Haiiiiii... Diantara kesibukanku me-repost Allegra, akhirnya chapter berikutnya dari keusilan ELORA berlanjut. 😍😍😍
Semoga suka ya dan bantu promote ceritaku ke teman2 kalian ya 💕💕💕
🍂🍂🍂
Elora melirik jam tangannya ketika handphonenya berbunyi. Nama Ibu Maria muncul di layarnya. Jam 2 tepat dan si pasien sudah ribut meneleponnya. Dengan malas, Elora menyerahkan handphonenya kepada Suster Mia yang berdiri di sampingnya. Paskalis Eduardo, salah satu atlet renang Indonesia masih duduk di kursi pasien dan belum selesai berkonsultasi dengannya.
Tepat jam 2.15, Paskalis Eduardo keluar dari ruangan Elora dan dia bisa bernafas lega. Perutnya lapar dan dia sangat membutuhkan teobromin saat ini. Tiba-tiba saja segelas coklat panas berada di atas mejanya bersama dengan senyuman manis Suster Mia.
"Saya tahu Dokter Elora pasti merindukan coklat," ujarnya dengan sangat lembut.
"Bangetttttt!! Suster Mia tahu aja!"
"Sudah hafal saya, Dok." Suster Mia menjulurkan handphone Elora yang sejak pasien terakhir tadi ada di tangan Suster Mia. "Pak Rocky nelepon melulu tuh, Dok."
Elora menghela nafas panjang. "Sepertinya saya harus segera kesana ya. Atau digantiin Suster Mia deh, mau nggak?" tawar Elora sambil tertawa frustasi.
"Dokter pengen ya saya dipecat?"
"Saya becanda kok, Sus. Lagian Suster nggak akan sanggup menghadapi makhluk alien itu."
"Haaa??? Alien, Dok? Serius Dok?"
Elora hanya tertawa melambaikan tangannya. "Becanda, Sus!"
Diraihnya gelas coklatnya dan Elora segera berlalu dari ruangan itu. Handphonenya kembali berbunyi dan sambil berjalan menuju parkiran, Elora mengangkat teleponnya.
"Selamat siang, Tante Maria," sapanya dengan ramah.
"Ini Rocky!" Suara berat, datar dan tidak ramah itu memenuhi rongga pendengaran Elora.
"Kenapa kamu belum datang juga? Kakiku sakit lagi, El!"
Elora mendengus kesal. Sekarang panggil El, gerutunya. Kemarin-kemarin seperti orang asing yang tidak pernah mengenal Elora sebelumnya. Ya memang orang asing El, kan dari planet antah berantah. Namanya juga alien!
"Sedang on the way, Om!" jawab Elora jujur.
"Aku tunggu!" tukasnya sengit.
Jeda sesaat, handphone belum dimatikan. Tiba-tiba, "Sekali lagi kamu panggil aku Om, aku akan menciummu!" Klik. Handphone mati.
Heeee.... hellow! Nyium gue? Situ waras? Elora tertawa geli sambil membuka pintu mobilnya. Sepertinya alien tua itu perlu diberi jurus pengendali udaranya Aang, sang Avatar dari Kuil Udara Selatan. Elora cekikikan sendiri. Sepertinya dirinya juga mulai tidak waras sejak bertemu lagi dengan alien tua itu.
Hanya tiga puluh menit lebih sedikit, Elora sudah berada di teras rumah keluarga Setiadi. Sekali lagi Elora mencoba memikirkan kenapa dia harus melakukan semua terapi gila ini. Terapi yang tidak perlu bagi si pasien. Elora mengangguk-angguk pelan, semua karena iming-iming BALI, dengan huruf besar. Elora rela menjadi budak untuk sesuatu yang tidak penting.
Dibuangnya gelas coklatnya yang sudah kosong dan dia mulai mengunyah permen karet untuk menenangkan syarafnya. Untuk ketiga kalinya Ibu Maria membukakan pintu rumah itu dengan senyum yang sumringah.
![](https://img.wattpad.com/cover/155005297-288-k259810.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELORA - Si Pemilik Hati (END)
Romance(TELAH TERBIT DI GOOGLE PLAYSTORE) https://play.google.com/store/books/details?id=VpWuDwAAQBAJ&1101l7N6J THE DIMITRI'S SERIES book #3 18+++ (KHUSUS UNTUK DEWASA) Elora selalu bermimpi menikah dengan pria yang mencintainya dan tergila-gila padanya. K...