17.sampai

724 38 58
                                    

"Bapak belum mau makan..." Senja menepuk pundak ku pelan ketika aku sedang berbicara dengan para tamu ...aku menggenggam tangannya yang ada di pundakku "lo udah makan? Jangan capek capek..." dia mengelus perutnya yang sudah sangat besar....."tenang ...yang ini bisa diandalkan"

Sepiring nasi dan lauk pauk disodorkan kepadaku "lo juga harus makan om..." Deka yang matanya masih sembab menyerahkan piring kepadaku ..aku mendorongnya pelan..." ini belom kelar dek...bentar lagi...."
"Om...." aku tersenyum samar....."bentar lagi ya...."

Ibu berpulang dalam tidur ....pertandingannya sudah selesai....hidup atau mati ibu tetap menang ....menang dari sakit dan menang dari kehidupan....

Aku tau aku dan bapak tidak pernah bisa memperbaiki hubungan kami lagi sejak saga kembali...dia tidak bisa benar benar menerima kami ...dan menurutku dan egoisku ....dia tidak akan pernah benar benar bisa menerima aku ...

-Bapak-

Aku terbangun ketika kurasakan ada seseorang memperbaiki letak selimutku ....kukira itu Biru...anak laki lakiku satu satunya yang sudah terbiasa menyelinap dan tersenyum saat memandangi kami tertidur ....

"Maaf om ...aku tadi masuk mau ambil lilin..." wajah itu tampak lelah dan sedikit merasa bersalah ....anak ini...kenapa selalu anak ini...

"Iya ga ...gapapa...jam berapa sekarang?"
Dia kemudian duduk di samping ranjangku "jam 5 om ... jam 5 sore..."

Aku mengangguk...mencoba mencerna keadaan ...."pelayat nya masih banyak ?"

Dia mengangguk "datang dan pergi om ...Biru masih sibuk dengan mereka..."

Aku memandanginya dalam temaram lampu kamar....38 tahun....2 tahun lebih tua daripada biru ...rambut cepak dengan 1 dan 2 uban di sana sini ...rambut wajah yang belum tercukur beberapa hari ...mata yang dalam ...tampak cekung dan bengkak karena dia juga bertangisan dengan kami sejak ibadah hingga pemakaman...

"Om..kenapa? Om mau minum?" Aku menggeleng lemah ..."kalo kayak gini gak ada yang bisa dicerna ga ...." jelasku ...dia tiba tiba memegang tanganku ...

"Dicoba ya om...acara masih panjang...nanti malam ada ibadah ...Saga takut om dan biru sakit ..."

"Kamu gak ngerti ga..." ujarku sedikit keras dan menyentakkan tangannya ...dia tertegun sejenak ...kemudian memegang lembut pundakku ..."Saga gak ngerti om maaf ...tapi bahkan untuk berduka om butuh tenaga...dikit aja ya om ...makan?"

Aku ingat saat anak ini pertama mengantar koran pada sore itu...naik sepeda dengan bermantel plastik ...kumal,kucel...basah karena hari hujan ...tapi ada satu yang terlihat tetap hangat dan bersih ...sorot matanya ....

"Aku cuma ketemu papa sampai sepuluh tahun om ....sekarang aku papa buat adik adikku ..." sejak mendengar itu aku tahu...biru dapat belajar banyak darinya ,Dia galak,lugas,jujur dan selalu mengedepankan perasaan dan emosi atas segala sesuatu....dan karenanya tak lama aku bisa mengetahui bahwa dia dan biru saling sayang ...bahkan terlalu sayang ...karena itu semua terlukis jelas di wajah mereka .

****

1998

"Oom..." bisiknya lirih ketika baru siuman ...mereka menemukan anak ini beberapa meter dari adiknya di lantai dua mall itu...beberapa luka gores, memar dan paru paru penuh asap....adiknya ditemukan sudah meninggal dunia ...sementara anak ini sudah melewati masa kritisnya...

"Ga ...gimana apa yang sakit..." ujarku dengan mata sembab ....dia menggeleng perlahan ..."se semua sebenarnya om ...tapi ...tapi aku ngerasa lebih baik....Biru mana oom?" Ujarnya ...matanya yang lemah tampak mencari nama yang disebutkan tadi di belakangku

Dunia BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang