7. Perjanjian

1.8K 316 100
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

  Seseorang yang menarik Mingyu langsung membekap mulutnya dan menutup pintu. Mingyu panik dan memberontak untuk melepaskan diri.

  "Ssst, ini gue, Dokyeom," bisik seseorang yang menariknya tadi.

  Dokyeom melepaskan bekapannya dari mulut Mingyu. Lelaki itu menghembuskan napas lega ketika melihat orang di hadapannya benar-benar Dokyeom.

  "Mana yang lain?" tanya Mingyu. "Dan, mana adek gue?"

  "Kalau yang lain gue gak tau," jawab Dokyeom. "Tapi sebelum gue lari sembunyi, gue ngeliat Jun langsung narik Minsae ke lantai dua."

  "Sialan," Mingyu mengumpat. "Gue gak bisa biarin adek gue dibawa sama Jun."

  "Gyu, mending lo keluar dari mansion ini," kata Dokyeom. "Lo jangan lama-lama di sini. Lo gak boleh masuk ke dalam permainan ini."

  "Gak, gue harus nemuin adek gue dulu," bantah Mingyu. "Gue gak bisa ninggalin dia di sini."

  "Gue yang bakal jaga adek lo," kata Dokyeom. "Gue bakal nemuin dia. Lo harus keluar dari sini sebelum terlambat!"

  "Gak, gue tetep harus nyari adek gue," kata Mingyu membantah Dokyeom. "Kalo mesti keluar, gue harus keluar dengan membawa dia."

  "Tapi Gyu..."

  "Dia lagi ketakutan banget, Kyeom," kata Mingyu dengan sedih. "Gue bisa ngerasain seberapa takutnya dia. Gue gak mau ninggalin dia."

  Dokyeom menghela napasnya. "Yaudah, tapi pastikan lo aman ya?" pinta Dokyeom.

  Mingyu mengangguk. "Ceritain dong sama gue, sebenernya apa yang terjadi si sini?"

  Dokyeom menarik napasnya sebentar. "Setelah lo sama Seungcheol pergi, awalnya kita masih ngobrol. Eh tau-tau, Joshua ngajakin main petak umpet. Tapi anehnya, dia malah bawa boneka, beras, jarum, benang, pisau, dan baskom berisi air. Dia lalu ngerobek perut boneka itu pake pisau dan ngeluarin isinya. Dia lalu minta bantuan Jeonghan buat ngisi beras ke perut boneka itu. Joshua minta Eunkyung buat ngejahit boneka itu lagi. Lalu dia minta kita netesin darah ke tubuh boneka itu. Awalnya kita gak mau, tapi Joshua ngotot kalo permainan itu seru. Akhirnya kita netesin darah ke boneka yang ditaroh di atas baskom. Dan permainannya dimulai."

  Mingyu terkejut mendengarnya. Permainan konyol macam apa ini? Dasar Joshua sialan. Mengapa dia membuat teman-temannya terjerumus dalam permainan ini?

  "Kita gak boleh sampai ketangkep Hanako," kata Dokyeom.

  "Hanako siapa?" tanya Mingyu.

  "Nama boneka itu," jawab Dokyeom. "Joshua nyuruh kita ngasih nama boneka itu. Akhirnya dia diberi nama Hanako."

  "Ini permainan tolol," kata Mingyu.

  "Tapi ini berbahaya, Gyu," kata Dokyeom. "Kalo sampai Hanako nangkep lo, dia bakal bunuh lo dan dijadiin penjaganya."

  Tiba-tiba Mingyu teringat Minghao yang terlihat seperti zombie. Apakah Minghao sudah dibunuh oleh Hanako dan dijadikan penjaganya?

  Mingyu mengusap wajahnya frustrasi. "Jadi, kita harus nemuin yang lain," kata Mingyu. "Gue harus ketemu Joshua."

  "Ayo," kata Dokyeom. Mereka berdua pun bangkit. "Jaga diri baik-baik, Gyu. Jangan sampai lo masuk ke permainan ini juga. Oh iya, gunakan hp lo buat mendeteksi suara statik yang nunjukkin keberadaan Hanako sama penjaga."

  Dokyeom sudah ingin keluar ketika Mingyu menarik pundak Dokyeom.

  "Janji sama gue, Kyeom," kata Mingyu. "Kalo gue gak bisa ngelindungin Minsae, gue pengen lo yang gantiin gue. Jaga dia baik-baik. Gue percaya sama lo."

  Jika tidak sedang dalam keadaan genting, Dokyeom pasti sudah melompat-lompat kesenangan. Namun, Dokyeom hanya bisa mengangguk. Mereka pun berjalan keluar dengan pelan.

  Mereka tidak menghidupkan senter, namun masih ada cahaya yang menerangi mansion itu. Dokyeom dan Mingyu berjalan pelan-pelan tanpa suara.

  Mereka menaiki tangga dengan pelan. Sejauh ini, tak ada suara statik yang terdengar. Ketika tiba di lantai dua, mereka diam sebentar untuk memastikan keadaan aman.

  Setelah dirasa aman, mereka bergegas pergi ke sayap kiri terlebih dahulu. Namun tiba-tiba, terdengar pelan suara statik dari hp Mingyu dan Dokyeom.

  Mereka saling berpandangan dan diam sejenak. Karena suara statik itu terdengar pelan, kemungkinan keberadaan Hanako atau penjaga agak jauh dari mereka.

  Mereka kemudian berjalan maju, namun suara statik tersebut menjadi semakin nyaring. Mereka untuk memutuskan untuk mundur.

  Namun ketika mundur pun suara statik juga bertambah nyaring. Sial, mereka tersudutkan. Apalagi sekarang mereka berada di sebuah lorong. Jika mereka berjalan maju, kemungkinan mereka menemui Hanako. Namun jika mereka berbalik, mereka juga kemungkinan menemui penjaga. Dua-duanya sama merugikannya. Tak ada tempat sembunyi.

  "Gyu, kita mesti ke mana?" bisik Dokyeom panik.

  "Maju sama balik lagi pun sama aja," balas Mingyu berbisik.

  "Apa kita maju aja?"

  "Yaudah, kita bismillah aja deh."

  Mereka pun memilih untuk tetap maju. Mereka berjalan perlahan, sembari mempersiapkan diri menghadapi sesuatu di depan mereka. Suara statik semakin nyaring.

  Ketika di ujung lorong, mereka disambut oleh Minghao yang langsung menerjang Dokyeom. Lelaki itu menahan teriakannya agar tidak terdengar oleh Hanako.

  Minghao seperti mendapat kekuatan dua kali lipat. Dia mencekik leher Dokyeom, sedangkan Dokyeom megap-megap mencari udara. Dia berusaha melepas tangan Minghao dari lehernya, namun tak berhasil karena Minghao sangat kuat.

  "Min ... gyu ... " panggil Dokyeom meminta pertolongan Mingyu.

  Tiba-tiba, cekikan Minghao terlepas dari Dokyeom karena dia terkena pukulan tongkat baseball oleh Mingyu. Dokyeom terbaring di lantai, berusaha bernapas lagi.

  Minghao belum menyerah. Dia melolong dan menatap Mingyu dengan mata putihnya. Gerakan Minghao lebih gesit dari sebelumnya. Dia menyerang Mingyu dan menjatuhkan Mingyu ke lantai. Tongkat baseball Mingyu terjatuh.

  "Hao, sadar!" Mingyu berusaha menyadarkan Minghao, namun Minghao terus menahan Mingyu di lantai.

  Dengan segenap kekuatannya, Mingyu mendorong Minghao dari atasnya. Ketika Minghao ingin menyerangnya lagi, Mingyu dengan sigap mengayunkan tongkatnya dengan keras ke arah Minghao.

  Dan menyebabkan kepala Minghao pecah.

  Mingyu yang terkejut dengan perbuatannya segera melepas tongkat dari tangannya. Dia telah membunuh temannya sendiri. Tangan Mingyu gemetar hebat. Dia syok.

  Dokyeom segera menarik Mingyu dan berlari dari situ karena suara statik terdengar lagi.

  Mereka berhasil kabur tepat sebelum Hanako tiba di tempat tadi.





•••





udah greget blom sih wkwkw

[i] HIDE AND DIE • SEVENTEEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang