¤ Clue ¤

6.5K 909 16
                                    

Clue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clue

.

.

.

Doyoung selalu merasa senang jika sudah berada di rumah Mark.

Jaemin itu pintar sekali menata rumah mereka sehingga terlihat cantik dan nyaman setiap ia menginjakkan kakinya disana.

"Jaemin-ah, perutmu sudah terlihat membesar sekarang. Berapa usianya? Tiga atau empat?" Doyoung mengulurkan tangannya untuk menyentuh perut Jaemin yang saat ini sudah terlihat sedikit menonjol di balik kaos berwarna hijaunya. Ia mengusapnya perlahan, mencoba merasakan detakan cucunya yang berada di dalam perut menantunya.

"Baru menginjak empat bulan." Jawab Jaemin sambil tersenyum. "Sudah sedikit terlihat, kan? Dan aku juga semakin gemuk."

Ibu mertuanya tergelak pelan. Memang, karena perkembangan bayi di dalam perutnya itu, tubuh Jaemin juga terlihat sedikit berkembang menjadi lebih berisi dari sebelumnya. "Mark tidak akan meninggalkanmu walaupun kau sudah lebih gemuk dari ini." Katanya, bercanda. "Tidak apa-apa, sayang... itu tandanya, bayimu berkembang dengan baik. Nikmati saja masa-masa ini, karena kau akan merindukannya suatu saat nanti."

Jaemin mengangguk. Dan beberapa waktu setelahnya, mereka berdua terus bercengkrama sambil sesekali tertawa. Mengabaikan Mark yang hanya duduk memperhatikan di sofa tunggal yang ada disana.

"Oh, ya... Jaemin-ah..."

Yang di sebutkan namanya mendongak, menatap mata cantik ibu dari suaminya itu dan tersenyum. "Ya, eomma?"

"Kau pernah belajar tentang ilmu kedokteran, kan?"

Sedikitnya, Jaemin merasa bingung saat di tanya seperti itu. "Hng, sedikit. Kenapa?" Karena dulu, Jaemin memang pernah mempelajarinya bersama dengan ayahnya yang seorang dokter. Bahkan, ia punya alat tensi sendiri yang merupakan hadiah dari ayahnya saat usianya duapuluh tahun.

"Eomma ingin di periksa tensi olehmu. Bisa, kan?"

Mark yang mendengar permintaan ibunya mengerutkan dahi, bingung. Ia bertatap mata dengan Jaemin sebentar sebelum bertanya, "Kenapa tiba-tiba? Eomma sakit?"

Ibunya menggeleng. Lagi-lagi dengan senyum yang sama seperti sebelumnya. "Hanya ingin. Lagipula, Jaemin bisa melakukannya, kan?"

Mark menghela nafasnya, kemudian mengangguk mengiyakan keinginan ibunya. Ia beranjak untuk mengambil alat tensi yang Jaemin miliki, membiarkan istrinya itu memeriksa.

"Hyung, tensi eomma tinggi." Lapornya pada Mark setelah ia selesai memeriksa Doyoung. Setelahnya, Jaemin menatap ibunya khawatir.

"Eomma sakit? Lebih baik eomma pergi ke dokter, ya? Biar aku yang mengantar eomma, dan aku akan menghubungi appa." Lihatlah, seberapa khawatirnya si anak pertama ini pada ibunya. Dari raut wajahnya pun sudah bisa di pastikan jika dirinya benar-benar khawatir.

"Wah, sepertinya eomma lelah sekali padahal hanya menyetir untuk sampai kemari." Ucapnya, tetap tenang seperti ia baik-baik saja dan tensi darahnya adalah normal. "Tidak apa-apa." Ia terbatuk beberapa kali, yang membuat Mark dan Jaemin semakin merasa khawatir. "Eomma hanya lelah. Eomma akan pulang dan istirahat di rumah."

"Aku antar..."

"Tidak-tidak, eomma bisa pulang sendiri." Katanya dengan senyum. "Kapan lagi eomma bisa menyetir mobil sendirian dan mengunjungi rumahmu, huh?"

Dan Mark hanya menghela nafasnya. Ia memberi kabar pada Jaehyun bahwa sepertinya Doyoung sedang sakit dan memintanya untuk memperhatikan sang ibu setelah ini.

"Oke, terserah eomma..." Hanya itu yang Mark ucapkan, dan membiarkannya pulang sendirian dengan mengemudikan mobilnya.

.

.

.

To be continued...

Let You Go || JaeDoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang