Hancur 1

11.3K 345 14
                                    

Aku dan Sehun tampak heran melihat anak-anak berlarian di sepanjang koridor. Mereka tampak tergesa menuju lapangan basket.

"Ada apa sih, Hun?"

Sehun mengangkat bahu. "Aku gak tahu," jawabnya.

Chanyeol datang mengahampiriku dan Sehun. Napasnya tampak naik turun karena lelah berlari. Dia membungkuk sebentar untuk mengatur napas.

"Lo harus ikut gue!" Chanyeol tiba-tiba menarikku agar ikut bersamanya.

"Ke mana?" Chanyeol tidak menjawab pertanyaanku, dia malah dan terus menarikku agar ikut bersamanya. Langkah kakiku sedikit terseok karena mengikuti langkah kakinya yang lebar.

"Chanyeol!" bentak Sehun karena Chanyeol menarikku paksa, tapi Chanyeol tidak peduli. Dia terus menarikku agar ikut bersamanya.

Chanyeol membawaku ke tengah lapangan basket. Aku terengah sambil mencoba untuk mengatur napas. Akhir-akhir ini aku menjadi sering lelah. Anak-anak berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. Banyak bunga, pita, dan balon warna-warni yang menghiasi lapangan basket. Ada acara apa ini? Setahuku acara Dies Natalies baru saja digelar, Kegiatan Tengah Semester pun juga masih lama. Sekarang ada acara apa?

Aku menarik ujung seragam Chanyeol. "Ada acara apa, sih?" tanyaku ingin tahu.

"Lihat aja. Gue jamin lo bakal suka!"

Happy bitrhday to you
Happy birthday to you

Apa aku tidak salah dengar? Anak-anak menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Untuk siapa? Apa ada yang berulang tahun hari ini?

Tack ...

"Aduh!" Chanyeol menyentil kening pelan. "Sakit tahu!" dengkusku kesal.

"Jangan bilang lo lupa sama hari ulang tahun lo sendiri?"

"Ulang tahun? Gue...?" Aku menunjuk diri sendiri, mencoba mengingat-ingat sekarang tanggal berapa. Sekarang tanggal ... 12 Juli. Aku menepuk kening lumayan keras.

"Ya Tuhan, gue lupa!"

"Dasar bodoh!" ucap Chanyeol pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya. Kupukul perutnya lumayan keras karena kesal

"Aduh!" ringisnya menahan sakit.

Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga!

Sehun berjalan mendekat, membawa kue ulang tahun dengan lilin berangka 19 di atasnya.

"Perasaan gue ulang tahun yang ke delapan belas, deh!" Aku memutar bola mata malas.

"Tadi di toko lilin gak ada angka delapan. Ya udah, gue beli aja angka sembilan," ucap Chanyeol sambil terkekeh.

"Cepetan tiup woy! Gue udah gak sabar pengin makan kuenya nih!" teriak Kai membuat anak-anak kompak menyorakinya.

"Huuuuu...!"

"Selamat ulang tahun. Make a wish, please," perintah Sehun sebelum aku meniup lilin itu.

Aku memejamkan kedua mata.

'Tuhan aku mohon. Sembuhkanlah aku. Satukanlah kembali Mama dan Papa. Berikanlah kebahagiaan pada orang-orang yang kucintai, juga mencintaiku. Terutama Pak Baekhyun. Jagalah dia untukku Tuhan. Amiin'

Aku membuka mata dan langsung meniup lilin itu. Anak-anak bertepuk tangan dengan heboh lantas bergantian memberi ucapan selamat padaku.

"Kamu tadi minta apa?" Sehun bertanya.

"Rahasia," jwabku membuatnya mendengkus. Aku tertawa kecil melihat wajah kesalnya.

"Siapa yang menyiapkan semua kejutan ini?"

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang