Seven

3.1K 276 4
                                    

"Baek, bagaimana perasaanmu setelah lebih sebulan berada di Korea?" tanya Kyungsoo tiba-tiba, membuat Jongdae dan Baekhyun yang sedang memakan ramen mereka sontak menoleh ke namja bermata bulat itu.

Saat ini, ketiga orang itu sedang berada di dapur rumah seorang Kim Jongdae. Mereka malas pulang awal, jadi lebih baik ke rumah namja itu saja setelah pulang sekolah. Dan karena lapar, ketiganya memutuskan untuk memasak ramen instan yang didapatnya di kulkas, dengan Kyungsoo sebagai Chef dan Jongdae asisten Chef, serta Baekhyun sebagai penonton setia mereka berdua.

Baekhyun meletakkan sumpitnya, kemudian menegak setengah air mineral dingin yang Jongdae ambilkan tadi. Kemudian matanya menerawang ke depan sana. Benar kata Kyungsoo, sudah sebulan dia berada di Korea dengan kehidupan yang baru, sekolah baru, pergaulan baru, teman baru, dan ah ya jangan lupakan keluarga barunya.

"Aku merasa senang, Kyung." jawab Baekhyun sambil tersenyum. Kyungsoo ikut tersenyum dan menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Syukurlah, Baek. Jujur aku mencemaskanmu tau. Apalagi sejak insiden Appamu itu, aku benar-benar takut kau akan berubah," ujar Kyungsoo pelan, namun Baekhyun merasakan ada raut kekhawatiran di nada suara sahabatnya.

"Ah soal itu. Jujur aku memang masih merasa sakit hati, tapi tenang saja, aku sudah memaafkannya kok. Tidak baik juga membenci orang lama-lama," balas Baekhyun.

"Emm, kalau aku boleh tahu, sebenarnya apa yang terjadi dengan keluargamu, Baek?" tanya Jongdae pelan. Dia hanya tak ingin menyakiti hati sahabatnya itu. "Ah kalau kau tidak mau juga tak masalah, aku tak memaksa." tambah Jongdae sambil tersenyum kemudian menyeruput kuah ramennya dengan penuh perasaan. Dia memang sayang dengan makanan, jadi menurutnya harus diperlakukan sebaik mungkin.

"Jongdae, jangan menanyakan hal itu!" seru Kyungsoo menatap tajam ke arah Jongdae yang memasang tampang cengonya.

"Ah tidak apa, Kyung!" sahut Baekhyun menenangkan sahabatnya itu.

"Tapi Baek..." ucapan Kyungsoo terputus karena Baekhyun langsung saja mendahuluinya.

"Appaku pergi tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Namun malam sebelumnya, aku memang mendengar kalau mereka tidak baik-baik saja. Entah karena apa, aku juga tidak tahu, Jong," ujar Baekhyun menerawang. Namja itu menahan napas. Dia ingat betul kejadian itu, dimana dia sendirilah yang menyaksikan pertengkaran hebat antara Appa dan Eommanya. Ah membayangkan hal itu membuat dada Baekhyun sesak. Dia menepuk dadanya kuat karena tak tahan sakit yang menyerang ulu hatinya.

Kyungsoo langsung panik dan berdiri dari kursinya dan menepuk pelan pundak namja pendek itu, kemudian menyerahkan air putih. "Baek berhenti! Bernapaslah!" ujarnya dengan suara kalut. Kemudian menepuk pelan pipi Baekhyun. Baekhyun tersadar, dan segera meraup udara sebanyak-banyaknya. Entahlah, dari dulu dia memang akan bertingkah seperti itu kalau sudah mengingat tentang Appanya.

Kyungsoo menatap tajam ke arah Jongdae. "Sudah kubilang kan jangan bertanya hal itu!" bentak Kyungsoo sarkastik.

Jongdae menatap lemah ke arah Baekhyun. "Baek, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini." sesal Jongdae.

Baekhyun menggeleng. "Tidak Jongdae, aku saja yang terlalu terbawa perasaan. Santai saja. Aish, kenapa kalian jadi sedih sih?" tanya Baekhyun sambil tersenyum manis.

"Baek maafkan aku ne. Yaa! Kyungsoo, bicaralah, Aish aku sekarang benar-benar merasa seperti penjahat di sini!" ujar Jongdae sambil melirik Kyungsoo yang masih terdiam di belakang Baekhyun.

"Kyungie, sudahlah, aku tidak apa-apa kok!" seru Baekhyun.

Kyungsoo menghela napas panjang, kemudian namja itu duduk lagi di kursinya. "Maafkan aku, Jong." sesalnya karena sudah membentak Jongdae tadi.

Sweet Lies -Chanbaek- (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang