Smile On My Face

9.6K 378 50
                                    

Hai, Cinta...
Tahukah kamu ada banyak jenis luka?
Tahukah kamu jika kamu lah penyebab luka itu?
Aku tidak ingin menyalahkanmu
Tetapi aku hancur karenamu, cinta

Tahukah kamu bagaimana caranya menyembuhkan luka itu?

Butuh waktu berapa lama untukku menyembuhkan luka itu?

Lalu, setelah luka itu sembuh, manakah yang harus kupilih?

Tetap bertahan dan kembali terluka. Atau lebih memilih pergi dan takkan mungkin terluka lagi?

❤❤❤

Kedua mataku mengerjap saat cahaya matahari menerobos masuk ke dalam ruangan serba putih ini. Aroma obat-obatan seketika menyeruak di indra penciuman. Aku mengerutkan dahi, mengingat-ingat kejadian terakhir yang kualami hingga membuat berakhir di rumah sakit.

Aku meringis. Akhirnya Tuhan mempertemukanku lagi dengan lelaki itu. Ayah dari anak yang sedang kukandung. Aku tidak pernah menyangka jika waktu itu akhirnya tiba. Lalu, apa yang harus kulakukan setelah ini? Haruskah aku pergi agar tidak terluka lagi?

"Ka-kamu sudah sadar?"

Napasku tercekat. "Pa-Pak Baekhyun!"

"Maafkan aku, Aeris. Kumohon, maafkan aku." Pak Baekhyun terisak pelan. Kedua tangannya menggenggam tanganku erat.

Aku mencoba menarik tangan darinya, tapi Pak Baekhyun malah menggenggam tanganku semakin erat.

"Aku mohon, maafkan aku. Aku sangat menyesal Aeris." Pak Baekhyun mengangkat kepalanya.

"Ba-Bapak...!" Aku terkejut saat melihat Pak Baekhyun. Wajahnya tampak lebam. Pelipis dan sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.

"Si-siapa yang memukuli Bapak? Apa mungkin ...?" Ah, kenapa diri ini masih mengkhawatirkannya? Seharusnya aku membenci lelaki bejat ini, tapi entah kenapa aku tidak mampu untuk membencinya.

"Bukan gue," kata Chanyeol menjawab pertanyaanku. Aku pikir Chanyeol yang memukuli Pak Baekhyun. Jika bukan Chanyeol, lalu siapa?

"Nih pelakunya." Chanyeol menunjuk cewek berambut merah yang berdiri di sebelahnya. Keningku berkerut, Aerin?

"Maafin Aerin, Kak." Suara Aerin terdengar parau. Apa dia menangis?

"Ke-kenapa lo minta maaf?"

Tanpa kuduga Aerin memelukku erat.
"Aerin gak nyangka kalau cowok berengsek itu ternyata Kakak Aerin sendiri. Aerin minta maaf, Kak." Aerin malah terisak.

Aku mengembuskan napas panjang. Jujur, aku juga terkejut saat mengetahui jika Aerin ternyata adik Pak Baekhyun.

"Lo gak salah, jadi lo gak perlu minta maaf." Aku menangkup kedua pipi Aerin lalu menghapus air matanya.

"Tapi Si Berengsek itu Kakak Aerin."

Aku menghela napas panjang. Mengurangi sesak dalam dada.
"Yang berengsek itu Kakak lo, jadi lo gak perlu ngerasa bersalah seperti ini. Berhenti menangis, okay!"

"Okay." Aerin mengangguk seperti anak kecil. Hebat juga dia bisa menghajar Pak Baekhyun hingga babak belur seperti itu.

"Kalau bukan Kakak gue, udah gue bunuh, lo!" Aerin melayangkan tangannya ingin memukul Pak Baekhyun lagi. Amarah terukir jelas di wajah cantiknya saat menatap Pak Baekhyun.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang