First

8.9K 523 10
                                    

BRAK!

PRANG!!

Suara bantingan terdengar memenuhi sebuah ruang yang cukup luas, di mana terdapat dua orang manusia sedang saling bertatapan. Bukan, mereka bukan saling menaruh perhatian, tapi lebih terlihat tatapan bengis yang ingin saling membunuh. Seorang lelaki yang masih cukup muda sedang menatap tajam ke arah namja yang terlihat cuek di depannya.

Namja itu tak begitu peduli dengan suara mengganggu yang daritadi terdengar di telinganya. Ya, Appanya sendiri lah yang menyebabkan suara berisik tadi.

"Park Chanyeol, harus kubilang berapa kali HAH! Kalau kau memang tak berniat sekolah, setidaknya jangan menghambur-hamburkan uang yang kuberi padamu. Kau seharusnya bersyukur masih...,"

"Sudah kubilang itu bukan urusan, Appa. Apa pedulimu padaku? Bahkan selama ini, kau tidak pernah memperhatikanku!" Teriak Chanyeol.

Ya, namja tadi bernama Park Chanyeol, putra satu-satunya yang dimiliki oleh Park Yoochun, seorang CEO Park Company yang terkenal di Korea Selatan. Yoochun memijit pelipisnya, sambil menahan diri untuk tak membunuh anak ini sekarang juga. Kalau saja dia tidak ingat dosa, mungkin Chanyeol sudah habis di tangannya. Berterima kasihlah pada sisi malaikat yang masih menempel erat di tubuhnya.

Tidak, salah kalau kalian berpikiran Chanyeol adalah anak pembangkang. Karena dulu Chanyeol adalah anak yang manis dan penurut, tapi semua berubah ketika sang Eomma, Park Junsu meninggal dunia karena kecelakaan. Detik itu juga, tidak ada lagi yang namanya Park Chanyeol si anak manis.

Chanyeol seketika berubah menjadi seorang yang dingin, pendiam, dan mulai membangkang siapa saja yang menghalangi kehendaknya. Bahkan Appanya sendiri.

"Chanyeol, jangan berteriak padaku!" Balas Park Yoochun menatap nanar ke arah anaknya.

"Cih, peduli apa kau denganku. Sudahlah, kalau kau memang ingin menikah, menikahlah jangan libatkan aku. Mau kau menikahi gadis, janda atau siapa, itu bukan urusanku. Aku pergi!" Chanyeol merampas kunci mobilnya dan langsung keluar dari rumah. Saking marahnya, dia tak menyadari keberadaan dua manusia yang salah satunya sedang menatap aneh ke arahnya. Bahkan sampai mobil Chanyeol menghilang di tikungan jalan.

"Eomma, aku tidak bisa melihat apapun. Tangan Eomma benar-benar mengganggu!" rutuknya seraya memprouthkan bibir karena kesal dengan sikap Eommanya.

"Ssst, diamlah. Kau memang tidak seharusnya melihat semua ini!" ujar Eommanya seraya memastikan tidak ada hal lain di depannya. Ya, dia memang mendengar semuanya, suara amukan, teriakan dan lainnya. Terbersit sedikit rasa sesal dalam dirinya, namun dia harus melakukan ini.

Yoochun yang hendak menyusul Chanyeol, mendadak terdiam dan langsung tersenyum manis saat melihat kedatangan dua manusia itu. Lelaki itu segera menghampiri keduanya.

"Kalian sudah datang? Em apa kalian mendengar pertengkaran kami tadi?" Tanya Yoochun agak ragu.

Byun Sunny, hanya tersenyum seraya menggeleng pelan mencoba menenangkan pria di depannya ini. Walau kenyataannya dia mendengar semuanya, tapi lebih baik berpura-pura saja. Yoochun mengangguk dan tersenyum seraya menatap ke samping Sunny, dimana seorang namja manis sedang melirik agak takut ke arahnya.

"Hei, apa kau yang bernama Baekhyun? Wah kau ternyata memang sangat manis. Berapa umurmu eoh?" Tanya Yoochun ramah, jelas sangat jauh berbanding saat dia memaki-maki Chanyeol tadi. Ah memikirkan anak itu membuat moodnya kacau lagi.

"Emm 16 tahun Ajusshi," balasnya masih terdengar kaku. Baekhyun meneliti dari atas sampai bawah, dan dia berdecak kagum karena orang di depan ini sangat sempurna. Ugh, kalau begini dia jadi mau juga menjadi seorang CEO kalau sudah besar nanti.

Sweet Lies -Chanbaek- (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang