9. One Step to Another Past Revealed

3.8K 468 28
                                    

Bukan dengan rambut ungu dan pakaian gaya casual seperti biasanya yang menggambarkan sosok Irene pagi ini. Dia tampil rapih dengan rambut hitamnya, dan Seulgi berani sumpah bahwa Irene tampak sepuluh kali lipat lebih cantik dari biasanya.

"Bisa kutebak bahwa kau adalah penyebab semua kekacauan ini, Kang Seulgi." cibir Wendy pada sahabatnya yang masih terkejut akan kehadiran Irene di kelas mereka.

Seulgi langsung menolehkan kepalanya pada Wendy, "Apa maksudmu? Kau tau dia sama sekali tak memberiku kabar sejak kita ngobrol di cafe malam itu."

Keduanya bicara dengan suara pelan disela-sela kebisingan kelas berkat keberadaan Irene yang sangat mengejutkan dan tidak terduga. Murid-murid di kelas Seulgi tak bisa berhenti berdecak kagum dan seakan lupa bahwa mereka sedang dalam kelas, bukan di muka publik. Momo dan Mina yang biasanya tak begitu berisik, sama-sama terkagum atas sosok Irene.

Wanita mungil yang berdiri memegang sebuah buku pelajaran matematika di depan itu memang bukanlah selebritis yang saat ini sedang aktif di dunia hiburan. Irene telah lama hiatus dari kegiatannya di industri hiburan Korea sejak melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tetapi jelas saja semua penggemarnya menunggu dan tidak akan pernah melupakannya. Sayang sekali, saat ini ia lebih memilih untuk muncul sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh orang tuanya sendiri.

"Ngomong-ngomong, untuk kali ini aku tidak akan menerima pertanyaan mengenai apapun di luar pelajaran matematika. Jadi kuharap kalian bisa mengerti." tutur Irene dengan senyum tipis.

Murid di dalam kelas menyahut mengerti. Meski demikian, mereka semua masih menyimpan rasa penasaran pada guru cantik mereka di depan.

Seulgi memijit pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa pening. Konsentrasinya berantakan dan sulit untuk mengerti apa yang Irene jelaskan di depan kelas. Yang bisa Seulgi lakukan hanya menatap gerak-gerik Irene sambil bertanya dalam hati, apakah keadaan hubungan mereka berdua baik-baik saja sementara Irene menghilang selama kemarin. Lalu muncul begitu saja dengan cara seperti ini. Seulgi terkejut.

"Kang Seulgi."

"Kang Seulgi?"

"Kang-Seul-Gi!?"

Dipanggil berkali-kali, Seulgi tak kian sadar. Baru setelah Wendy menepuk bahunya, Seulgi terjaga dari lamunannya. Menarik perhatian Mina yang merasa sedikit aneh dengan sikap kikuk Seulgi. Bahkan saat dipinta ke depan untuk mengerjakan sebuah soal, Seulgi lagi-lagi kebingungan.

"Tolong kerjakan soal nomor dua di depan. Dilihat dari wajahmu, kau tampak sangat memperhatikan dan mengerti." pinta Irene, menjulurkan white marker-nya.

"Y-ya? A-aku?"

Irene menautkan alis, "Tentu. Apa ada murid lain dengan nama Kang Seulgi di kelas ini?" diedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas kemudian, semuanya menggeleng.

Seulgi berdiri, dihadiahi gelak tawa geli dari Wendy yang menutup mulut. Sementara itu, Mina memandangi Seulgi yang mulai berjalan ke depan dengan tatapan penuh tanya. Tak ada sesi perkenalan dan absen murid sejak awal kelas dimulai. Lalu bagaimana bisa Bae Irene mengetahui bahwa murid yang sedang sangat memperhatikannya itu bernama Kang Seulgi? Mina bertanya-tanya dalam hati tentang kejanggalan ini, entah temannya yang lain.

Seulgi meraih white-marker yang Irene julurkan padanya. Dia membaca soal nomor dua yang terdapat di buku pelajarannya. Gadis itu mengerutkan kening sejenak sebelum membuka penutup marker dengan gigi. Irene melihat cara Seulgi membuka tutup marker yang tampak tidak biasa dengan tatapan penuh ketertarikan sambil menahan senyum.

"Materi ini cukup menantang untuk murid di tahun kedua seperti kalian. Kuberi tau bahwa di tahun kedua, semuanya jauh lebih sulit. Bahkan dibandingkan dengan senior kalian di tahun ketiga yang hanya akan mengulang dan menambah sedikit materi." terang Irene, memandang murid-murid dadakannya hari ini dengan tatapan menakut-nakuti.

-: GIRL CRUSH :-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang