Part 1

83.8K 2.9K 64
                                    

Menemukan TYPO? KOMEN DI inline, ya😄

Happy reading😊

***

Alicia memandangi Sophia yang sedang menemani Maximilian. Putra tunggal dari pasangan Charles dan Sophia itu sudah berusia satu tahun, di usianya yang masih kecil, anak itu sudah menunjukkan ketampanannya yang luar biasa—mewarisi mata hijau Sophia dan rambut cokelat muda perpaduan antara rambut cokelat Charles dan rambut pirang Sophia membuat Maximilian terlihat seperti malaikat.

Maximilian melompat turun dari sofa, duduk di lantai yang beralas karpet berbulu yang lembut. Dia merangkak mendekati meja yang yang berisi sepiring semangka, buah kesukaannya.

Sophia tersenyum lembut menyaksikan kebahagiaan Maximilian saat memakan semangkanya, semenjak giginya tumbuh, Maximilian suka sekali memakan semangka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sophia tersenyum lembut menyaksikan kebahagiaan Maximilian saat memakan semangkanya, semenjak giginya tumbuh, Maximilian suka sekali memakan semangka. Maximilian adalah putranya dengan Charles yang sangat berarti dan mereka nyaris kehilangannya, tetapi Tuhan masih mengizinkan dirinya dan Charles membesarkan anak  tunggal mereka. Satu-satunya—dan tidak akan ada lagi, batin Sophia tersenyum sedih.

Alicia ikut tersenyum. Memang Maximilian sangat manja dan dekat dengan Sophia. Dia meletakkan nampan yang di atasnya ada sebotol susu, beberapa cemilan, dan teh hijau untuk Sophia.

"Alicia, kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat?"

"Oh, benarkah? Saya memang merasa tubuhku hangat," gumam Alicia kaget, menyentuh pipinya yang panas.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu, bukan hanya kau pelayan di sini. Lagi pula, aku sudah menganggapmu seperti keluargaku."

"Maaf, saya hanya tidak mau merepotkan siapa pun. Saya tidak mau pelayan yang lain berpikir Nyonya mengistimewakan saya." Alicia menunduk, tangannya memegang nampan dengan kuat.

Sophia menggeleng pelan. Dia berdiri, mengambil nampan, dan menggandeng lengan Alicia, membawa gadis mungil itu ke kamarnya.

"Istirahatlah, aku akan menyuruh pelayan lain membawakanmu obat dan makanan, atau mungkin kau mau aku menelepon dokter?"

Alicia menggeleng tegas. "Tidak perlu, saya hanya perlu beristirahat, terima kasih."

Sophia memandangi pintu yang tertutup pelan di depannya. Terkadang dia berpikir Alicia bekerja terlalu keras, gadis itu tidak pernah bersenang-senang seperti gadis-gadis seusianya. Mungkin nanti dia akan merekomendasikan kepada Charles untuk memberi Alicia libur kalau perlu menyediakan paket liburan.

***

Alicia menghela napas. Dia membuka laci nakasnya, mengambil ponselnya—jantungnya seakan berhenti melihat gambar surat di layar ponsel kecil itu. Dengan menguatkan hatinya Alicia membuka pesan itu, sebuah ancaman yang sudah dia terima beberapa bulan terakhir dan isinya sama, menyuruhnya meninggalkan mansion dan datang ke alamat yang diberikan si peneror misterius. Peneror itu tidak hanya mengancam, tetapi mengetahui rahasianya dan menggunakannya untuk menekannya.

Dia memijit dahinya yang pening. Peneror itu mengetahui segalanya, mengetahui apa yang dia sembunyikan, orang yang sangat berarti baginya ada di tangan peneror itu. Dia menyimpan kembali ponselnya, sepertinya dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Dia membereskan pakaiannya ke dalam koper dan barang-barang penting yang lain, menaruh koper itu ke dalam lemari. Nanti, dia akan mengatakan keinginannya untuk berhenti kepada tuan dan nyonyanya. Matanya berkaca-kaca, tetapi ketukan di pintu membuatnya menghapus air matanya. Dia berdiri dan membuka pintu, di depannya ada temannya yang sedang tersenyum manis dengan nampan di tangannya. Dia membuka pintu membiarkan temannya itu masuk.

"Aku dengar kau sakit? Belakangan ini aku melihat kau terlihat letih dan tidak bersemangat, kau harus banyak istirahat dan ini makanan dan obat, kalau kau perlu sesuatu kau bisa memanggilku."

"Terima kasih," gumam Alica lembut.

"Sama-sama." Temannya berbalik pergi, Alicia memandangi nampan itu dengan hampah. Dia mengambil sup dan memakannya dengan tidak berselera. Dia menghela napas, memutuskan menyudahi makannya, lalu mengambil obat dan menelannya dalam sekali teguk. Pengaruh obat dan kondisi tubuhnya yang lelah membuatnya tertelan dalam kegelapan. Dia berharap, ketika dia bagun ini semua hanya mimpi.

***

Edward bersiul, memasuki pintu menuju ruang tamu. Sepasang suami-istri yang sedang bermain bersama anak mereka menoleh.

"Hai, Edward. Aku sudah lama tidak melihatmu." Sophia berdiri menyambut Edward, sementara Charles menatap Edward sinis.

"Apa yang kau lakukan?"

Edward mengangkat alisnya melihat ketidaksukaan Charles. "Aku datang membawa ini." Dia menunjukkan setumpuk berkas kepada Charles.

"Serius? Ini hari Minggu dan kau masih mengganguku dengan pekerjaan?"

"Ini, minumlah dulu." Sophia meletakkan nampan, lalu duduk di sebelah Charles sambil memangku Maximilian.

"Kenapa kau yang mengantarkannya? Di mana pelayanmu yang setia?" Tanya Edward mengernyit bingung.

"Maksudmu Alicia? Dia sedang sakit, sepertinya dia bekerja terlalu keras."

Sakit? Batin Edward menyeringgai sinis. Pikirannya teralihkan, ketika tangan mungil itu terulur ke arahnya, ingin digendong oleh Edward.

"Oh, maaf. Aku sedang memegang berkas, setelah aku selesai dengan Charles, aku janji akan mengajakmu bermain."

Maximilian cemberut, tetapi janji Edward sudah cukup untuk membuatnya tenang. Sekarang Maximilian berceloteh sambil memeluk perut Sophia dengan manja—tangannya menekan-nekan payudara Sophia, lalu membenamkan wajahnya di sana. Sophia tertawa geli, Charles memandang Maximilian dengan iri, namun Charles tetap tersenyum melihat kedekatan Sophia dan putra mereka.

Edward tertawa. Putra Charles memang sangat manja dengan Sophia. Edward tahu, dalam hatinya sahabatnya, Charles—memendam kejengkelan karena waktu berduanya dengan Sophia harus didominasi oleh Maximilian.

"Ayo, kita selesaikan bisnis kita." Charles berdiri dengan jengkel. Dia melangkah ke arah ruang kerjanya diikuti Edward.

***

Baca cerita Charles & Sophia judulnya The Dark Life. Tenang sudah complete😊👀

<TBC>

Ig: @dessychandra3103

28 Juli 2018

Into a Dangerous CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang