Lose
.
.
.
Kim Doyoung itu adalah sosok ibu terbaik untuk Jeno, dan Renjun mengerti akan hal itu. Tapi, ada hal lain yang membuat Renjun sangat kagun terhadap sosok tersebut.
Wajahnya... sangat cantik dan bersih. Renjun memang belum pernah menyentuh wajah itu, tapi setidaknya Renjun tahu bahwa kulitnya benar-benar halus.
Dan Doyoung terlihat lebih cantik hari ini. Ia sangat cerah dengan senyumnya yang selalu menenangkan.
Renjun jadinya tidak heran kenapa dulu ayah Jeno bisa jatuh cinta padanya.
"Eomma, kenapa eomma cantik sekali?" Renjun memilih untuk bertanya setelah sarapan.
"Kau dan Jaemin lebih cantik lagi."
Renjun menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menolak pendapat ibunya. "Tidak, tidak. Eomma yang paling cantik. Bahkan, wajah eomma terlihat cerah meskipun eomma sudah memiliki Jeno yang sudah dewasa."
Mendengarnya, Doyoung tertawa. "Benarkah? Mungkin, karena eomma memiliki kalian yang mencintai eomma sampai detik ini, makanya eomma bahagia dan itu membuat eomma terlihat seperti itu di matamu." Suara tawanya sangat lembut, persis seperti apa yang selalu Jeno bilang; bahwa tawa ibunya itu terdengar seperti lonceng di gereja―menenangkan.
Menit-menit selanjutnya, mereka mengobrol bersama. Membicarakan apapun yang membuat Renjun menjadi semakin tahu banyak hal tentang keluarga Jung yang hangat.
Sampai kemudian, Doyoung terbatuk satu kali, dan Renjun mengabaikannya. Mereka kembali bercengkrama di minggu pagi yang cerah. Doyoung terbatuk lagi, kali ini lebih sering membuat Renjun kali ini memperhatikannya dengan khawatir.
"Eomma, eomma sakit?"
Tanpa menunggu jawaban, ia segera memanggil Jeno dan juga ayahnya yang entah sedang apa di garasi.
Yang terlihat paling panik adalah Jeno; tentu saja, dia adalah seorang anak laki-laki yang di lahirkan dan di besarkan oleh Kim Doyoung. Pasti dia adalah yang paling khawatir jika sesuatu terjadi pada sosok sang ratu dalam hatinya itu.
"Eomma, kita ke rumah sakit, ya? Eomma harus mendapatkan pemeriksaan yang benar." Hampir menangis Jeno mengatakannya. Tapi, lelaki itu tidak menunjukannya karena tidak ingin membuat khawatir orangtuanya dan Renjun.
"Hng, eomma akan pergi ke dokter." Katanya di selingi batuk yang masih belum mau berhenti.
Jaehyun sendiri terlihat tenang. Ia menuntu tangan Doyoung masuk ke dalam rumah untuk bersiap, sambil beberapa kali mengucapkan kalimat-kalimat yang Jeno tidak mengerti itu apa.
"Eomma, aku ikut!"
Tapi ibunya menggelengkan kepala pelan dan tersenyum padanya. "Kau di rumah saja, jangan tinggalkan Renjun."
"Tapi―"
"Eomma akan pergi dengan appa, dan akan menghubungi Mark nanti. Kau tetaplah di rumah bersama Renjun. Nanti sore juga eomma akan pulang, ini hanya batuk."
Entah bagaimana, tapi Jeno mengangguki apa yang di katakan ibunya.
.
.
.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Let You Go || JaeDo
Fanfiction"...bagaimana kehidupanku nanti jika aku kehilangan salah satu di antara kalian...?"