Part 3

55.7K 2.5K 16
                                    

Baca The Dark Life, My Litte Girl, dan My Innocent Secretary juga😄

MENEMUKAN TYPO? KOMEN DI INLINE, YA😉😉😉

Happy reading😊

***

Alicia merasakan jantungnya berdegup kencang. Tadi Edward berdiri di sampingnya, aroma sabun samar-samar tercium membuat tubuhnya menegang penuh antisipasi. Dia sadar Edward meliriknya dengan tajam, memberinya kode. Pria itu sudah tidak sabar. Dia tak sadar sudah menahan napas sampai suara mobil yang tidak lagi terdengar.

"Alicia, maaf aku lupa kau ada di sini, karena Charles sudah bersamaku—aku rasa kita bisa mendiskusikan keinginanmu yang ingin berhenti, duduklah." Sophia menghela Alicia ke arah sofa, Sophia duduk diikuti Charles.

"Berhenti? Kau mau berhenti?" Tanya Charles antara bingung dan tidak percaya. Alicia sudah tinggal sini sejak masih kecil, waktu itu orangtuanya sendiri yang membawa Alicia, menyekolahkan, dan mengizinkannya tinggal di sini.

"Ya, Tuan. Saya rasa sudah saatnya saya keluar dan mencari pengalaman baru."

"Kau perempuan dan tidak punya siapa-siapa lagi akan sangat berbahaya jika kau tinggal sendirian, apalagi kau tidak punya tempat tinggal."

"Saya punya tabungan, saya bisa mengontrak," jawab Alicia tegang. Dia mencengkeram kedua lututnya dengan tangannya sampai buku-buku jarinya memutih.

"Tetap saja sangat berbahaya," gumam Sophia tidak setuju.

"Begini saja—Alicia kau bisa bekerja di perusahaanku dan tetap tinggal di mansion ini," kata Charles. Dia memandang Alicia dengan lekat, ingin mengetahui apa yang Alicia pikirkan.

"Tidak perlu, Tuan. Pendidikan saya rendah dan sangat tidak pantas. Apa kata orang-orang nantinya, jika orang berpendidikan rendah seperti saya bekerja di perusahaan raksasa milik Tuan." Alicia menggeleng cepat, keputusan tuannya sangat diluar dugaan. Lagi pula, dia tidak bisa karena orang itu sudah tidak sabar lagi.

"Kau tidak perlu memikirkan perkataan orang, ini hidupmu dan kau yang berhak menentukannya. Terlepas dari apa tanggapan orang tentangmu—mereka sama sekali tidak berhak menilai, maupun mengkritikmu. Aku dengar nilai-nilaimu semasa sekolah sangat memuaskan, kau juga pintar dan mendapat beasiswa penuh. Jadi, aku yakin keputusanku untuk memasukkanmu ke dalam perusahaan bukanlah suatu kesalahan."

Sophia mengangguk, lalu tersenyum lembut. "Alicia, Charles benar, kalau kita terus memikirkan apa tanggapan orang tentang dirimu, maka kau tak akan pernah maju. Kau akan berhenti di tempat dibayang-bayangi oleh tanggapan orang tentangmu, jika kau maju dan terus melangkah, lama kelamaan bayangan itu hanya bisa mengikutimu dari belakang sampai kapan pun tidak akan bisa meraihmu—selamanya hanya akan menjadi bayang-bayangmu. Seseorang pernah mengatakan padaku, jika kita tidak bisa menilai orang hanya dari sikapnya saja, terkadang sikap itu terbentuk dengan sendirinya. Entah untuk melindungi dirinya, atau cara mengekspresikan dirinya. Aku tidak tahu apa yang membuatmu terlihat cemas dan khwatir, tetapi kau bisa menceritakannya kepadaku—mungkin aku bisa membantu."

Tidak ada yang bisa membantunya, selain dirinya sendiri, batin Alicia pedih.

"Alicia, di perusahaanku ada program magang untuk orang-orang yang baru lulus kuliah dan lulusan sepertimu. Kau bisa mencobanya, aku akan memberi gaji standar sesuai dengan standar magang yang telah aku tetapkan, pastinya tidak akan mengecewakan." Charles kembali membuka suara, dia menggengam jari Sophia, mengelus cincin berlian warisan turun temurun dari keluarganya. Cincin yang menjadi pembuktian perjuangan dan cintanya kepada Sophia.

Tuannya sangat royal dan Alicia tahu gaji yang ditawarkan tuannya tidak main-main, mungkin setara dengan gaji karyawan tetap di perusahaan biasa, bahkan lebih dari itu, gajinya sebagai pelayan saja bisa menghidupinya lebih dari cukup dan juga—

"Bagaimana Alicia?"

"Terima kasih, Nyonya Sophia dan Tuan Charles, tetapi saya tetap kepada keputusan saya. Saya tidak mau merepotkanㅡsebenarnya diam-diam mengirimkan lamaran pekerjaan dan saya diterima. Saya diharuskan mengikuti training dan dengan berat hati saya harus meninggalkan pekerjaan saya dan mansion ini."

"Jika itu keputusanmu, aku dan Charles tidak berhak menghalangimu. Aku pasti akan sangat merindukanmu, kau seperti keluarga dan sahabat bagiku. Oh, AliciaㅡMax pasti akan sangat merindukanmu." Sophia menatap Alicia dengan lembut, tanpa diduga dia memeluk Alicia erat-erat. Alicia tercengang beberapa saat, lalu tangannya terangkat dan membalas pelukan Sophia. Alicia tersenyumㅡmasih ada orang yang peduli padanya.

***

Alicia turun dari taksi dan menatap mansion mewah di depannya, mansion elegan bergaya eropa modern dengan warna kuning keemasanㅡsangat indah dan tentunya mewah. Tidak kalah dengan mansion Tuan Charles, batinnya.

Dia menatap pagar dengan desain mewah yang menjulang tinggi di atasnya. Temboknya tebal dan sangat tinggi, di atasnya berujung tajam dengan kawat berduri yang melingkar. Dia yakin tidak akan ada yang bisa kabur, kecuali siap tubuhnya terkoyakㅡterluka parah dan mati karena nekat melompat turun dari atas tembok tinggi.

Security yang berjaga segera membuka pintu dan dia tahu, setelah dia melangkah masukㅡmaka dia tidak akan pernah bisa keluar.

"Kau pasti Alicia. Masuklah ke dalam dan temui Mrs. Stell, dia adalah kepala pelayan di sini," gumam security itu dingin.

Alicia mengangguk. Security itu membuka pintu utama, Alicia masuk dan tercengang. Bagian dalamnya sungguh mewah. Wanita tua berpakian putih dan hitam menjemputnya, Alicia menduga dia adalah kepala pelayan di sini.

"Ikuti aku."

Alicia mengernyit, tetapi tetap mengikuti langkah lebar wanita tua di depannya.

Wanita tua itu mengeluarkan seragam pelayan juga kunci, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam. Alicia melangkah ragu, di dalam ada tempat tidur kecil, nakas, dan lemari. Semuanya berwarna cokelat.

"Saya adalah kepala pelayan. Saya yang akan mengontrol pekerjaanmu dan pelayan-pelayan lainnya." Dia menatap Alicia sejenak, lalu menaruh seragam ke tangan Alicia.

"Ini seragam dan kunci kamarmu. Ganti pakaianmu, setelah itu segeralah pergi ke kamar Tuan. Beliau sudah menunggumu," gumam Mrs. Steel kaku.

Alicia mendesah. Rupanya semua orang di sini sangat kaku dan dingin, jika pelayan dan pengawal saja seperti ini bagaimana dengan sang tuan?

***

<TBC>

30 Juli 2018

Into a Dangerous CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang