¤ I Promise ¤

6.3K 856 27
                                    

I Promise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I Promise

.

.

.

Jung Jaehyun―ia berdiri sendirian di ruang tengah rumahnya, menatap dengan senyum sebuah foto berukuran besar yang terpajang di salah satu sisi dinding. Itu foto Doyoung, yang sengaja Jaehyun cetak besar untuk di pajang disana dua tahun yang lalu.

"Kau sudah pergi sekarang, meninggalkanku dan anak-anak..." Jaehyun bergumam, namun matanya tetap tak teralihkan dari sosok cantik yang paling di cintainya itu. "...tapi aku tahu bahwa aku tidak pernah kehilanganmu sama sekali."

Sesak rasanya. Ia mengetahui Doyoung itu selalu sehat dan tersenyum dengan kalimat 'baik-baik saja'. Tapi kemudian, ia di hadapkan pada sebuah fakta, istrinya pergi dengan tiba-tiba.

Sakit? Tentu saja.

Kehilangan? Ya.

Tapi Jaehyun tidak bisa menangis. Kenapa? Karena ia memiliki anak-anak yang harus ia jaga. Jika dirinya menangis dan terpuruk untuk waktu yang lama, bagaimana dengan anak-anaknya?

Jaehyun harus kuat, untuk ana-anak. Itu yang ada dalam pikirannya di detik pertama ia mengetahui bagaimana keadaan Doyoung.

"Aku menghabiskan lebih dari setengah hidupku denganmu. Semuanya aku lakukan dengan menggenggam tanganmu. Lalu sekarang... kau tidak disini."

"Aku tidak menangis, hyung... Anak-anak kita merangkulku, mereka menenangkanku, mereka menopangku."

"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Mark adalah calon ayah yang baik, dia adalah laki-laki kuat yang bisa melindungi keluarga kecilnya―seperti apa yang selalu kau bilang."

"Jeno... dia sudah bukan anak kecil lagi. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, karena kau sudah mengajarkan banyak hal padanya. Tentang mencintai, merelakan, tersenyum, dan berlapang-dada. Benar, kan?"

Jaehyun tersenyum, namun tidak memungkiri bahwa hatinya merindukan sosok Kim Doyoung di sampingnya. "Dan aku―aku baik-baik saja." Ucapnya, tersendat nafas yang sesak. "Kau harus bahagia di surga. Dan yang harus kau tahu, ketika suatu saat aku merindukanmu... aku bisa menemukanmu dalam diri anak-anak kita. Mark dan Jeno... Ya?"

Air matanya jatuh membasahi pipi.

"Tidak, aku tidak menangis sedih. Aku hanya... sedang benar-benar merindukanmu." Katanya sedikit bergetar dan tangan yang segera menghapus air matanya. "Aku akan hidup dengan baik dan menjaga anak-anak, aku berjanji―kami akan baik-baik saja."

Sampai waktunya aku bisa bertemu lagi denganmu... kekasihku... belahan jiwaku... istriku... Kim Doyoung-ku.

.

.

.

To be continued.

Let You Go || JaeDoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang