AKSARA berjalan mondar-mandir di depan ruang rawat puskesmas yang ada di daerah Kintamani. Terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada di kawasan tersebut seketika membuat lelaki itu merasa panik luar biasa.
"Sa, lo yang tenang ya, Kayla pasti bakalan—"
"Diem lo!" desis Aksara emosi.
Puspa menundukkan wajahnya. Ada rasa bersalah yang kini masih dirasakan olehnya, namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa lantaran apa yang dilakukannya tadi benar-benar di luar kendalinya. "Sorry, Sa. Gue nggak tahu kalau Kayla phobia kedalaman. Gue nggak tahu kalau—" Tatapan tajam Aksara seketika membuat perempuan itu mengurungkan niatnya untuk berbicara.
Baru saja Aksara ingin menjawab perkataan Puspa, suara vokal seorang perawat yang menyebut nama Kayla seketika membuat Aksara menoleh. "Mas Aksara? Walinya Mbak Kayla?"
"Saya di sini, Sus. Dia baik-baik saja, kan?"
Sang perawat lantas mengangguk. "Dia baik-baik saja. Hanya terlalu syok dan tidak ada cedera apapun. Jadi pasien sudah bisa pulang," jawab sang perawat bernama Lusiana itu. "Sekarang dia mencari Anda."
Aksara lantas mengangguk. Lelaki itu lantas bergegas berlari menuju ruang rawat di mana Kayla berada, tidak mengacuhkan keberadaan Puspa di sana.
"Kay!" teriak lelaki itu, ia lantas berhambur memeluk Kayla yang tampak lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Apaan sih, Sa. Gue baik-baik aja."
Aksara akhirnya bisa bernapas lega. "Gue takut kalau lo ninggalin gue," ujarnya mengutarakan kekhawatirannya.
Kayla mengulas senyum kecil. "Ada lo yang nggak bakalan biarin gue mati. Jadi gue yakin kalau gue akan baik-baik saja," katanya dengan tenang. "Puspa mana?"
"Nggak usah sebut nama dia!" desis Aksara tak suka.
Kayla lantas mengerutkan keningnya. "Lo nggak ngapa-ngapain dia, kan?" tanyanya curiga.
"Udahlah, Kay. Lo fokus sama—"
Kayla terhenyak tak percaya. "Lo—" Perempuan itu lantas menyibak selimut yang sempat menutupi tubuhnya, kesal dengan sikap Aksara yang kekanak-kanakan. Baru saja perempuan itu hendak turun, Aksara sudah lebih dulu mencegahnya.
"Lo mau ke mana?"
Kayla menepis genggaman tangan Aksara. "Jangan gila deh, Sa. Puspa nggak tahu apa-apa soal phobia yang gue alamin. Jangan lo libatkan seseorang kalau lo lagi marah atau emosi. Nggak lucu tau nggak?"
"Gue hampir aja kehilangan lo, Kay! Lo nggak tahu setakut apa gue waktu lihat lo nggak sadarkan diri, hm?"
"Tapi nggak seharusnya lo nyalahin Puspa. Gue nggak pernah kasih tahu ke Puspa—belum—kalau gue phobia sama kedalaman. Dia nggak salah, Sa. Dan dia nggak boleh lo jadiin pelampiasan kemarahan lo yang nggak ada dasarnya!"tegas perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Traveler's Diary
RomanceKayla Tabita Salsabila, seorang perempuan yang selalu suka dengan kopi dan traveling. Pada pertemuannya dengan Aksara Jenggala-seorang lelaki tampan, dan terkenal playboy membuat Kayla pada akhirnya bersahabat dengannya. Jatuh cinta kepada Aksara Je...