Tiga Belas

2.7K 220 2
                                    

Semenjak kejadian malam itu, sama sekali tak ada yang bicara satu sama lain. Luhan memutuskan untuk membawa Baekhyun ke kamarnya, dengan alasan kalau anak itu mengantuk. Kemudian namja cantik itu segera menarik Sehun agar meninggalkan tempat keramat itu, dan sama sekali tak peduli suara teriakan Tuan Xi yang menggema di dalam sana.

"Lu, Appamu memanggil," ujar Sehun saat keduanya sampai di depan mobil Luhan.

Namun orang yang dimaksud tak memperdulikannya dan malah masuk ke dalam mobil. Sehun hanya bisa menghela napas dan mengikuti kemauan namja cantik itu. Sehun mendudukan bokongnya di kursi pengemudi dan mulai melajukan mobil itu ketika yang lebih pendek memintanya.

Banyak hal yang ingin Sehun ketahui dari beberapa kejadian tadi, tapi dia bingung untuk memulainya darimana. Apalagi melihat wajah sembab di sebelahnya semakin membuat Sehun urung untuk sekedar bicara.

"Perjodohan yang kumaksud di rumah Yifan, itulah yang sedang dibahas oleh Appaku tadi," suara Luhan memecah keheningan di sana. Sehun terlonjak karena bingung darimana Luhan tahu, salah satu hal dari sekian banyak yang ingin dia ketahui tadi.

"Biar kutebak, kau akan di jodohkan dengan Chanyeol?" ujar Sehun yang masih memokuskan matanya ke depan sana.

"Ya, dan apa kau tahu, Hun. Baekhyun menangis, dia benar-benar menangis tadi. Aku memang Hyung yang buruk!" ujar Luhan sendu, mengingat betapa tersayat hatinya ketika mendengar suara tangisan namja imut itu. Dia benar-benar merasa sangat jahat sekarang.

"Sudahlah, Lu. Ini bukan salahmu, oke?" Sehun mencoba menenangkan namja di sampingnya yang kembali terisak. Sehun mengusap leher Luhan pelan seakan menyalurkan kekuatan ke yang lebih pendek.

Luhan menutup wajahnya. "Bahkan ini lebih menyakitkan daripada dia menolakku waktu itu. Aku masih beruntung memilikimu, Hun. Sedang Baekhyun, entah siapa yang akan menemani anak itu? Hiks, kenapa aku sungguh jahat? Kenapa juga masalah ini harus Baekhyun yang kena imbasnya? Tak bisakah anak itu bahagia dengan pilihannya?" ujar Luhan semakin terisak, namja itu menutup matanya, membiarkan air mata menetes pelan di kedua pipinya.

Sehun membeku mendengar ucapan Luhan, tangannya semakin lembut mengelus leher namja itu. Ingin rasanya Sehun mengakhiri ini semua, dia sungguh tak tega melihat keadaan Luhan saat ini. Tapi, dia sama sekali tidak bisa, bahkan hanya sekedar mengucapkan sepatah katapun dia tak berhak.

"Apa kau benar-benar mencintai Baek, Lu?" Sehun berhenti mengusap leher Luhan. Luhan diam, tak lama dia mendongak ke arah Sehun.

"Tentu saja," balas Luhan seadanya.

"Lalu bagaimana denganku? Apa cintamu ke Baekhyun sama untukku?" tanya Sehun pelan, takut menyinggung perasaan namja cantik di sampingnya.

Luhan menghela napasnya pelan. Matanya terarah ke jalanan yang ramai kendaraan lalu lalang. "Awalnya aku memang mencintai Baekhyun, sangat, bahkan di saat dia pertama kali muncul di sekolah dan aku berniat menjadikannya milikku, ya kau tahu sendiri. Namun melihat dia tak meresponku, malah semakin membuat aku penasaran. Tapi, ketika tahu kalau dia tidak mencintaiku, hatiku memang agak sakit. Namun sekarang aku mengerti, dan sama sekali tak masalah bagiku, dan aku masih menyayanginya sampai sekarang. Sebagai Hyung dan Dongsaeng tentu saja!" Luhan menjelaskan semuanya lancar, membuat salah satu di antara mereka menyunggingkan senyumannya dengan wajah senang.

"Aku sudah tahu jawabanmu," balas Sehun sambil matanya tetap ke arah depan.

Luhan tersenyum manis. "Baguslah, pacarku ini memang cerdas!"

Sehun terdiam mendengar ucapan Luhan barusan, tak lama dia justru tersenyum nakal. "Apa ada yang baru saja mengakui kekasihnya eoh?" tanyanya.

Sweet Lies -Chanbaek- (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang