Hari pertama. Dimana rasa canggung lebih meningkat. Bahkan melemahkan keberanian. Banyak yang memperhatikan. Tapi tidak berani bertanya. Ada yang berani menanyakan untuk sekedar basa basi saja.Seperti tidak dianggap. Namun Ada wujudnya. Bagai tamu tapi tidak di jamu. Ingin membantu namun sering ditolak. Mungkin karena belum percaya. Tidak membuat kami menyerah. Tetap harus berusaha.
Rasanya ingin segera selesai jam Tugas kerja ini. Istirahat adalah yang dinantikan. Selepas Itu mau kembali atau pulang pun tak masalah. Buku Absensi kami yang pegang. Hanya tetap harus bilang izin agar tidak membuat mencari.
Hampir satu minggu suasanya seperti Itu. Tidak nyaman. Setiap pagi berangkat hanya untuk menumpang makan saja pas istirahat di kantin. Tidak ada kemajuan sama sekali. Ingin protes namun keberanian menciut. Hanya bisa memupuk banyak-banyak sabar. Bukan tidak mau usaha. Hanya saja hasil belum saja berpihak pada kita.
Kadang pertanyaan "sampai kapan kita diam kaya gini? " .
Merasa bahwa sedang buang buang waktu saja.Namun dari DOA kita belajar. Bahwa memupuk banyak sabar Itu akan menghasilkan kejutan yang tak pernah terduga. Alloh Itu maha Baik. Selalu punya Cara yang tak pernah diketahui mahluknya. Dan Ujian adalah kunci untuk terus ikhtiar.
Hari ke 9 praktek kerja. Ketika selesai makan siang Kami di panggil menghadap KASUBAG. Tak berfikir lama langsung saja kami menuju ruangannya.
"Permisi" kata Gifar.
"Iya, silahkan Masuk" Perintah KASUBAG.
(Kami pun masuk)
"Silahkan Duduk" kata KASUBAG.
"Langsung saja ya. Untuk hari besok kalian berdua pindah ke bagian Resepsionis. Dan kamu tetap di Bagian PPS.Untuk yang berdua menunjuk ke aku dan Risa. Sedangkan yang di maksud kamu adalah Gifar.
Aku senang saat mendengar pernyataan KASUBAG. Beda dengan Gifar dengan senang yang tidak tulus dia harus menerimanya. Karena jujur di bidang Itu sama sekali tidak Ada kerjaan."Iya baik pak. Kalau begitu kami permisi" kata Gifar.
"Iya silahkan" jawab KASUBAG.Setelah dari ruangan KASUBAG kami kembali ke Ruang Bidang PPS.
Detik, menit, dan jam terasa lama. Sebab kami tidak betah. Sehari bagaikan dua hari. Rasanya ingin segera berakhir saja jam kerja.Beda dengan hari berikutnya. Karena aku Dan Risa pindah bidang ke bagian resepsionis. Sedangkan Gifar dia harus tetap merasakan tidak adanya kerjaan di bidang PPS.
Hari pertama pindah bidang rasanya tetep masih canggung. Apalagi tidak hanya bertatap dengan pegawai bidang. Melainkan dengan para tamu dinas. Tapi tetap senang karena di bidang ini kami mendapat kerjaan.Orang-orang nya pun ramah Dan sangat respect pada kami. Gampang akrab Dan sangat saling dalam hal apapun. Terutama membatu Dan memberitahu Cara kerja disini.
Kami terhitung betah berada di bidang Itu. Namun kasian dengan Gifar. Pasti dia sedang bingung Apa yang mau dia kerjakan. Sesekali kami menghubungi Gifar. Dia selalu menjawab "ya seperti Biasanya. Seperti tidak Ada kehidupan" katanya.Hari berikutnyaa aku Dan Risa menjalani aktivitas praktek kerja dengan senang hati. Hampir 2 minggu kami berada di bidang Itu.
Gifar. Dia tetap di bidang PPS. Namun dia inisiatif saja menghampiri ke tempat bidang aku Dan Risa. Awalnya dia di suruh untuk menghantarkan Surat yang harus di tanda tangani pak kadis. Tetapi dia tidak mau balik lagi ke bidang PPS. Dia malah ikut gabung dengan aku Dan Risa.Begitu dengan hari selanjutnya Gifar langsung saja gabung dengan kami. Dia tidak ingin balik lagi ke bidang PPS.
Syukurnya juga dia di butuhkan di bagian kepegawaian bisa membatu. Jadi kami satu bidang.Hampir 3 minggu aku tidak bertatap dengan Adam. Hanya lewat via Chat saja saling memberi kabar. Tidak apa yang penting dia baik baik saja. Mau bagaimana lagi kita sama sama sedang memperjuangkan sebuah masa depan.
Hariku terasa agak sepi tak mendengar suara Adam. *fak ini sangat lebay💀.
Tapi memang keadaanya begitu.
Hanya perantara handphone saja kami bercengkrama. Itu pun jarang. Hemm. Yak karena sibuk.Suasana tempat praktekku Dan Adam sangat jauh tidak bisa di tempuh dengan jalan kaki karena perlu waktu yang lama.
Bukan hanya kebersamaanku dengan Adam. Tapi suasana kelas pun.Tampak sepi rasanya hari-hari tidak mendengar Suasana riuhnya kelas. Rindu dengan menjajal kuliner favorit .Hanya bisa mendengarkan suasana tempat kerja yang di isi dengan orang-orang lansia. Meski begitu, Itu tidak membuat kami bosan. Bahkan kami termotivasi sebab mereka masih semangat bangun pagi demi sosok rupiah. Karena butuh.
Tidak Itu saja yang kami rasakan. Seaakan punya tempat zona nyaman. Di fasilitasi dengan WiFi. Itu sebab yang mendorong kami untuk semangat dalam praktek kerja. Karena gak semua orang yang praktek kerja di sana di kasih password nya. Kami termasuk beruntung karena kami di beritahu lewat usaha. Hanya saja kami menikmatinya bertiga. Sedangkan teman kami yang di luar Sana belum tentu mendapat apa yang kami dapatkan.
Terkadang curhatan mereka lebih perih di banding kelompok kami. Tidak Ada perjuangan secepat kilat. Semua punya proses nya. Tugas kita menghargai Dan menikmati prosesnya. Biarkan hasil yang memberi nilai di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Begitu Mengagumimu ♡ [BERES📖]
Short StoryNamaku Andinnaya Auzidni Hermiandi. Kalian bisa memanggil Ku Naya. Aku tinggal bersama ayah Dan ibuku dirumah. Untukmu yang suka menumpahkan ide ide dalam goresan gambar. Aku mengagumimu. Tidak hanya itu aku juga kagum akan setiap karyamu. Pencipta...