10. Menghabiskan Malam Bersama

918 68 16
                                    

Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam begitu Kayla diam-diam turun dari tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam begitu Kayla diam-diam turun dari tempat tidurnya. Bukan tanpa sengaja, Kayla memang tidak ingin membangunkan Puspa yang kini tengah terlelap di sampingnya.

Mengembuskan napas dengan tak kentara, Kayla berjalan pelan. Sepelan mungkin agar Puspa tidak terbangun karenanya. Sampai akhirnya perempuan itu berhasil keluar dari kamarnya, lalu ia berdiri cukup lama di depan kamar Aksara yang berada tepat di depan kamarnya.

Jeda beberapa saat Kayla tak langsung mengetuk pintu kamar Aksara. Ia sempat mengecek beberapa pesan yang masuk ke dalam ponselnya, mendadak keningnya berkerut saat sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya.

[Kelana Senja: Hai, Kayla. Eh, beneran Kayla kan? Kayla Tabita Salsabila alumni SMA Taruna Atmaja?]

[Kelana Senja: Gue Kelana, Kay. Teman SMA lo dulu. Inget nggak?]

Lagi-lagi Kayla mengerutkan keningnya. Ingatannya akan masa-masa SMA-nya dulu kembali terngiang di kepalanya. Kayla memang pernah mendapatkan beasiswa di sekolah bergengsi sekelas SMA Taruna Atmaja itu. Berkat kepintarannya, selama tiga tahun berturut-turut ia menerima beasiswa di sana.

Baru saja perempuan itu hendak membalas pesan itu. Layar ponselnya yang berkedip seketika mengalihkan perhatiannya. Nama Aksara muncul di sana.

"Apaan?"

"Udah tidur?" tanya Aksara dari seberang sana.

"Belum," jawab Kayla singkat.

"Udah ngantuk? Jadi nonton nggak?"

"Lha jadi nggak? Kalau nggak jadi gue puter balik, nih!"

"Emang lo di mana, Kay?"

"Depan pintu kamar lo."

Terdengar embusan napas Aksara dari seberang sana. "Kenapa nggak ngetuk, sih? Emang lo jin bisa nembus pintu, hah?"

Kayla sontak tertawa. "Buruan bukain pintu!"

Aksara hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Tak berselang lama, pintu di hadapan Kayla terbuka, Aksara masih menggenggam ponsel yang melekat di telinganya, ia lantas tersenyum.

"Udah berapa lama lo berdiri di depan kamar gue?"

"Belum sampai sepuluh menitan kok," kata Kayla menerobos masuk ke dalam kamar Aksara. "Wah, kenapa kamar lo lebih mewah dibandingkan kamar gue, Sa? Curang!"

"Kenapa? Kalau lo mau tidur di sini sama gue, gue nggak bakalan ngelarang kok," sahut Aksara dengan enteng.

Kayla sontak mendelik ke arah Aksara. "Modus!"

Aksara sontak tertawa. "Mau minum apa? Kopi atau teh?"

"Chamomile tea ada?"

"Ada." Aksara lantas berjalan menuju mini bar yang ada di sana, ia lantas menyiapkan minuman untuk Kayla dan untuknya.

The Traveler's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang