Chapter 4: Second Mistake (NC)

3.7K 279 29
                                    

Seungcheol rasa ia tidak akan membutuhkan seorang partner lagi karena Jihoon sudah mulai menerimanya. Tapi ia tidak mengabari Jeonghan.

Ia merasa tidak perlu melakukannya. Lagipula ia tidak pernah memberi tahu berapa lama pria carrier itu akan menjadi partnernya. Bila ia lama tidak berkunjung, si carrier pasti akan menganggap dirinya sudah tidak diperlukan lagi. Dia seorang pekerja klub malam. Seungcheol rasa tidak perlu memikirkan perasaannya. Ia pasti sudah sering bercinta dengan banyak dominan tanpa perasaan pula.

Pagi ini, setelah mengantar Jihoon, mungkin dia akan langsung ke kantor ayahnya, mengerjakan beberapa tugas magang di sana. Sebagai anak pimpinan, Seungcheol mendapatkan jabatan magang khusus. Seperti perkataan Soonyoung kemarin, ia benar-benar bekerja dikelilingi sekretaris. Alih-alih terpesona pada kecantikan mereka, Seungcheol tidak pernah berpikir sampai ke sana. Ini pekerjaan masa depannya. Ia tidak ingin salah fokus.

Seperti kelitannya kemarin, memang sebuah fakta bahwa para sekretaris di sana rata-rata sudah memiliki tunangan maupun suami, atau mungkin baru kekasih. Seungcheol juga sudah punya.

Seungcheol punya meja kerja sendiri, dengan komputer serta kalender sendiri. Setelah menduduki kursinya, ia langsung mengambil spidol merah dan menandai sebuah tanggal di akhir minggu dengan gambar hati. Iya, itu hari di mana dia dan Jihoon akan berkencan.

Seungcheol mendesah lega. Akhirnya ia memiliki kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungan mereka. Ia hanya perlu menyelesaikan dua hari ini tanpa membuat masalah- seperti mengunjungi klub malam misalnya. Setelah menjemput Jihoon dari kampus, ia akan langsung pulang ke rumah.

Untuk acara akhir minggu, ia tidak berencana mengajak Jihoon keluar negeri. Ia hanya ingin tinggal di negara ini saja, mungkin berkendara ke Pyeongchang dan menikmati suasana di sana. Ya, itu sebuah opsi yang cukup bagus. Ia akan melakukannya.

.

.

.

Merusak hubungan sepasang kekasih memang ilegal, tapi Soonyoung melakukannya demi kebaikan si gadis, Lee Jihoon. Ya, benar, dia yang mengintai Seungcheol sampai ke apartemen si pekerja klub malam. Dia juga memperingati Seungcheol untuk tetap setia pada kekasihnya. Tapi laki-laki itu tetap tidak bisa menerka-nerka keputusan yang akan diambilnya nanti.

Ia jelas-jelas memergoki Seungcheol melakukan hubungan seksual dengan orang selain Jihoon karena Jihoon sedang berada di kampus saat itu. Tapi tempo hari, ia mendengar dengan daun telinganya sendiri bahwa Seungcheol mengajak Jihoon berkencan akhir minggu ini.

Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran Seungcheol?

Soonyoung akui, sejak sekolah ia menyimpan rasa dengan kekasih teman populernya itu. Tapi ia diam saja. Ia tidak berniat untuk mengungkapkannya. Jihoon terlihat sangat serasi dengan Seungcheol. Ia juga selalu tersenyum ketika bersama dengannya.

Orang bilang, bila kita mencintai seseorang, hal yang harus diutamakan adalah membuat orang itu bahagia. Soonyoung sedang memperjuangkan kebahagiaan Jihoon dengan menjaganya dari jauh. Konkretnya seperti sekarang. Ia sedang mengkhawatirkan apabila Seungcheol benar-benar mengkhiatani orang yang dicintainya itu.

Ia tidak berencana untuk merebut Jihoon, namun apabila situasinya sudah seperti ini, ia terpaksa harus bergerak lebih agresif.

"Jihoon," panggilnya.

Soonyoung tengah berjalan di koridor kampus. Kebetulan Jihoon sedang berada di depan kelas. Melihat beberapa mahasiswa lain yang keluar dari ruangan, sepertinya ia baru saja selesai.

"Ya?" sahut Jihoon. Gadis itu memasang ekspresi ketus.

Jihoon mengenali Soonyoung sebagai teman Seungcheol dan sebaiknya laki-laki itu tetap menjaga statusnya. Ia tidak ingin dicurigai sebagai perusak hubungan.

[√] After I Let You Go | JeongCheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang