Part 4

50.8K 2.5K 20
                                    

Baca The Dark Life, My Litte Girl, dan My Innocent Secretary juga😄

MENEMUKAN TYPO? KOMEN DI INLINE, YA😉😉😉

Happy reading😊

***

Alicia keluar dengan memakai seragam pelayan, matanya bergerak gelisah. Seragam yang dia kenakan sangat ketat dan pendek. Seragam itu memperlihatkan sebagian pahanya yang putih dan mulus dan bagian dada yang terlalu ketatㅡmembuatnya sedikit sulit bernapas. Seragam apa yang dia pakai ini? Seragam ini sangat berbeda dengan seragamnya saat masih bekerja kepada Sophia dan Charles. Mungkin nanti dia akan meminta seragam yang ukurannya lebih besar dan panjang kepada Mrs. Steel.

Alicia mulai khawatirㅡsebenarnya pekerjaan apa yang akan dia lalukan di sini? Entah kenapa perasaan sedih dan terhina merasuk dalam hatinya.

Belum lagi heels yang Alicia pakai. Tingginya mungkin 15 cm. Dia khawatir kapan saja dia bisa terjatuh. Dia tidak pernah memakai heels setinggi ini, pergelangan kakinya mulai terasa sakitㅡdulu dia hanya memakai flat shoes.

"Namamu Alicia?" Tanya suara bariton yang serak. Alicia menoleh, beberapa saat terdiam melihat pria kekar dengan wajah tampan berdiri di belakangnyaㅡdengan terburu-buru dia mengangguk.

"Ya, saya Alicia."

"Tuan sudah menunggu, sebaiknya kau cepat dan jangan membuatnya menunggu lebih lama lagi."

"Tungguㅡaku tidak tahu di mana letak kamar Tuan yang kalian maksud. Bisakah kau menujukkannya kepadaku?"

"Oke, namaku Christian. Ayo, kita akan ke gudang penyimpanan wine, Tuan sangat suka dengan wine merah. Kau harus mengingat nomor dan merknya, karena Tuan tidak akan senang jika ada yang membawakannya wine yang salah-Tuan sangat megenali rasa wine-nya."

***

Christian membuka pintu gudang, lalu menyalakan lampu. Alicia melangkah masuk, di dalam penuh dengan tong-tong berisi wine, bir, koktail, brendi, sampanye, dan masih banyak lagi. Aroma alkohol menusuk hidung. Alicia mengernyit, menahan rasa sakit di hidungnya.

"Ini adalah gudang minuman. Kau yang akan mengurusnya. Ingat, kau harus hati-hati membereskannya, jika sebuah botol jatuh apalagi tong, maka Tuan akan sangat marah."

Alicia menyentuh sebuah tong, di sana ada nominal harga dan dia nyaris memekik kaget melihat harga tong itu, sama dengan gajinya selama satu tahun. Pantas saja sang tuan marah, tentu saja! Siapa yang tidak marah, jika harus kehilangan beratus-ratus dolar.

"Alicia, ini adalah termometer ruangan. Untuk white wine, kau harus selalu mengecek dan memastikan suhunya berada di sekitar 7°C ㅡ 10°C, red wine 10°C ㅡ 18°C, rosé 7°C ㅡ 13°C, dan sparkling wine 7°C ㅡ 11°C.

Alicia mengangguk-angguk. Dalam pikirannya dia mencatat semua itu.

"Setiap seminggu sekali akan ada wine baru yang datang. Kau harus mengaturnya dengan rapi. Ingat, jangan pernah menyusunnya secara horizontal, itu akan membuat udara tidak akan masuk dan penutupnya akan selalu basah. Aturlah secara vertikal. Yang paling penting jangan pernah menyalakan lampu apalagi membiarkan sinar matahari masuk. Nyalakan lampu ketika kau akan mengambil wine saja."

"Kenapa tidak boleh terkena cahaya?" Itu hanya cairan kenapa diperlakukan seakan-akan barang rapuh, batin Alicia bingung.

Christian menghela napas. "Cahaya, terutama yang mengandung ultra violet dapat mempercepat proses penuaan wine dan membuatnya berubah rasa."

"Baiklah, aku sudah tahu. Berapa temperatur, cara menyimpan, dan apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Ini bawalah botol wine merah ini, di dapur ada gelas khusus yang selalu digunakan Tuan, aku akan menunjukkannya, tetapi lain kali, jika kau bingung kau bisa bertanya kepada pelayan lain."

Alicia mengambil botol merah, memeluknya di kedua dadanya dengan hati-hati dia mengikuti langkah Christian.

***

Alicia memandang pintu besar yang berdiri koko dengan ornamen rumit dan cantik. Pegangannya terbuat dari emas dengan berlian yang menghiasinya. Dia menyentuhnya dengan ujung jarinya, kenop itu terasa dingin. Hanya untuk pintuㅡsemewah ini? Dia tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran orang kaya. Mereka bisa mengahabiskan banyak uang hanya untuk hal-hal kecil dan tidak berguna, yang bagi orang miskin sepertinya sangat besar dan berarti.

Dia menguatkan hatinya dan mengetuk pintu. Suara bariton terdengar samar dari dalam menyuruhnya masuk.

Dia memutar kenop pintu dengan pelan. Hal pertama yang dia lihat adalah ruangan mewah dengan berbagai furniture yang terbuat dari kayu, suhu udara terasa sangat sejuk, kamar ini penuh dengan nuansa hitam. Mata cokelat tuanya memandang sofa hitam besar yang menghadap jendela. Dia bisa melihat rambut kecokelatan yang dipotong rapi dari balik sofa. Sang tuan sedang duduk membelakanginya membuatnya tidak bisa melihat wajahnya.

Alicia melangkah mendekat. Setiap langkahnya terasa berat, jantungnya berdetak keras, keringat mulai membahasahi dahinya. Dia penasaran dengan wajah orang yang sudah meneror dan mengancamnya selama ini.

"Berhenti!" Suara sang tuan begitu tegas menggema di seluruh kamar.

Alicia refleks menghentikan langkahnya. Dia nyaris terjatuh, kaget mendengar suara sang tuan yang begitu tiba-tiba. Dia segera memperbaiki letak botol dan gelas.

Jemari kuat itu menekan remote kecil di tangannya, lalu sofa berputarㅡterasa sangat lambat bagi keduanya sampai Alicia bisa melihat wajah dari sang tuan.

"Kau!" Alicia memekik kaget, sangat tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Hai, Alicia, akhirnya saat ini tiba juga."

***

<TBC>

30 Juli 2018

Into a Dangerous CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang