26. Hanako Sialan

1.3K 246 11
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

  Begitu mendengar perkataan Yoora, mereka semua segera merunduk.

  Suara statik mulai memenuhi ruang rekaman. Mereka semua terjebak di sana. Jun menarik Minsae agar mendekat kepadanya. Jun mendekap Minsae dari belakang. Dia tahu Minsae sekarang ketakutan.

  Mingyu sudah ingin menarik Minsae agar menjauhi Jun. Namun dia sadar, posisi Minsae lebih aman jika dengan Jun. Mingyu akhirnya menahan dirinya.

  Joshua menarik Chaerin ke belakangnya untuk melindungi gadis itu. Chaerin memegang tangan Joshua karena ketakutan.

  Tak ada yang berani bicara. Sementara bunyi statik yang sangat nyaring membuat telinga mereka sakit.

  Sejenak, bunyi statik tersebut melemah.

  Namun tiba-tiba, bunyi tersebut kembali nyaring.

  Dan Hanako muncul di depan kaca ruang rekaman sambil tersenyum horor.

  Mereka terlonjak kaget. Bahkan, Minsae dan Chaerin pun sempat berteriak. Hanako menusukkan pisaunya ke kaca. Ketika tidak berhasil, Hanako semakin membabi buta, menusuk kaca dengan brutal sambil tersenyum jahat.

  Kaca tersebut mulai retak, sementara Hanako tak berhenti menusukkan pisaunya.

  Mingyu memandang ke sekelilingnya. Kemudian, dia mendapat ide. "Guys, gue bakal mecahin kaca pake kursi, kalo beruntung sih Hanako bakal mental. Kalian langsung keluar habis itu.

  "Gue bantu lo," kata Dokyeom.

  Mingyu mengangguk. Dia dan Dokyeom segera mengambil dua buah kursi. Mereka memukulkan kursi tersebut ke arah kaca, menyebabkan kaca tersebut pecah. Hanako ikut terpental bersama pecahan-pecahan kaca.

  "Lari semuanya!" teriak Mingyu.

  Semuanya langsung menuruti perintah Mingyu. Mereka segera berlari ke luar, menghindari Hanako yang terjatuh.

  Mingyu dan Dokyeom keluar paling akhir. Baru saja mereka ingin keluar dari studio, Hanako menghadang jalan mereka.

  "Sialan lu, Hanako!" Mingyu mengumpat saking frustrasinya. Hanako tersenyum jahat. Dia mengacungkan pisaunya kepada Mingyu.

  Ketika Hanako menyerangnya, Mingyu segera berguling ke samping. Yang lain tak bisa menolong Mingyu karena sudah berlari lebih dulu. Hanya ada Minsae yang ditahan oleh Jun.

  "Jangan Sae, bahaya!" Jun melarang Minsae.

  "Tapi nanti Bang Mingyu celaka!" kata Minsae dengan panik.

  "Biar gue yang nolong dia," kata Jun.

  Jun segera berlari dan menolong Mingyu. Dia menendang Hanako dari belakang, menyebabkan Hanako kembali terpental.

  Namun Hanako pulih dengan cepat. Sepertinya kekuatan Hanako semakin besar di setiap jamnya. Hanako bisa bergerak lebih luwes.

  Karena itu jugalah Mingyu tidak sadar kalau Hanako berlari ke arahnya. Hanako menggores kaki Mingyu, tepat sebelum Dokyeom menyemburkan air garam kepada Hanako.

  Boneka itu segera pergi dari sana. Lagi-lagi, Dokyeom tidak berhasil mengatakan "Kami yang menang!" untuk menghentikan permainan.

  Minsae menutup mulutnya dengan kedua tangan karena kaget. Pandangannya terpaku pada kaki Mingyu yang terluka. Darah mengalir deras dari luka sayatan pisau tersebut.

  Mingyu telah masuk ke dalam permainan.

  Rupanya, sejak awal Hanako mengincar Mingyu. Dia tidak mempedulikan yang lain. Dia mengincar Mingyu agar lelaki itu ikut masuk ke dalam permainan.

  Dokyeom dan Jun pun sama kagetnya. Mingyu tertegun memandang kakinya yang mengucurkan darah.

  "Bang Kiming..." lirih Minsae. Gadis itu mendekati Mingyu, lalu memeluknya. Mingyu yang terlalu kaget hanya bisa terdiam.

  "Bang Kiming juga masuk ke dalam permainan..." kata Minsae dengan pelan.

  "G-gue juga masuk ke dalam...permainan..." kata Mingyu, masih tak percaya.

  Minsae menangis. "Bang Kiming harusnya gak usah ke mansion ini dari awal! Harusnya Bang Kiming pulang ke rumah. Gue gak mau kehilangan lo, Bang."

  Mingyu perlahan-lahan membalas pelukan Minsae. "Gak papa, Sae," katanya berusaha tersenyum. Walau hatinya sendiri tak rela dia juga masuk ke dalam permainan. "Yang penting gue masih di sini."

  Minsae masih menangis. Dokyeom memandang mereka berdua dengan sedih. Sedangkan Jun hanya bisa menunduk.

  "Jangan nangis lagi," kata Mingyu sambil menghapus air mata Minsae. "Adek gue jelek kalo nangis."

  "Di saat kaya gini masih aja lo ngajak berantem huaaaa!" Minsae memukul tangan Mingyu. Lelaki itu tersenyum.

  "Kita susul yang lain yuk," kata Mingyu. Dia menatap Jun. "Makasih."

  Jun hanya mengangguk. Mereka kemudian mengusul yang lain.

  Sementara itu, Yoora, Chaerin, Joshua, dan Seungcheol tidak tahu jika Hanako mengikuti mereka.

[i] HIDE AND DIE • SEVENTEEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang