EXTRA [3]: AWAL PERMAINAN

1.2K 196 16
                                    

Sore hari pun tiba. Mereka kembali bersantai di halaman belakang mansion yang langsung menghadap perbukitan. Kalau begini, mereka betah berlama-lama di sini. Mereka bisa melihat pemandangan indah setiap hari.

  Joshua pun sudah menjanjikan akan membawa mereka ke bukit di belakang mansionnya besok pagi. Tentu saja hal itu ditanggapi dengan antusias oleh teman-temannya

  Mereka larut dalam perbincangan. Tiba-tiba, Mingyu bangkit dari duduknya.

  "Eh, gue mau keluar bentar ya," katanya. "Gue mau beli sempak. Kan gak enak gue minjem mulu."

  "Ada toko kelontong 4 kilometer dari sini," kata Joshua. "Ada pasar dan permukiman juga."

  "Sekalian beliin cemilan ya bang," kata Minsae.

  "Yeu anjir!" Mingyu menoyor kepala Minsae. "Nitip aja kerjaannya! Ikut dong!"

  "Gak mau," kata Minsae.

  "Gue ikut ya," kata Seungcheol. "Mau beli kopi buat marathon film malem ini. Nanti gue beliin cemilan juga kok, Sae."

Seungcheol sedang menjalankan rencana agar menahan Mingyu lebih lama di toko kelontong.

  Minsae tersenyum senang. "Yey, makasih Cheolliekuh." Dia kemudian menatap tajam Mingyu. "Dasar abang ew!"

  Mingyu cemberut, tetapi memutuskan untuk tidak mendebat Minsae. Dia pun melangkah pergi, namun tidak lupa untuk menjitak dahi Minsae dulu.

  "BANG KIMING!" teriak Minsae murka, tetapi Mingyu dan Seungcheol sudah keburu pergi.

  Yoora menggeleng-geleng. "Ada-ada aja kelakuan kakak-adek satu ini."

  Akhirnya mereka kembali berbincang-bincang.

"Eh guys, kita main yuk!" ajak Joshua.

Chaerin hampir tersenyum miring. Dia melirik Jun yang juga menahan senyumnya.

"Main apa?" tanya Yoora.

"Bentar ya," kata Joshua. "Chaerin, bantuin gue yuk."

Chaerin dan Joshua pun pergi mengambil barang-barang untuk memulai permainan. Mereka kembali dengan membawa boneka, jarum jahit, benang, air dalam baskom, cangkir berisi beras, dan pisau.

"Main apa sih?" tanya Vernon.

"Kita main petak umpet, tapi sama boneka," jawab Joshua.

Seungkwan dan Minghao tertawa. "Mau main petak umpet aja ribet amat sih."

Joshua tidak menjawab. Dia membelah perut boneka itu, lalu mengeluarkan busanya. Joshua menggantinya dengan memasukkan beras ke dalam perutnya.

"Yang cewek jahitin dong," kata Joshua.

Eunkyung akhirnya menjahitkan perut boneka itu. Tak lama kemudian, boneka itu sudah siap untuk digunakan.

Joshua meletakkan boneka itu di atas air dalam baskom. "Sekarang tetesin darah kalian ke atas boneka itu."

"Ngaco aja lo," kata Hoshi. "Ngapa ribet bener sih?"

"Udah lakuin aja," kata Joshua.

"Dih, kagak!" protes Dokyeom. "Ya kali main pake darah-darah."

"Seru kok sumpah," kata Joshua. "Tau kan permainan Hitori Kakurenbo? Yang katanya main petak umpet sama hantu gitu loh. Katanya itu cuma mitos. Tapi, gue pengen ngebuktiin itu bener atau enggak."

"Harus banget?" tanya Jeonghan. "Serem, woy."

"Ayolah, guys," kata Jun. "Kayanya emang seru."

"Iya, kayanya seru, deh," sahut Vernon. "Gue ikut."

"Biar adil, ikut aja semua," kata Wonwoo.

Mereka akhirnya menuruti kata Joshua untuk meneteskan darah masing-masing ke atas boneka itu. Namun, Jun dan Chaerin meneteskan darah mereka ke air, bukan ke tubuh boneka. Darah mereka melebur di air.

Oleh karena itu, mereka berdua tidak masuk dalam permainan.

"Kita kasih nama dia apa nih?" tanya Joshua.

Joshua berpikir sebentar. "Hanako aja gimana?"

"Oke," kata Dokyeom.

Setelah itu, Joshua menusuk perut boneka itu menggunakan pisau.

"Hanako, sekarang giliran kamu yang jaga!" seru Joshua. Dia menggenggam tangan Chaerin. "Sekarang semuanya lari dan sembunyi!"

Joshua melesat bersama Chaerin. Jun tanpa banyak kata langsung menarik Minsae untuk berlari bersamanya. Mereka kemudian berpencar. Bersembunyi dari Hanako.

•••

aku double update gapapa ya? hehe

btw, aku udah mulai ngerjain sequelnya ya


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[i] HIDE AND DIE • SEVENTEEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang