Selama gadis yang Soonyoung sukai itu menangis dalam pelukannya sendiri, laki-laki itu sempat beberapa kali mengelus kepalanya pelan. Ia cukup sadar diri perlakuan itu seharusnya dilakukan oleh seorang kekasih, tapi tangannya bergerak begitu saja.
Mungkin Lee Jihoon akan mengumpatinya sebagai pencuri kesempatan setelah ini, tapi biarlah itu terjadi. Untuk sekarang, Soonyoung hanya menginginkan gadis itu tenang juga menyudahi tangisnya.
Laki-laki itu merasa lemah bila harus berhadapan dengan tangis Jihoon. Karena kesedihan gadis itu kesedihannya juga, dan kebahagiaan gadis itu kebahagiaanya juga.
“Wajahmu tampak jelek bila menangis terus,” ujarnya pelan.
Jihoon tidak membalas perkataannya, tapi ia langsung mendorong Soonyoung sekuat tenaga. Ia tidak suka mendengar suara laki-laki itu. Setiap kata yang ia ucapkan selalu membuat perasaannya jengkel.
“Jihoon, kau mau ke mana?” seru laki-laki itu menahan langkahnya.
Gadis itu berusaha menarik tangannya. Ia menyesal telah berlari dengan lelaki itu sampai ke tempat ini.
“Bukan urusanmu,” ketusnya.
Ia ingin pergi dari sana sendirian, tanpa Seungcheol ataupun Kwon Soonyoung. Tidak keduanya.
.
.
.
Saat seluruh shift usai, para pekerja klub biasa mengadakan pesta kecil-kecilan. Jajaran orang dari shift pelayan lebih sering hadir ketimbang shift kamar. Karena pekerjaan yang dilakukan di kamar jauh lebih melelahkan.
Chungha sendiri menjalani shift kamar malam ini. Klien terakhirnya menolak untuk menerima pelayanan dan itu membuatnya menerima waktu bebas. Ya, klien terakhirnya Choi Seungcheol. Ia sendiri yang menawarkan diri untuk menjaga laki-laki itu.
Ia sempat melihat rupa mempesonanya saat dia berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang. Pantas saja Jeonghan bisa jatuh hati pada pria ini.
Wanita itu memang memiliki hasrat untuk menyerangnya. Apalagi dia masih dalam keadaan tidak sadar, sebuah kesempatan yang tidak patut disia-siakan. Tapi akal sehatnya menolak untuk melakukan hal itu. Jadi ia hanya duduk di pinggir ranjangnya sambil mengelus puncak kepala Seungcheol.
Ketika pria rupawan itu sadar. Ia langsung menatap kedua matanya tajam dan bertanya di mana dirinya sekarang. Begitu Chungha mengatakan jawabannya, ia langsung beranjak dari ranjang dan menanyakan keberadaan Jeonghan.
Chungha tahu di mana Jeonghan saat itu. Mereka berpapasan saat pria itu dibawa ke kamar dan Jeonghan bilang ingin istirahat sejenak.
Pria itu pasti sedang bersama carrier itu sejak tadi. Ia juga orang yang mungkin membuat Jeonghan tidak muncul di antara kerumunan pekerja shift pelayan. Wanita itu mendadak cemas dan enggan mengambil jatah cocktail gratis miliknya. Kaki jenjangnya berjalan ke area kamar dan mencari keberadaan Jeonghan.
Koridor tempatnya berjalan sekarang sudah sepi, tidak ada klien maupun pekerja yang berlalu lalang di sana. Wanita itu membuka pintu kamarnya satu persatu. Berhenti di sebuah kamar saat menemukan seseorang tengah meringkuk di samping ranjangnya.
Itu Yoon Jeonghan, pria carrier yang dicemaskannya sejak tadi.
“Yoon,” panggil Chungha segera menghampirinya dan berjongkok di sebelahnya.
Bibirnya gemetaran. Pasti karena duduk di lantai saat malam, sangat dingin— oh, tunggu, dia juga sedang tidak berpakaian. Belum lagi bekas kecupan tertera jelas di atas selangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] After I Let You Go | JeongCheol
FanfictionChoi Seungcheol is a son of rich family. All he want to do is spending life with excitement. One frustating day, he dare himself to try special service in a nightclub. But there's only a carrier left there at that time. Carrier is a special person...