4. Jangan Panggil Saya Bapak!

12.4K 1.1K 64
                                    

Setelah mengalami migren selama 2 hari, akhirnya E&R datang lagi.

HAPPY READING ya 😘😘😘😘

🍂🍂🍂

Tanpa Elora sadari, sebenarnya dari tadi Rocky memperhatikan gerak-gerik Elora dan hatinya makin panas melihat kedatangan Dennis. Sebenarnya mereka berdua, kakak beradik benar-benar setipe. Mereka bisa mengendus perempuan cantik dari radius 10 meter dan dalam waktu 10 menit saja, mereka juga bisa tahu apakah perempuan itu potensial untuk dijadikan pacar atau hanya iseng. Dan Dennis datang disaat emosi Rocky sedang labil saat ini.

Bagaimana tidak labil, begitu Elora masuk aroma parfumnya memenuhi ruangan kamarnya. Bukan membuatnya pusing, tapi membuatnya galau. Apalagi sejak hari itu di rumah sakit, wajah Elora yang cantik tanpa senyum itu bercokol terus di pikirannya dan tidak mau keluar. Shit! Ditambah hari ini Elora mengenakan atasan rajutan putih tangan panjang yang mencetak dadanya dengan tepat dengan celana jeans ketat berwarna hitam yang juga mencetak bokongnya.

Well, walaupun otaknya agak miring hari ini tapi wibawa dan harga diri ini harus tetap dijaga. Jadi cara terbaik adalah mendiamkan Elora sampai perempuan itu bosan sendiri. Tapi bukannya bosan, perempuan itu malah memeriksa kakinya dan meraba betisnya yang tidak tertutup gips.

SIALAN! SEJUTA TOPAN BADAI! Dia jadi kedengaran seperti Kapten Haddock di serial Tintin yang hobi sekali memaki.

Cara perempuan itu menyentuhnya membuat semua syaraf di tubuh Rocky bereaksi, termasuk yang satu itu, junior kesayangannya. Ditambah lagi tato di tengkuk Elora yang begitu menggoda ketika dia menunduk, memeriksa kakinya. Ayo Rocky, ingat kembali sumpahmu! Sumpah berharga itu!

Rocky makin kesal ketika Elora beranjak menuju balkon dan duduk manis di sana sambil membaca dari tabletnya. Rocky ingin beranjak tapi tidak bisa. Dia benar-benar menolak kursi roda karena rasanya seperti orang lumpuh sungguhan. Dia lebih memilih kanadiann kruk atau kruk lengan dan hanya menggunakannya seperlunya saja.

Akhirnya Rocky memutuskan mendekati Elora dengan kruk lengannya dan memperhatikan Elora dari belakang. Gadis itu membuat dirinya senyaman mungkin dengan membaca sambil mengunyah permen karet. Sepertinya tas besarnya dapat menyimpan semua kebutuhannya. Selain botol air mineral, Elora juga mengeluarkan sebotol minuman coklat yang diminumnya sesekali.

"Kau datang untuk bekerja atau piknik?" tanya Rocky sinis.

Elora menoleh dengan tatapan berbinar. Rocky mengerang dalam hati. Kenapa matanya indah banget sih? Ehmm... ingat sumpahmu!

"Oh halo Pak Rocky..." Elora berdiri menyambutnya dengan senyum yang baru kali ini Rocky lihat. Ada lesung pipi di sebelah kiri dan giginya yang putih berbaris rapi. Rocky menelan ludahnya diam seribu bahasa.

"Anda sudah sadar rupanya."

"Kamu pikir aku pingsan apa?!" tukas Rocky sambil melangkah pelan dengan kruknya.

"Saya malah berpikir Bapak tertidur di depan laptop, bukan pingsan!" ujar Elora tertawa. Mulutnya yang sedang mengunyah permen karet itu terlihat menantang.

Luruskan otakmu, Rock! Pertahankan harga diri!

Tiba-tiba Elora mendekatinya dan memegang sikunya. "Kamu mau ngapain?!"

"Mau bantu Bapak supaya bisa duduk," jawab Elora dengan polosnya.

"Aku bisa sendiri!"

"Oke!" jawab Elora sambil melepaskan Rocky dan kembali duduk di sofa.

Rocky menatapnya bingung. Astaga... perempuan itu tidak membujuknya ataupun memaksanya. Elora kembali kepada kesibukannya tadi, membaca di tabletnya. Rocky semakin meradang. Dia bersusah payah untuk bisa duduk di sofa.

ELORA - Si Pemilik Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang