"Kay? Kok bengong dari tadi? Lagi mikirin apa, sih?" Perkataan Puspa sejenak membuyarkan keterdiaman Kayla yang tengah duduk di sampingnya.
"Hah? Nggak kok," jawab Kayla sembari melirik ke arah Aksara yang tengah duduk di depan mereka.
Puspa tak lagi bersuara. Memilih untuk diam sembari menunggu waktu boarding. Tetapi tidak Aksara yang sejak tadi terlihat diam-diam memperhatikan Kayla, dan Kayla mengetahuinya.
Kayla lantas meraih ponselnya, lalu ia mengeluarkan earphone-nya untuk mendengarkan musik favoritnya yang ada di ponselnya. Entah mengapa perasaannya sedang tidak nyaman sekarang.
"Kay?"
Kayla kemudian mendongakkan wajahnya. Ditatapnya Aksara yang saat ini berdiri di hadapannya, perempuan itu lantas melepaskan earphone yang menggantung di telinganya.
"Hem?"
"Lo belum sarapan sejak tadi. Masih ada waktu satu jam sebelum waktu boarding," kata Aksara sembari melirik jam yang melingkar di tangannya. Tanpa mengatakan apa-apa, lelaki itu lantas meraih tangan Kayla lalu menariknya menuju ke salah satu restoran yang ada di bandara.
"Gue nggak laper, Sa. Nanti aja sampai di Jakarta. Gue—" Tetapi tatapan dingin Aksara saat itu membuat Kayla menghentikan protesnya.
Perempuan itu lantas menuruti perkataan Aksara. Memilih untuk duduk seorang diri, sementara Aksara sudah memesankan makanan untuk Kayla.
Tak berselang lama, pesanannya sudah tiba di mejanya. Aksara mengangsurkan sebuah nampan berisikan nasi putih, ayam goreng crispy dan juga chamomile tea hangat.
"Makan," perintah Aksara dingin.
Kayla tidak mengatakan apa-apa. Diraihnya makanan yang kini ada di hadapannya, perempuan itu lantas menikmati makanannya dalam diam.
"Lo lagi ada masalah?" tanya Aksara memecah keheningan yang sempat hadir di antara mereka.
Sejak mereka meninggalkan hotel sampai tiba di bandara, sikap Kayla mendadak berubah drastis tanpa sebab yang diketahui Aksara.
"Hah? Nggak ada."
"Gue hafal lo, Kay. Tiba-tiba aja lo berubah jadi pendiam gini, lo pikir gue nggak bisa ngebaca gelagat lo?"
Sementara Kayla hanya diam. Masih sibuk memghabiskan makanannya.
Aksara mendesah pelan. Kedua tangannya dilipat di atas meja, tatapannya tak lepas dari menatap Kayla.
"Lo nggak biasanya begini, Kay. Tapi kalau seandainya lo nggak nyaman buat cerita ke gue sekarang. It's okay, gue bakalan memakluminya. Tapi mau seberapa besar usaha lo buat menutupinya, cepat atau lambat gue pasti bakalan mengetahuinya."
Beruntung tak berselang lama, suara operator bandara yang mengumumkan bahwa pesawat yang akan membawanya menuju ke Jakarta sudah memasuki waktu boarding. Kayla dengan cepat membereskan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Traveler's Diary
RomanceKayla Tabita Salsabila, seorang perempuan yang selalu suka dengan kopi dan traveling. Pada pertemuannya dengan Aksara Jenggala-seorang lelaki tampan, dan terkenal playboy membuat Kayla pada akhirnya bersahabat dengannya. Jatuh cinta kepada Aksara Je...