku.
" heunteu atuh" kata Adam.
"Sok" kata Adam ( meyuruhku untuk naik ke motornya).
Aku langsung duduk di belakang Adam.
"Benerkan kalian berdua aja gak papa?" Kataku pada Safira.
"Udah gak papa, sok aja duluan" kata Safira.
"Awas ya, Aku titip temen aku, anterin dia sampai rumahnya". Kata Safira pada Adam.
Adam hanya menjawab dengan senyum.
"Atos" tanya Adam padaku.
"Nya atos" kataku.
"Aku duluann ya, kalian berdua hati-hati ya". Pamitku pada Safira Dan Nadia.
Sedangkan Nadia dari tadi dia Asyik dengan Handphone nya. Saat aku sudah pamit, sebelum motor Adam melaju Nadia sempat berbicara.
" Awas nanti Ada yang Cemburu".
Aku sudah tau yang di maksud Nadia Itu siapa. Aku hanya menjawab dengan senyum dan menunjukan jari Ku ✌( menandakan syarat bahwa untuk kesekiankalinya Aku barengan dengan Adam.  Dan Nadia hanya tersenyum sinis padaku.

Motor yang kami tumpangi melaju menyusuri sepanjang perjalanan pulang.

Belum lama kami keluar dari area kampus hujan kembali turun, namun tidak begitu deras. Adam Dan aku tetap melanjutkan perjalanan.

"Hujan deui" kata Adam.
"Nya" kataku simple.
"Bade liren heula?" Tanya Adam.
"Langsung wae, tanggung". Jawabku.

Adam pun meruskan perjalanannya dan kami tidak jadi untuk berteduh.

Aku merasa sangat senang hari Itu. Karena aku bisa kembali bersama dengan Adam.

Sepanjang jalan telah kami lewati Dan sampailah di tempat Alamat rumahku. Aku biasa turun di tempat biasa aku menunggu Angkot.
Motor Adam pun berhenti. Dan aku turun
"Nuhun Dam" kataku.
"Sami-sami" jawa Adam.
"Hayu nya " kata Adam pamit padaku.
"Nyaa, Hati-hati Dam" kataku.
Adam hanya Ⓜennggukan kepala dan kembali melanjutkan perjalanan.

Aku Begitu Mengagumimu ♡ [BERES📖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang