14. Kebimbangan Kayla

795 59 20
                                    

KAYLA hanya bisa mendesah pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAYLA hanya bisa mendesah pelan. Ditatapnya layar ponselnya yang memunculkan pesan dari Aksara, ia nyaris mengabaikannya.

Barangkali permintaan Puspa cukup berlebihan, nyatanya ia juga tidak punya alasan untuk menolak kehadiran Aksara—saat seperti kali ini, misalnya.

Di belakang loker, perempuan itu duduk berjongkok, wajahnya tenggelam di kedua lututnya, tidak tahu harus bagaimana menjawab pesan dari Aksara.

[Kayla Tabita Salsabila: Yah Sa, gue ada acara sama temen hari ini. Kenapa dadakan banget, sih?] balas Kayla apa adanya.

[Aksara Jenggala: Lo di mana? Gue ada di depan, nih.]

Mata Kayla melebar sempurna. "Astaga, Kay! Lo kenapa, sih? Kan sejak awal lo dukung hubungan Aksara sama Puspa, kan? Kenapa lo mendadak gaguk, gini sih?"

Rupanya gumaman itu tak hanya didengar oleh dirinya. Mas Ben yang juga tengah melintasi loker, lantas menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Kayla yang tengah duduk jongkok di pojokan.

"Mungkin lo cemburu kali?" sahut Mas Ben dengan entengnya.

Kayla lantas terkesiap. "Mas Ben! Ngapain sih tiba-tiba di sini?"

"Elo yang ngapain kayak orang habis dikejar-kejar debt collector. Kenapa, sih?"

"Kenapa-kenapa. Mas Ben udah ngomongin soal cemburu, pasti udah denger dong, gue ngomong apa tadi?"

Mas Ben sontak tergelak. "Cuma mau memastikan aja, kok Kay. Jadi... beneran cemburu?"

Kayla lantas merengut. "Jangan aneh-aneh deh, Mas. Gue cuma—"

"Cemburu, kan?"

"Sok tahu!"

"Makan tuh persahabatan bagai kepompong. Sejak awal gue udah nebak kalau di antara kalian pasti ada yang jatuh cinta. Entah itu elo, atau Aksara. Masalahnya yang susah adalah... gimana caranya kalian saling jujur tanpa harus merusak pertemanan kalian dengan rasa canggung."

"Maksud Mas Ben?"

"Kalau cinta lo diterima, alhamdulillah, Kay. Tapi kalau cinta lo ditolak? Wassalam lah, semua yang selama ini kalian bangun dengan susah payah, bakalan hancur gitu aja."

Kayla tampak memikirkan perkataan Mas Ben barusan.

"Tapi kalau gue lihat ya, Kay. Aksara naksir lo, kok," tambah lelaki itu terlihat bersemangat.

The Traveler's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang