[a/n]
this chapter contains NC-rated scenes.
.
.
Berbekal informasi dari teman-teman Seungcheol, akhirnya Jihoon menemukan sebuah tempat yang sering dikunjungi kekasihnya, sebuah klub malam di tepi kota Seoul.
Gadis itu agak terkejut karena kekasihnya ternyata masih pergi ke tempat semacam ini. Ia selalu melarang Seungcheol untuk mengunjunginya. Tapi kekasihnya itu diam-diam tidak mengindahkan larangannya.
Jihoon sebenarnya tidak ingin percaya pada kata-kata seorang Kwon Soonyoung. Namun hati kecilnya memberontak dan menyuruhnya untuk membuktikan langsung. Ia ingin yakin bahwa apa yang Soonyoung katakan salah besar dan memutuskan untuk mencari tahu sendiri.
Di sinilah gadis itu berada, di sebuah klub dengan orang-orang mabuk di dalamnya. Kedua kakinya gemetar ketika menginjak tempat maksiat itu. Jihoon tidak pernah suka berada di sana. Tidak satu hari, tidak satu detik pun. Alasan keberadaannya di sini hanyalah demi Seungcheol.
Demi memenuhi keyakinan bahwa Seungcheol tidak akan ada di dalam sana.
Seungcheol memang tidak berada di dalam. Jihoon tahu karena laki-laki itu sedang menyambutnya di ambang pintu, lengkap dengan wajah memerah mabuk dan seseorang bersurai pirang panjang yang sedang diciumnya.
"Choi Seungcheol," lirih Jihoon dengan mata berkaca-kaca.
Kekasihnya telah mengkhianatinya. Jihoon tahu itu dengan pasti karena melihat ekspresi janggal seseorang di sebelah Seungcheol setelah ciuman itu terhenti. Parasnya cantik walaupun bentuk tubuhnya tidak seperti wanita. Mungkinkah dia seorang pria carrier?
Jihoon tidak habis pikir dengan semua ini.
"Jihoon," racau laki-laki yang ia kenali sebagai Seungcheol.
Laki-laki itu melepaskan rangkulan sosok bersurai panjang itu dan menghampirinya. Ketakutan menyergap seorang Lee Jihoon dan membuatnya mengambil langkah mundur hingga laki-laki itu berhasil memerangkapnya di depan dinding.
Jihoon bisa merasakan nafas laki-laki itu menerpa wajahnya. Saat ia mendongak dan memperhatikan wajah itu dengan seksama, sebuah kekecewaan sekali lagi menusuk hatinya.
Laki-laki itu benar Seungcheol. Benar-benar kekasihnya.
"Seungcheol," panggil Jihoon berusaha menyadarkan kekasihnya.
Seungcheol malah membelai pipi Jihoon seakan ia tidak mempedulikan panggilan barusan. Belaian tangan itu perlahan bergeser ke belakang tengkuknya. Jihoon bisa mencium aroma pekat alkohol dari mulut Seungcheol saat wajah kekasihnya itu semakin mendekat.
Jihoon membenci minuman keras, sangat benci hingga membuatnya memberontak. Ia tidak ingin Seungcheol mendekatinya, tidak dalam keadaan mabuk.
"Menjauh!" pekik Jihoon.
Tapi sia-sia saja. Tenaga Jihoon tidak sebanding untuk melawan Seungcheol. Dengan mudahnya laki-laki itu menahan pergerakannya dan kembali memangkas jarak bibir mereka. Jihoon hanya bisa memejamkan kedua matanya, berharap malaikat penolongnya datang.
Tiba-tiba terdengar suara tinju yang keras di depan wajahnya. Jihoon merasa cengkraman Seungcheol di tangannya juga terlepas setelahnya.
Ketika ia membuka kedua matanya, Seungcheol sudah terjatuh ke tanah dan seseorang yang lain berdiri di hadapannya.
Baru saja Jihoon akan bicara, namun sosok yang sepertinya baru saja menghajar Seungcheol itu langsung menarik tangannya dan membawanya ke sisi lain klub.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] After I Let You Go | JeongCheol
FanfictionChoi Seungcheol is a son of rich family. All he want to do is spending life with excitement. One frustating day, he dare himself to try special service in a nightclub. But there's only a carrier left there at that time. Carrier is a special person...