Luhan berjalan mondar mandir dengan mulut yang tak berhenti menggerutu kesal sambil menggigit kukunya resah. Tentu saja dia resah, saat ini salah satu sahabatnya—sekalipun orang yang dimaksud itu sering dipanggilnya dengan sebutan si bodoh—sedang bertaruh nyawa di dalam sana. Oke kalimat terakhir memang agak sedikit berlebihan. Intinya Luhan benar-benar sangat cemas.
Baekhyun yang sudah sadar setengah jam lalu tampak masih shock, bahkan bibir namja mungil itu terlalu putih untuk dikatakan kalau dia baik-baik saja. Sunny mengelus lembut surai cokelat anaknya, mengucapkan segala kata yang sekiranya bisa menenangkan Baekhyun.
Yoochun memijit pelipisnya pelan, kepalanya benar-benar terasa pening saat ini. Saat saja mendengar ucapan Luhan tadi, lelaki itu langsung meninggalkan taman belakang dan bergegas untuk mencari keberadaan anaknya. Namun 5 menit berlalu, Yoochun kembali ke dalam dan berkata dia bingung akan pergi mencarinya kemana. Untunglah Sehun yang cepat tanggap langsung memutuskan melacak keberadaan Baekhyun dengan GPS di ponselnya.
Luhan berhenti dari acara mari-menjadi-gila nya, pandangan namja itu mendadak tertohok ke arah dua lelaki yang sedang sama-sama memijit kepala. Luhan mendekat, kemudian tiba-tiba namja itu menunjuk geram ke arah Yoochun dan Tuan Xi.
"Aku tidak mau tahu! Kalau ada apa-apa dengan Chanyeol, orang pertama yang akan kujebloskan ke penjara, adalah kalian berdua!" teriaknya menggebu, membuat semua yang ada di situ terkejut bukan main. Bahkan Sehun langsung menganga mendengar ucapan namja cantiknya itu.
Tuan Xi balas menatap anaknya. "Kenapa Appa juga ikut kena, semua ini adalah rencana Yoochun!" seru Tuan Xi.
Luhan mendelik. "Aku tidak peduli! Apapun yang terjadi nanti, ini semua gara-gara kalian!" seru Luhan masih keukeuh pada pendiriannya.
"Sudahlah, Lu. Seharusnya kau berdoa supaya Chanyeol tidak kenapa-napa!" seru Yifan yang risih melihat kelakuan aneh namja cantik aka sepupunya itu.
"Yifan benar, sebaiknya..." baru saja Tuan Oh ingin bersuara, Luhan lebih dahulu memotong ucapan lelaki itu.
"Apa? Kau juga termasuk kandidat tersangka, kalau kau lupa tuan! Coba saja kalian tidak melakukan semua ini, aku yakin tidak akan ada yang namanya kecelakaan!" ujar Luhan masih dengan emosi menggebu.
Semua orang di sana memandang lelah ke arah Luhan yang memutuskan untuk mondar-mandir lagi di depan ruangan Chanyeol. Jongin menghela napas, dia bingung dengan tingkah berlebihan Luhan. Yoochun menjatuhkan pandangannya ke arah namja mungil yang sedang bersender di dekat Eommanya itu.
"Baekhyun," seru Yoochun. Merasa namanya dipanggil, Baekhyun mendongak dan melirik ke arah lelaki itu.
"Ah ya Appa?" tanya Baekhyun.
"Maafkan Appa," ujar Yoochun.
Baekhyun mengernyit bingung. "Appa tidak ada salah kok dengan Baekhyun," balasnya.
Baru saja Yoochun ingin bersuara, tiba-tiba Dokter yang menangani Chanyeol keluar dari ruangan di depan. Luhan langsung berlari menghampiri sang Dokter dan langsung sibuk bertanya ini itu. Tuan Xi hanya meringis melihat anaknya itu.
"Bagaimana keadaannya, apa dia baik-baik saja, dia tidak mati kan dok, sungguh jawab dokter jangan diam saja!" teriak Luhan saat Dokter di depannya hanya diam saja, malah dia langsung menunjuk ke dalam sana dimana seorang namja masih terbaring dengan perban menutup kepalanya.
Sementara itu...
Chanyeol membuka matanya dengan mendadak, pandangannya masih mengabur namun sungguh dia tak bisa merasakan apapun saat ini. Mendadak jantung namja itu berdetak lebih kencang, dia melirik sekelilingnya, karena tak bisa berpikir jernih, dia hanya dapat melihat warna putih di sekitarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies -Chanbaek- (End) ✔️
Fanfiction⚠Warning⚠ Hidup Chanyeol yang tenang mendadak berubah saat seorang namja manis datang ke rumahnya dan sialnya malah menjadi Dongsaengnya? "Pantas saja kau tidak punya pacar. Mana ada wanita yang mau mendekat kalau kau selalu memasang tampang menyeba...