Kayla hanya bisa menggelengkan kepalanya saat membaca pesan dari Aksara Jenggala. Bersahabat dengan lelaki itu, sempat membuatnya tak percaya. Bahkan persahabatannya bertahan sampai detik ini.
Waktu itu...
Suasana di Stasiun Gambir pagi itu sudah ramai. Sudah ada banyak orang berlalu lalang di sana, entah untuk alasan bekerja, berbisnis sampai dengan sekadar melepas rindu dengan keluarganya yang sudah terpisah sekian lama. Di stasiun itu pula orang-orang belajar menghargai arti sebuah pertemuan.
"Cangcimen, cangcimen, kacang, kuaci, permen. Aqua, aqua, aqua. Tahu isinya, Neng." Suara seorang pedagang yang saling bersahut-sahutan di sekitar Kayla menyapa indera pendengarannya.
Kayla terdiam di salah satu bangku stasiun. Tatapannya kosong lurus ke depan, pikirannya berkelana entah ke mana. Seakan beban yang ada di kepalanya membuat jiwanya ikut menghilang. Ia juga merasa tidak terganggu sedikitpun dengan orang-orang yang berlalu lalang di depannya.
Bahkan kehadiran seorang lelaki yang duduk di sebelahnya pun tidak dihiraukan olehnya. Meskipun tidak dengan lelaki itu. Sesekali ia menatapnya, memastikan bahwa yang di sebelahnya benar-benar orang yang tidak asing di matanya.
"Lo Kayla, kan?" tanya lelaki itu.
Suara vokal lelaki itu membuyarkan keterdiamannya, membuat Kayla lantas menoleh ke arahnya, keningnya mengerut beberapa saat. Tidak ada ekspresi apapun di wajah Kayla. Perempuan itu hanya mengangguk lalu kembali fokus pada iPod kecil yang ada di tangannya.
Kayla lantas memasang earphone di telinganya, mulai memutar playlist kesukaannya dengan tidak mengacuhkan Aksara Jenggala yang duduk di sampingnya.
"Mau ke mana lo?" tanya lelaki itu lagi.
Samar-samar Kayla mendengar pertanyaan dari lelaki itu. "Lo ngajak ngomong gue?"
"Menurut lo?" ujar Aksara kesal.
"Oh!" Kayla hanya ber-oh ria, melepaskan earphone yang semula dikenakannya dengan tatapan tenangnya. "Lo tadi bilang apa?"
"Mau ke mana lo?" ujar Aksara bertanya.
"Ke Jogja," jawab Kayla, tanpa berminat untuk bertanya balik.
"Gue juga ke Jogja. Jangan-jangan kita satu kereta?" kata Aksara lagi.
"Mungkin."
"Ada acara apa lo ke Jogja?" tanya lelaki itu.
"Gue mau naik Merbabu. Kalau lo?"
"Oh. Gue mau jalan juga. Cuma palingan ke pantai atau city tour gitu, lah! Gue baru tau kalau lo suka naik gunung juga."
"Juga?" Kayla mengerutkan keningnya. "Lo juga suka naik gunung?"
"Iya. Gue juga suka naik gunung. Kalau gue tau lo ke Jogja mau ke Merbabu, tau gitu gue ikutan. Lo sendirian doang?"
Kayla mengangguk. "Gue lebih suka jalan sendirian. Nggak ribet."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Traveler's Diary
RomanceKayla Tabita Salsabila, seorang perempuan yang selalu suka dengan kopi dan traveling. Pada pertemuannya dengan Aksara Jenggala-seorang lelaki tampan, dan terkenal playboy membuat Kayla pada akhirnya bersahabat dengannya. Jatuh cinta kepada Aksara Je...