Musim Praktek Kerja 📆

31 1 0
                                    


Perihal rindu bagiku Itu terasa biasa saja.
Karena temu adalah tawarnya.

Bulan April. Dimana bulan untuk mempersiapkan mental. Sudah saatnya terjun ke masyarakat. Di bekali ilmu pun sudah. Siap tidak siap tetap harus siap untuk menjalakan tugasnya. Mencari lapangan sendiri hanya di bantu dengan secarik kertas. Tujuannya hanya untuk bisa mandiri. Lebih menghargai usaha, waktu Dan jangan tinggalkan DOA.

Nyaris pusing karena ini pertama Kali. Entah seperti Apa caranya. Hanya dengan banyak bertanya tentu jawaban akan menghapiri. Jawaban sudah di dapat tinggal menyusun rencana. Akan bagaimana Dan seperti apa. Tetap saja di setiap jawaban membutuhkan jawaban terus sampai jadi hasil.

Tidak terasa banyak yang sudah di lewati. Kebersamaan yang berujung kekompakan. Pertemuan yang sudah terrencana. Ritual kerjasama hampir setiap hari di jalankan. Sudah menjadi kebiasaan yang di sajikan selama hampir 2bulan.

Berangkat pagi adalah Cara agar tidak Ada yang di lewatkan. Terutama soal kendaraan. Janjian yang sudah memenuhi percakapan via HP. Sudah tidak asing lagi dengan pergi pagi pantang pulang sore.

Sayangnya harus berpisah sementara dengan teman-teman sekelas. Masing-masing sudah dapat teman serta porsinya. Lokasi berbeda menjadi pemicu hilangnya jam kebersamaan. Kuliner bareng pun di tutup untuk sementara waktu. Kesibukan yang sangat menumpuk menjadikan pertemuan harus di tunda. Hanya dengan kebenaran saja bisa jadi temu. Jika tidak, harus menunggu selesai dari perjuangan tugas.

Bahkan pertemuanku dengan Adam harus tersita. Namun sama sekali hal Itu tidak membuatku menjadi tak semangat. Hal yang aku lakukan tidak Ada sama sekali  kaitannya dengan Adam. Hanya saja, kebersamaan meyusuri jalan SM Dan percakapan yang membuatku tersenyum menikmati sejuknya air hujan, teriknya sinar matahari harus di simpan sementara.

Kami di sibukan dengan tugas masing-masing. Tempat tugasku dengan Adam berbeda Itu sebabnya alasan pertemuan kami tersita. Tapi aku tidak khawatir tentang keadaannya. Selama Adam Update mengenai tugasnya berarti dia baik-baik saja.

Sebelum kami di sibukan dengan tugas. Adam sempat mengantarku ke tempat tugasku. Bukan aku yang minta tapi dia yang ingin. Itu semua jalannya dari Gifar. Tapi aku tidak jadi tugas disana.

#🎒

Saat Itu kelompok kerjaku belum punya lapang buat nugas dimana. Aku satu kelompok dengan Risa Dan Gifar. Kalau boleh memilih aku ingin satu kelompok kerja dengan Adam. Tapi yasudahhlah.

Bukan aku tidak senang satu kelompok dengan Risa dan Gifar. Karena Itu memang sudah di tentukan Dan tidak bisa menolak. Tidak juga aku jadikan masalah mengenai berkelompok dengan siapapun yang penting bisa kerja sama. Dan aku sudah mengetahui bagaimana sikap Risa dan Gifar. Aku mengenalnya. Juga tidak Ada canggung di antara kami sebab kami sudah saling tau mengenai sikap. Apalagi aku dengan Risa Kita sudah pernah satu SMA.

Sedangkan Adam berkelompok dengan dua orang perempuan. Yaitu Amel dan Tiya.

Karena pada saat Itu kelompokku belum mempunyai lapang untuk praktek kerja, kami memutuskan memasukan Surat permohonan ke DKTK. Dua hari setelah pengajuan permohonan Surat kami mengunjungi lagi tempat Itu. Saat Itu kelompokku bersepakat untuk berangkat bersama tapi tidak mungkin jika salah satu dari Aku Dan Risa memakai angkutan umum. Karena kelompokku yang membawa motor hanya Gifar. Juga tidak memungkinkan kalau boncengan bertiga. Gifar pun mencari Cara Agar aku Dan Risa tidak memakai kendaraan umum. Saat Itu Gifar meminta bantuan pada teman laki-laki yang lain dengan Cara menayakan "sibuk/tidaknya".

Gifar pun menghampiri satu persatu di mulai dari Satria dan berakhir di Adam. Kebetulan mereka masih berada di dalam kelas.

"Heyy Ada yang gak sibuk hari ini?" Tanya Gifar.
"Ada Apa emang?" Jawab satria
"Mau minta tolong eung" kata Gifar.
"Tolong apa" kata Satria
"Kurang motor buat nganter nanyain Surat balasan ke DKTK" Kata Gifar.
"Siapa yang mau ke arah DKTK?" Tanya Gifar.
"Semuanya menjawab tidak kecuali Adam. Namun tidak bilang iya. Hanya diam.
Entah Adam memang Mau ke arah Sana atau tidak sibuk".
"Dam,  sibuk gak. Anter ke DKTK lah. Kurang motor eung" Tanya Gifar.
"Hayu wae" jawab Adam.
"Seriusan ini teh" kata Gifar.
Adam hanya mengangguk. Menandakan setuju.

Gifar pun memberitahu Aku Dan Risa. Saat Itu aku menunggu di parkiran. bahwa dia dapat orang yang bisa nganter. Aku suka Cara Gifar. Kenapa?. Karena yang di bawa Gifar Itu Adalah Adam.

"Nih Ada Adam yang mau nganter" kata Gifar.
"Risa mau bareng siapa?" Tanya Gifar pada Risa.
"Kamu aja weh Far" jawab Risa.
"OK. Berarti Dam kamu sama Naya ya" kata Gifar.
"Adam hanya Menganggukkan kepala. Begitu pun aku".
Kami pun bersiap. Gifar jalan duluan dengan Risa. Sedangkan aku menyusul dengan Adam.
"Nuju teu sibuk Dam?" Tanyaku.
"Heunteu" jawab Adam.
"Teu nanaon kan" kataku.
"Heunteu atuh" kata Adam.
Aku senang saat Itu karena yang mengantar Adam.
"Belok nya" Tanya Adam.
"Nya" kataku.

Sekitar 10 menit perjalanan ke DKTK dari kampus.
Risa Dan Gifar sudah sampai. Dia menungguku di parkiran. Aku baru sampai dengan Adam.
Aku, Gifar Dan Risa berjalan menuju pos satpam untuk menanyakan Apa sudah Ada balasan dari Surat yang kami kirim. Karena saat Itu kami menitipkannya ke satpam Dinas. Sedangkan Adam menunggu di parkiran Dinas.

*sesampai di pos satpam.

"Permisi pak" sapa Gifar.
"Iya, Ada yang bisa saya Bantu?" Tanya satpam.
"Saya Mau menanyakan mengenai Surat yang saya titipkan ke bapa" kata Gifar.
"Owh Itu, mohon maaf de, sudah saya berikan. Namun di sini tidak menerima yang mau praktek kerja" Kata satpam.

Setelah mendengar penjelasan satpam. Aku Dan teman-teman nyaris menyerah. Karena kami sudah sangat berharap di terima di DKTK. Namun kenyataannya Tidak. Ya sudahlah.

Kami pun berpamitan pada Satpam.

"Kalau begitu kami permisi pak"

Kami pun kembali berjalan ke parkiran.

"Kumaha ditampi?" Tanya Adam.
"Ngak eung" kata Gifar.
Aku Dan Risa tidak menjawab. Jika menjawab pun akan sama.
"Udah gak usah sedih. Nanti aku tanyaain lah ke paman aku" kata Gifar. (Mencoba menenangkan).
"Aku hanya mengangguk"
"Iya kabaran we ya Far" kata Risa.

Kami pun meninggalkan DKTK. Dan pulang. Risa berbarengan dengan Gifar karena searah. Begitupun dengan aku dan Adam.
Kami pun berpisah. Menuju arah masing-masing.

Aku masih terdiam sejak dari tadi mendengar penjelasan satpam. Bagaimana tidak. Batas penyetoran tempat tinggal satu minggu. Sedangkan kelompok kerjaku belum punya lapang akan nugas dimana.

Di temani rintiknya hujan sepanjang perjalanan pulangku dengan Adam.  aku masih terdiam. Mungkin Adam ingin tahu Alasan apa kelompokku tidak di terima. Dan dia menanyakannya.
"Naya" memanggil namaku.
"Kah, Dam" kataKu.
"Wios naros? " tanya Adam.
"Bade naros naon? Kataku.
"Padah naon make teu  katampi? " Tanya Adam.
"Saur satpam mah, heunteu menerima praktek kerja" kataku.
"Owh kitu. Abi ge duka ditampi duka heunteu di DSPP teh" kata Adam. (Mulai Curhat).
"Basa dinten naon ngajukeunna?" Tanyaku. "Kamari" Jawab Adam.
"InsyaAlloh sing katampi dam" kataku.
"Aamiin. Naya ge sing enggal kenging tempat" kata Adam. (kembali mendoakanku).

Di perjalanan yang kesekian kalinya ditemani rintik hujan. Meski sedang sedih pun Adam mencoba menenangkan dengan Cara memberi tahu bahwa dia juga belum tentu di terima. Mungkin Itu salah satu Cara agar aku masih Ada teman.

"Bukan berarti dengan terus diam lapangan yang di butuhkan datang. Tentu harus ikhtiar dan berdoa."

Meskipun waktu pencarian tinggal satu minggu. Kami harus manfaatkan dengan sebaik mungkin.

Di hari kamis saat Itu kita berdiskusi dan mencari informasi lapang mana yang masih menerima untuk praktek kerja. Ada yang menyarankan ke DK namun tidak searah dengan jurusan yang kami ambil.

Saran dari pamanya Gifar lah yang kita ambil. Pamannya gifar menyarankan untuk mengajukan permohonan ke DLK. Akhirnya kami sepakat Dan segera membuat Surat untuk di ajukan ke dinas.

Akhirnya kami di terima untuk praktek kerja di DLK.
Begitupun dengan Adam. Kelompoknya jadi di terima di DSPP.

Aku Begitu Mengagumimu ♡ [BERES📖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang