His Back

9K 389 18
                                    

"Long time no see, Aeris!"

Aku mengerutkan dahi. Long time no see? Bukankah itu artinya lama tidak bertemu? Memangnya Sehun pernah bertemu denganku sebelumnya?

Aku melihat Sehun dari atas sampai bawah. Wajah tampan, kulit putih, sebelas dua belas lah sama Edward Cullen. Ah tidak, Sehun jauh lebih tampan dari vampir berwajah pucat itu. Tubuh tinggi, badan tegap, bahu lebar, sepertinya enak kalau dibuat bersandar. Kening semakin berkerut. Apa aku mengenalnya? Sehun malah tersenyum. Senyumnya manis lagi.

"Ular melingkar-lingkar di pinggir pagar sambil makan agar-agar."

"Hah?" Mulutku seketika terbuka lebar. "Lo?" Aku sontak berdiri dan menunjuk Sehun.

Sehun menurunkan tanganku pelan. "Iya Aeris, ini aku, Cadelmu tiga tahun yang lalu."

Wajahku berubah pias. Permainan takdir macam apa ini? Kenapa dia kembali muncul setelah tiga tahun menghilang dan membuat hidupku hancur? Darah dalam tubuh seketika mendidih mengingat Sehun dulu menghilang begitu saja. Dasar pengecut!

Sehun merentangkan kedua tangan lebar. "Tidak ingin memelukku, Aeris?"

Aku menyeringai dan melipat kedua tangan di depan dada. "In your dream."

Sehun menghela napas panjang. "Ya, sudah." Dia tampak kecewa, pelan menurunkan kedua tangan.

"Ehem!" Pak Baekhyun menginterupsi perdebatan kami. "Sehun, pergilah ke mejamu," perintahnya.

Tanpa diduga Sehun malah duduk di meja Kai.

"Meja ini kosong, aku ingin duduk di sini."

Apa-apaan si Sehun? Seenak jidat sendiri. Memangnya sekolah ini punya nenek moyangnya?

"Pergi lo! Ini meja temen gue!" perintahku ketus.

Sehun terlihat acuh. Dia malah mengeluarkan buku dari tas.

Aku menarik napas panjang berusaha sabar. "Pergi nggak lo!" desisku lagi.

Sehun tiba-tiba mengangkat tangan. "Saya boleh duduk di sini, Pak?"

Aku menatap Pak Baekhyun penuh harap supaya tidak membiarkan Sehun duduk di sebelahku.

Kening Pak Baekhyun berkerut, menatapku bingung. "Mejamu di sebelah sana, Sehun." Aku mengembuskan napas lega saat Pak Baekhyun menunjuk meja kosong di sebelah Luhan.

Sehun melirik Luhan malas. "Saya tidak mau duduk di sana."

Ah, Sehun masih saja seperti dulu, keras kepala.

"Baiklah kalau kamu tidak mau." Mulutku terbuka lebar. Ada apa dengan Pak Baekhyun? Kenapa dia membiarkan Sehun duduk di sebelahku?

"Kita lanjutkan lagi pelajaran kita." Pak Baekhyun berbalik, ingin menulis materi di papan.

"Pak!"

Pak Baekhyun berbalik lantas menatapku, "Ya, Aeris?"

"Saya tidak mau Sehun duduk di sini!" Aku melirik Sehun malas.

"Memangnya kenapa kalau Sehun duduk di situ?" Pak Baekhyun malah balik bertanya.

"Saya tidak suka."

"Kamu tidak suka sama Sehun?" Aduh sabar. Kenapa Pak Baekhyun  polos sekali? Padahal raut wajahku menunjukan jelas kalau tidak suka dengan Sehun.

"Saya tidak suka dia duduk di sini. Ini kan, tempat duduk Kai."

"Apa bedanya Kai sama Sehun?"

Duh Gusti, demi sempaknya Edward Cullen. Sehun dan Kai jelas berbeda. Kai itu temanku, sedangkan Sehun itu mantan pacar sialan yang membuat persahabatanku dan Alanis putus.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang