[Friday; Liam]
Siang ini aku dan Harry sedang bermain basket untuk menunggu Keira selesai dengan EC-nya. Kami memilih untuk bermain di lapangan dalam karena cuaca hari ini sangat terik. Keira juga bilang kalau teman-temannya akan kerumah untuk mengerjakan tugas. Asal kalian tahu Mrs. Styles selalu senang menerima teman-teman anaknya di rumah, terlebih jika alasannya untuk mengerjakan tugas. Kemarin aku ada di rumahnya saat Keira meminta ijin untuk teman-temannya, Anne bersemangat dan berkata bahwa ia akan membuatkan salad buah untuk teman-teman Keira. Andai saja kedua orang tuaku seperti ibu Keira. Mereka agak sedikit tertutup jika dibandingkan dengan Anne. Bahkan Anne mulai mencoba mengingat nama teman-teman Keira yang super duper banyak itu!
Well, aku harus berhenti membandingkan mereka.
"Bagaimana hubunganmu dengan adikku, hah? Sudah ada perkembangan?" Tanya Harry yang baru saja melakukan lay up dari arah kanan. "Entahlah, aku pikir semuanya percuma. Keira menyukai temannya, si Tomlinson itu." Bola yang kulempar dari titik three point masuk dengan mulus ke dalam ring basket. "Ayolah, mate. Setidaknya kamu harus berjuang lebih keras. Jangan hanya mengajaknya jogging dan menontonmu latihan." Ia tertawa dengan keras saat menyebutkan kalimat jogging karena hari Minggu kemarin aku memang mengajaknya jogging, kemudian memintanya menemaniku latihan. "Harry, sudahlah. Kurasa memang Keira nggak pernah menyimpan perasaan untukku—ya kecuali ketika kita masih kecil dulu."
"Aku nggak begitu yakin melihat bocah Tomlinson itu bersama adikku. Yah, meskipun dia memang bisa buat Keira tertawa beberapa minggu belakangan." Harry mendribble bola basketnya, kemudian melemparkan masuk ke dalam ring basket. "Harry, kamu harus berhenti mengatur dengan siapa Keira berkencan. Dia udah dewasa, bahkan dia jauh lebih dewasa dari kamu." Aku tertawa keras dengan kalimat terakhirku. Itu memang benar, dibandingkan dengan Harry, Keira jauh lebih dewasa dan jauh lebih tenang. Nggak seperti Harry yang masih suka bermain-main dan childish. "Hey! Aku bisa jadi dewasa kalau aku mau!" Aku tergelak. "Kalau kamu mau, hah? Masalahnya, Harry, kamu nggak pernah mau untuk jadi dewasa."
Ponselku bergetar di dalam saku, membuatku berhenti mendribble bola dan menghempaskannya begitu saja. Keira BBM aku?
Keira Styles
Liam, kamu dimana?
Aku udah selesai dan aku coba hubungi Harry nggak bisa.
Liam Payne
Aku ada di lapangan indoor bersama Harry
Aku akan turun sekarang. Tunggu kami di parkiran, oke?
Keira Styles
Kamu juga ikut ke rumah? :))
Liam Payne
Tentu aja!
Aku nggak mungkin melewatkan salad buatan ibumu :))
Keira Styles
Oke :))
Oh, bilang pada Harry kalau aku ikut Jean di mobilnya :p
"Harry, adikmu sudah selesai. Dan dia bilang dia ikut temannya naik mobil." Harry mendengus kesal. "Keira selalu gitu, mentang-mentang cuaca lagi panas terik, dia naik mobil." Ia mengambil bola basket yang kami berdua pakai dan memasukannya ke dalam keranjang tempat bola disimpan. Kemudian saat aku hendak menyampirkan tas pada punggungku, ponselku kembali bergetar. Tetap Keira, kali ini dia menelponku.
"Halo, Liam. Aku boleh nitip nggak?" Tanya Keira saat aku baru saja menslide layar ponselku. "Boleh, nitip apa?" Tanyaku kemudian. "Mm, ini, kan, lagi panas. Aku mau ice cream yang waktu itu kamu belikan. Boleh ya? Ya, ya?" Aku bisa membayangkan Keira memasang puppy face nya yang selalu buat aku luluh, dengan begitu aku tertawa. "Alright, young lady. Aku bawakan ice creamnya buat kamu." Aku tersenyum di akhir kalimatku, Harry menyikut perutku dengan tangannya, sinyal untukku mengikutinya. "Muchas gracias, Liam! Kamu benar-benar tahu cara menyenangkan hati orang! Nggak seperti Harry. Mana pernah dia mau beliin aku ice cream." Aku tertawa dan tersenyum lebar mendengar kalimatnya, mengetahui kalau aku baru aja menyenangkan hatinya, walaupun hanya dengan sekotak ice cream.
"Harry ada di sebelahku, sebaiknya jangan terlalu keras atau dia dengar." Yang dibicarakan menoleh, kemudian mengerutkan kening sembari berbisik 'siapa?' aku hanya menggeleng sebagai jawabannya. "Oops. Baiklah, cepat turun, ya! Kami udah menunggu di parkiran. Bye, Liam." Aku tersenyum, lagi. Kemudian menjauhkan ponsel dari telingaku setelah Keira memutuskan sambungannya. "Biar aku tebak, pasti Keira. Nggak mungkin kamu bisa senyum selebar itu kalau nggak karena Keira." Aku tertawa sembari menepuk-nepuk pundaknya. "Apa yang dia katakan?" Tanya Harry. "Cuma menitip sekotak ice cream." Jawabku sembari mengedikkan bahu.
"Again? For the love of God, Liam. Kenapa kamu mau diminta untuk membelikan sekotak ice cream? Memangnya kamu ini apa? Juragan ice cream?" Tanya Harry dengan ekspresi berlebihannya. "Lebih baik seperti itu jika balasannya adalah kalimat, 'kamu benar-benar tahu cara menyenangkan hati orang, Liam!'." Aku tersenyum kearahnya, sementara Harry hanya menampar pipiku pelan. "Dasar. Susah memang jika berbicara dengan orang yang lagi jatuh cinta."
•••
FYI, di tiga chapter selanjutnya bakalan tetep hari Jumat dan di waktu yang sama, tapi beda POVnya. Ada POVnya Keira, Louis, dan Jean :) Cuma yang POVnya Jean yang masih setengah jalan, komen dibawah kalo emang mau langsung di update semuanya malam ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
It All Started With BBM
Fanfiction[CHECK OUT THE TRAILER] Semuanya dimulai saat Louis dan Keira sama-sama nggak bisa tidur. Amazing cover by popcacorus