hit you with that

8.3K 1K 1K
                                    

halo!💕

•••

jalanan yang cukup lenggang membuat malam ini terasa spesial, apalagi saat tiba-tiba jinyoung datang dan menarik tangannya untuk jalan-jalan.

jihoon cukup senang dengan fakta jinyoung mengajaknya keluar ketika keduanya sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama. entah karena ulah saudara-saudara jinyoung atau jadwal padatnya selama kelas dua belas ini.

jika ditanya, apa keduanya sudah meresmikan hubungan diam-diam? entah, jihoon sudah cukup paham jika yang mereka rasakan tidak ada hubungannya dengan status pertemanan atau berkencan. asal keduanya nyaman, kenapa tidak?

biasanya jinyoung akan mengajaknya pergi berkeliling, tapi yang dilakukannya hanya memasuki alfamart dan dengan tanpa bersalahnya berjalan kearah rak parfum. tidak lama, jinyoung menyemprotkan parfum ke pergelangan tangannya.

tentu saja jihoon langsung menatap jinyoung bingung, ini anas apa vano?

"lagi kesurupan apa lo sampe jadi begini?"

jinyoung tersenyum kecil setelah menyemprotkan parfum ke tubuh jihoon lalu mengajaknya keluar tanpa membeli apa-apa. yang benar saja, siapa yang ngajarin dia begini? pikir jihoon yang pusing dengan tingkah anak ini.

jihoon tidak tahu kalau ada taman kecil di sana. yang pasti saat jinyoung menariknya dan menatapnya lekat, pasti ada sesuatu serius yang ingin dikatakan. jinyoung mendudukkan jihoon di kursi taman, sementara dia masih menggenggam kedua tangan jihoon erat.

"kenapa?"

jinyoung seolah berucap sesuatu, namun jihoon tidak mendengarnya. mulut pemuda itu bergerak namun samar terdengar, jihoon mengernyit berusaha mendengarkan dengan teliti apa yang diucapkan oleh jinyoung.

"kak—"

"HOI!"

jihoon tersentak sesaat saat semuanya berubah dengan cepat. matanya menatap sekeliling dan menemukan dirinya duduk diatas kasur ditemani boneka-bonekanya. pandangannya beredar dari setiap sudut-sudut ruangan, makin terlihat kebingungan ketika tidak ada jinyoung di sini, tempat ini jelas kamarnya.

"apaan tuh tadi, mimpi?" gumamnya bingung.

"mimpi apaan?" jihoon tersentak ketika sebuah suara menyapa telinganya, ia menoleh dan mendapati hyungseob tengah berkutat dengan buku soal-soal sbm soshum di lantai kamarnya.

ya... hyungseob linjur, ketika baru kenaikan kelas ia sempat menangis keras di kamar ini juga karena ia menyesal tidak pindah jurusan saat masih kelas sepuluh. imbasnya, dirinya saat ini harus berjuang ekstra mempelajari materi soshum agar bisa lulus sbm di universitas impiannya dengan jurusan sastra inggris.

"gak mimpi apa-apaan kok," jawab jihoon pelan, hampir bergumam. hyungseob hanya mengangguk sekilas kemudian menutup bukunya.

"yaudah, sana siap-siap," perintah hyungseob, jihoon mengernyit.

"mau kemana?"

hyungseob mendelik, "ya gramed laaaah cintaku, tadi lo yang minta gue nemenin jalan mau nyari buku sbm, ngelindur ya lo?"

ayahanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang